Hari ini hari minggu, hari yang ditunggu-tunggu Jeno. Dari pagi saja, dia sudah pergi ke kastil permata hutan untuk terbang pagi bersama yang lain.
Oh dan sekarang Jeno memiliki teman berkuda. Atas paksaannya, Bangchan akhirnya mengadopsi 1 kuda dari properti keluarganya dan mulai belajar berkuda. Bangchanpun memberikan 1 kuda masing-masing untuk Sungchan, Karina dan Giselle agar lebih ramai (agar Bangchan tidak tersiksa sendiri).
Setelah selesai, merekapun sarapan bersama dan berbincang-bincang.
Ketika perbincangan mulai ringan tetapi masih ribut dengan Yukhei yang bercanda dengan YangYang juga Giselle dan Karin yang masih sibuk mendiskusikan perdagangan, Jeno memutarkan badannya dan menyentuh pundak Renjun.
"Apa mau berjalan di alun-alun? Hari ini lumayan cerah." tanyanya dengan usaha membuat pertanyaan itu kasual.
"Tapi kan memang selalu cerah di Phynexia pada bulan-bulan ini." ejek Bangchan dengan bisikan yang cukup kuat untuk terdengar bagi yang lain.
Karina yang duduk disamping Bangchab dengan cepat menoleh dan menyikut perut Bangchan. "Dia sedang berusaha pendekatan, bodoh!" balasnya dengan bisikan juga.
Yang lain tertawa melihat itu dan Jeno hanya dapat tersenyum pasrah karena sahabatnya. Syukur saja Pangeran Renjun mengiyakan ajakannya, jika sampai tidak Bangchan dan Karina akan mendapatkan hadiah khusus dari Jeno.
Merekapun masing-masing bersiap. Mengganti pakaian mereka yang sudah bekas olahraga pagi dengan pakaian kasual yang lebih baik. Syukur saja Jeno dan Banchan membawa baju ganti di peti kereta kuda mereka.
Jeno dan Bangchan sudah siap menunggu didepan gerbang ketika Renjun, Karina, XiaoJun dan Sungchan datang sambil membawa jubah hitam yang masih terlipat rapi.
Jeno berlari kecil untuk menghampiri Renjun terlebih dahulu. "Tidak usah pakai jubah bertudung," katanya sambil memegang tangan Renjun yang baru saja akan memberikannya jubah.
Renjun menatapnya serius, tapi dari tangan Renjun yang sempat menegang sejenak, Jeno tau ada sedikit keraguan dari Renjun untuk pergi ke alun kota tanpa bersembunyi dibalik jubah bertudung mereka.
"Tidak apa." tegas Jeno lagi.
Akhirnya Renjun mengangguk dan Jeno tersenyum sambil mengambil jubah-jubah itu dan memberikannya kepada Yukhei.
"Jangan jauh-jauh dari XiaoJun dan Renjun ya, warga-warga Phynexia. Kalian itu lemah dan rapuh!" Teriak Yukhei ketika mereka bertiga sudah akan memasuki kereta kuda, Sungchan sudah duduk disamping pak kusir, dan Renjun juga XiaoJun siap terbang diatas kereta kuda.
Para Croastrow tertawa renyah dan menanggapi candaan yang didasari kenyataan itu dengan lambaian tangan. "Kami pamit dulu!"
━╋━◇◇◇━╋━
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperial Shadow ≡ NoRen
FanfictionPangeran kedua kerajaan Phinexia telah mendapatkan amanat dari sang raja untuk menikahi putra mahkota kerajaan Croastrow. Walaupun tak siap, Lee Jeno tetap pada pendiriannya untuk mengikuti apapun perintah sang ayahanda. Walaupun perintahnya adalah...