26. Anugerah

8.1K 1.1K 526
                                    


Setelah dua hari bermalam di villa milik Bang. Subuh-subuhnya rombongan itu sudah bersedia untuk pergi ke pusat kota Merahia.


Syukurnya mansion Archduchess Park Yeonghwa berada di tepi pusat kota dan memiliki jalan untuk kesana tanpa harus melewati alun-alun terlebih dahulu.


Mereka tiba di mansion itu disambut oleh kepala pelayang, beberapa maid dan kepala ksatria. Setelah memberi hormat kepala pelayan dengan sopan memohon izin untuk mengantarkan rombongan mereka menghadap Archduchess Yeonghwa.


Kepala pelayan itu mengetok pintu dan mempersilahkan mereka masuk.


"Hormat, putri Yeonghwa," salam Jeno dan Bangchan sambil menunduk. Para Croastrowpun melakukan hal yang sama walau terlihat dari posturnya bahwa etiket memberikan hormat mereka itu berbeda.


Arcduchess Yeonghwa mengangkat kepalanya dari tumpukan kertas dengan begitu terkejut. "Jeno?"


Arcduchess Yeonghwa langsung mengumpulkan dirinya dan meminta mereka untuk duduk. Diapun memanggil kepala pelayan dan meminta untuk disiapkan teh dari Lotus Phynexia yang paling baru dipetik.


Ketika semua sudah siap dihidangkan dan Yeonghwa sudah duduk bersama mereka di lingkaran sofa dalam ruang kerjanya, Archduchess Yeonghwa memegang pipinya sambil berpikir. "Seandainya kau memberitahu lebih cepat bahwa kau akan berkunjung, Winter pasti sudah mengambil jatah liburnya dari akademi.


"Anak itu benar-benar menjadikanmu panutannya. Sekarang dia menyesal tidak memasuki akademi saat kau masih disana."


Jeno tersenyum dengan rasa bersalah. Winter adalah sepupunya yang merupakan anak sulung dari Archduchess Yeonghwa. Diantara sembilan sepupu Jeno lewat ayahnya, hanya Winter yang lahir ditahun yang sama dengan Jeno.


Seharusnya Winter dapat masuk akademi bersamaan dengan Jeno, tapi sepupunya itu memilih untuk menunda ujian masuknya karena dia ingin bersenang-senang dulu.


Senang-senang yang Winter ambil ternyata memakan waktu 4 tahun, dan kini dia masuk ke akademi bersama adik keduanya.


"Maaf tak dapat menyambutmu secara personal. Akhir-akhir ini suhu semakin meningkat, kebakaran hutan semakin sering terjadi dan banyak yang harus kami lakukan untuk menanggulanginya." ungkap Yeonghwa dengan napas yang berat.


"Apa kau tahu daerah Merahia yang ada pada gunung Phoebi semua sudah hangus dan tak mungkin ditanami apa-apa lagi?" sambungnya lagi.


Jeno menaruh cangkir teh yang baru saja ia sesap. "Kenapa begitu?"


"Tanahnya menjadi terlalu panas, tumbuh-tumbuhan yang tadinya ada disitu mati semua. Lalu sejak ledakan kemarin, lava seakan muncul dari dasar-dasar tanah dan mengubah tanah menjadi batu dari lava yang mendingin. Dan abu-nya. Syukurnya angin sedang berpihak pada kita sehingga arah anginnya berlawanan dengan kota-kota kita. Tapi tetap saja." keluh Yeonghwa.


Archduchess Yeonghwa atau yang dulunya merupakan putri bungsu Phynexia sebelum takhta turun pada kakaknya Chanyeol memang terkenal dengan sifatnya yang terus terang tanpa takut konsekuensi.

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang