Sudah seminggu sejak Jeno dan Mark berbaikan. Hubungan mereka kini jauh membaik, adik bungsu mereka juga jadi ikut bergabung karena sudah tak takut dikira memihak.
Siang ini merupakan siang yang penting untuk Jeno. Dia sedang bercakap dengan sang kakak mengenai pandangan perekonomian negara ini ketika suatu suara lain muncul dan menganggu diskusi mereka.
"Mark-hyung," Jeno mengerutkan dahinya mendengar panggilan itu keluar dari mulut Pangeran Donghyuck yang baru saja memasuki ruang kerja Mark.
"Ada apa Pangeran Donghyuck?"
Sang Pangeran Traliana itu memajukan bibirnya sambil menyentuh ujung tanduknya berulang kali. "Pangeran Renjun menjauhiku lagi. Padahal kan aku ingin mengajaknya berteman." rengek sang pangeran.
Memang sejak Pangeran Donghyuck datang sang Raja dan pendampingnya terus-terusan memanggil Jeno dan Renjun untuk makan bersama mereka. Hal ini menyebabkan Renjun yang bolak balik ke Istana, dan pada ujung hari dibuntuti oleh Pangeran Donghyuck yang selalu ingin mengajak berteman.
Jeno menatap nyalang Traliana di depannya. Enak saja dia bertindak seperti korban ketika dia yang menyebabkan hal ini sendiri. "Hei, aku ingin tandukmu boleh?" teriak Jeno.
Jisung yang daritadi sudah gugup melihat wajah Jeno sejak Donghyuck datang langsung panik. Dia berdiri dan menahan tubuh Pangeran Donghyuck yang sudah ingin maju dan menampar kakaknya.
"APA MAKSUDMU?!" teriak Pangeran Donghyuck. Kini ujung tanduknya memancarkan sinar berwarna merah.
Mark sudah menggenggam bahu adiknya sebagai peringatan, tapi Pangeran Kedua tersebut malah memutar matanya malas. "Itu yang kau katakan pada Pangeran Renjun di pertemuan pertama. Kau bilang ingin bulu sayap Croastrow atau sirip Mermadian. Ya sekarang kubalikkan, aku ingin tandukmu boleh?"
"Tapi kan kemarin aku hanya bercanda!" bela Donghyuck.
"Ya aku juga hanya bercanda tapi kau tetap tersinggung kan?" balik Jeno dengan mata memicing.
Mulut Pangeran yang lebih muda terbuka lebar seakan tak percaya dengan perkataan Jeno. "Hyung," rengeknya pada sang Putra Mahkota Croastrow.
"Hyang hyung hyang hyung, dia hyung-ku! Dan kau seharusnya memanggilnya Pangeran Mark."
"Loh, terserahku dong?!"
"Ngga lah! Memangnya anda siapa dan punya hak apa atas kakak saya!"
"Calon tunangannya!"
"Kau lupa ya kau ditolak oleh Mark-hyung didepan keluarga kami?"
"Hyung sabar dulu hyung sabar." Bujuk Jisung yang kelihatan semakin panik dengan pertengkaran yang kian memuncak.
"Jen." ancam Mark.
Jeno mencebik kesal. Dia mengambil barang-barangnya dengan cepat dan meninggalkan ruangan itu. "Bela saja terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperial Shadow ≡ NoRen
FanfictionPangeran kedua kerajaan Phinexia telah mendapatkan amanat dari sang raja untuk menikahi putra mahkota kerajaan Croastrow. Walaupun tak siap, Lee Jeno tetap pada pendiriannya untuk mengikuti apapun perintah sang ayahanda. Walaupun perintahnya adalah...