9. Budaya

7.8K 1.6K 157
                                    

Pada minggu berikutnya, Jeno dipanggil oleh Raja Chanyeol ke ruang tahktanya. Jeno tahu apa yang akan datang, dan dia belum siap.


Selama seminggu ini belum ada yang berubah. Jeno dan Renjun belum berinteraksi sama sekali, para Croastrow memiliki kesibukan mereka sendiri dan Jeno juga punya tugas yang tidak bisa dia tinggalkan.


Agak berlebihan sebenarnya, karena Jeno tahu Mark sebagai putra mahkota saja masih sempat untuk menemui para Croastrow setidaknya sekali tiap dua hari untuk berbasa-basi. Apalagi Jisung yang selama ini selalu bersama Chenle bila sang pangeran tidak sedang terbang bersama yang lain.


Ayah Jeno duduk di kursi terbesar dan termegah diruangan yang dilapisi emas itu. Kharismanya menguar dan kekuatannya terlihat jelas. Jeno bangga punya ayah seperti Raja Chanyeol, tapi sepertinya Raja Chanyeol tidak dapat berkata hal yang sama pada Jeno.


Pandangan sang Raja lurus pada surat yang ada ditangannya dan tak bergetar, tak peduli, bahkan tak terlihat bahwa yang berdiri dihadapannya adalah anak keduanya. Jeno dalam hati sedih, tapi seorang pangeran seperti dia tidak seharusnya menunjukan perasaannya.


Disamping Chanyeol terlihat Baekhyun yang duduk penuh dengan wibawapun. Baekhyun terlihat lebih berekspresi dan menunjukan kecemasannya walau hanya sedikit.


Dan disamping Jeno sendiri ada Mark yang berdiri tegap.


"Pertunangannya akan diadakan bulan depan. Selama itu, kau perlu mempelajari adat, etika dan pengetahuan Croastrow sebagaimana kau akan bersanding dengan raja masa depan milik mereka." klaim Raja Chanyeol tanpa memindahkan pandangannya dari surat di tangannya.


Jeno sudah biasa dengan perlakuan ini, perlakuan seolah dia tidak sepenting itu untuk ayahandanya habiskan waktu.


Tangan kanan sang raja, pangeran Mark-kakaknya sendiri- kemudian melanjutkan informasi dari sang raja.


"Hendery sebagai historian dan orang yang paling terkemuka tentang pengetahuannya akan Croastrow akan mengajarimu sebulan ini." katanya.


Seakan menjadi penghitung mundur, ruangan sang Raja terbuka dan Hendery beserta Lucas masuk untuk bergabung dengan mereka.


"Ayah harap kau bisa mengemukakan pendapatmu sebagai seorang Phynexia dan mendapat titik terang dalam pola pikir seorang Croastrow karena mungkin saja kedepannya kau akan berbicara mewakili Croastrow dan bukan lagi Phinexya."


Jeno mengganggukan kepalanya. Anggukan itu cukup untuk membuat sang Raja mengizinkan mereka pergi tanpa perlu basa-basi lagi.


Tanpa iba atau peduli pada anak yang baru saja dia buang dengan alasan kenegaraan.


━╋━◇◇◇━╋━


Kini Jeno dan Hendery berada di perpustakaan kerajaan Phynexia. Perpustakaan dengan informasi yang lengkap bila Jeno boleh bangga.

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang