Pangeran kedua kerajaan Phinexia telah mendapatkan amanat dari sang raja untuk menikahi putra mahkota kerajaan Croastrow. Walaupun tak siap, Lee Jeno tetap pada pendiriannya untuk mengikuti apapun perintah sang ayahanda.
Walaupun perintahnya adalah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno akan menaikan gaji Bangchan bulan depan. Hitung-hitung bayaran yang ditanggung karena Bangchan melakukan permintaan setengah kereta kudanya dengan baik.
Jeno bangga pada dirinya sendiri karena setelah menjemput Renjun dengan kereta setengah itu, Renjun menampilkan raut wajah baru yang tak pernah dilihat Jeno. Gabungan antara terkejut, terharu dan puas.
Hari ini mereka hanya dikawal Sungchan yang duduk di samping pak kusir lagi. Sedangkan Bangchan dan Karina menaiki kereta kuda lain yang beriringan dengan milik sang pangeran.
Pakaian Jeno juga lumayan memuaskan untuk dirinya. Kain beludru memang selalu dianggap yang paling superior, tapi dia rasa desain yang tidak berlebihan dan warna merah yang tepat seperti rambutnya membuat kesan yang berbeda dari pangeran kedua dulu yang belum dewasa dan masih tenggelam dalam motif emas baju pestanya.
Dan bukan cuma pakaian, Jeno rasa dia juga sudah berubah. Dia kini datang dengan percaya diri, tangan bertaut dengan Pangeran Renjun ketika kedatangan mereka diumumkan di pintu utama. Dirinya yang dulu selalu disambut sendiri, berjalan sendiri, dan langsung mencari Grand Duke Yunho atau beberapa aristokrat lain untuk menjadi tamengnya. Baru dari situlah dia akan perlahan keluar dan berinteraksi dengan aristokrat lain.
Pangeran kedua itu dulu lebih nyaman berbaur dalam lingkungan kecil yang terkontrol dan bukan pesta-pesta besar seperti ini. Tapi sekarang, rasanya ruangan yang luas dan orang yang banyak tak lagi menimbulkan ketakutan atau kewaspadaan dari dirinya.
"Ah jadi karena ini pangeran Jeno sudah tidak sering datang ke perkumpulan kelas atas?"
"Dibutuhkan 2 orang untuk membangun keluarga,"
"Heh, tak kusangka pangeran memiliki selera serendah ini. Lihat saja berpakaian ke pesta saja seperti itu."
Ternyata, kasta tidak menunjukan tingkat pendidikan seseorang. Ternyata para aristokrat lebih kejam dalam perkataan mereka dibandingkan para rakyat yang walau membenci Croastrow tidak menunjukan kebencian mereka secara gamblang.
