23. Tidak sendiri

5.5K 1.2K 331
                                    


Istana agak sibuk pagi ini. Jeno terus menerus melihat para dayang yang bergegas kesana kemari. Ntah karena alasan apa. Mungkin sang raja sedang memiliki tamu dan tidak pusing untuk memberitahukan hal ini kepada Jeno sang Pangeran kedua.


Tanpa kepedulian setinggi dulu, Jeno memanggil kencana kerajaan dan meminta untuk diantar ke Kastil permata hutan. Dia merasa tidak perlu lagi meminta izin kepada Raja karena dia akan menemui Renjun yang sudah resmi menjadi tunangannya sejak kemarin hari.


Pagi-pagi dia sudah terbangun seakan ada teriakan Yukhei yang membangunkannya.


Waktu untuk bersedia dan perjalanan ke Kastil permata hutan sudah berlangsung hingga matahari sudah cukup menampakkan dirinya.


Kereta kuda Jeno memasuki laman kastil tanpa masalah karena gerbang yang terbuka tanpa adanya penjaga yang mengawal.


Dia turun di depan halaman kastil yang sudah dipenuhi oleh para Croastrow dan beberapa gunung buku yang dialasi oleh balok-balok kayu dan kain. Sepertinya para Croastrow sudah kembali dari kegiatan terbang pagi mereka.


Kereta kuda kerajaan berjalan diiringi kusir yang akan meneduhkan kuda dan memberinya air, sedangkan Jeno berjalan mendekati para Croastrow.


"Ini buku-buku yang lalu kita beli?"


"Oh Pangeran Jeno! Selamat Pagi!" Sapa Yukhei dengan suara yang masih begitu kuat. Para Croastrow lain ikut menyapa Jeno dari tempat mereka berdiri dengan cara mereka masing-masing.


Chenle menarik Renjun dari tumpukan buku lain untuk mendekati Jeno. Dengan kikikan kecil Chenle mengangguk.


"Mau diapakan?" tanya Jeno lagi.


"Membungkusnya. Saudara-saudari kami akan datang berkunjung dan sekalian kami akan menitipkannya kepada mereka agar buku-buku ini bisa dibawah ke Croastrow dan dibagikan ke masing-masing perpustakaan distrik." jawab Yukhei yang kembali membuka sampul buku, membaca beberapa kalimat lalu menaruh buku itu di masing-masing tumpukan yang telah dikelompokan.


Jeno menggangguk lalu melihat tumpukan-tumpukan lain beserta para Croastrow yang melakukan kerja yang sama seperti Yukhei. "Kukira kalian akan membaca semua bukunya," kata Jeno tanpa pikir panjang. Ya dalam pembelaan Jeno para Croastrow terlalu menyukai membaca buku.


"Pfft-" Ada suatu. Suara diantara mereka berempat. Bukan Jeno, dan Jeno yakin bukan suara Yukhei ataupun Chenle. Tapi ketika dia melirik Renjun, Renjun sedang sibuk menatap lekat salah satu buku. Jeno menyipitkan matanya curiga, tapi Renjun tetap terlihat fokus.


Diantara mereka Chenle dan Yukhei saling bertatapan dengan senyuman yang tak dapat disembunyikan lagi.


"Keindahan dari ilmu adalah ketika dapat dibagikan." balas Yukhei dengan mengedikkan bahunya.


Hah, Yukhei jadi mengingatkan Jeno akan gurunya di akademi.


Mereka kembali melanjutkan tugas mereka, sedangkan Jeno berusaha untuk mengerti buku-buku tersebut dikelompokan seperti apa.

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang