20. Keluarga

7.6K 1.3K 531
                                    


Seorang pengawal dengan tergopoh-gopoh memasuki ruangan rapat dimana Chanyeol duduk bersama dengan para pejabat. Pengawal itu menggunakan pakaian khusus pengawal kota, terlihat sangat sederhana dibandingkan pengawal istana dan apalagi para ksatria yang berjaga di ruangan itu.


Wajah pengawal itu sangat pucat kala dia menunduk memberi hormat, nafasnya juga tersengal-sengal. "R-raja! Pangeran Jeno baru saja diserang!" katanya dengan suara yang dia paksakan keluar walau gugup ada di depan para petinggi negeri itu.


Para pejabat juga Raja Chanyeol membolakkan mata mereka. Tadi Translator Yukhei sudah datang dan memberitahu Chanyeol bahwa Pangeran Jeno akan ikut dengan para Croastrow ke kota.


Dari lagaknya terlihat bahwa dia dipinta oleh Pangeran Renjun, mungkin Pangeran Jeno tak ingin lagi meminta izin. Hal itupun jelas dari bagaimana Yukhei datang dan memberitahu, bukan datang untuk meminta izin.


"Yang Mulia Raja," panggil Grand Duke Yunho menyadarkan Chanyeol dari fase kagetnya.


Seketika rambut Chanyeol mengeluarkan percikan api, suhu di ruangan itu pun sudah naik drastis. "Siapa yang berani-"


Pengawal tadi segera membungkukkan lagi badannya sebelum menjawab dengan suara bergetar. "P-para Croastrow sedang menjaga pangeran Jeno, sekarang tiga orang dari mereka sedang mencari dan mengejar sang pelaku, Yang Mulia."


"Dimana Jeno sekarang?"


Ada jeda sebelum pengawal itu kembali menjawab. "Croastrow tidak bergerak dari tempat penyerangan, Yang Mulia. Dan mereka sama sekali tidak membiarkan siapapun mendekat, termasuk kami."


Dan ruangan itu kembali tenggelam dalam udara yang memanas.


━╋━◇◇◇━╋━


"Pak kusir! Cepat dong astaga!!!" Paksa Jisung yang tak bisa diam dalam duduknya.


Kabar bahwa kakaknya diserang saat berada di alun-alun kota sudah sampai ke telinganya, dia tanpa takut langsung berlari ke tempat penyimpanan kereta kuda kerajaan dan memerintahkan seorang kusir yang berjaga di situ untuk segera mengantarnya.


Disaat seperti ini Jisung benar-benar merasa tak berdaya. Kakak sulungnya sedang berada di luar kerajaan, Jisung sibuk dengan tutornya mengingat debutante depan adalah panggungnya dan ya Jeno yang sedang sibuk dengan persiapa pertunangan dengan Pangeran Renjun.


Jisung sangat-sangat berharap dia dapat mengendarai kuda seperti Jeno-hyungnya hanya agar dia dapat lebih cepat sampai daripada bergantung pada kusir dan kereta kuda yang tentu lebih lambat dibanding memacu kuda sendiri.


Menit-menit menuruni kota dari kerajaan terasa begitu lama, tetapi sesampainya mereka di alun, Jisung langsung melompat turun.


Alun-alun sendiri sekarang kosong kecuali Para Croastrow dan Jeno, juga para ksatria dan pengawal Phynexia yang berdiri siaga dengan pedang diacuhkan kepada Para Croastrow. Rakyat sendiri berada pada ujung-ujung persimpangan, menyaksikan dengan penuh penasaran.

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang