48. Perubahan

4.5K 453 61
                                    

Sudah seminggu Karina terus menerus mempertimbangkan surat yang ditujukan kepadanya dimana surat itu memiliki lambang keluarga Yoo. Isi surat itupun singkat padat dan jelas bahwa sang ayah: Viscount Yoo, meminta anaknya untuk bertemu sekedar pesta minum teh di mansion mereka.

Setelah banyak perhitungan itu, Karina akhirnya menyetujui untuk bertemu. Dia sudah meminta izin kepada Pangeran Renjun untuk cuti dari jabatannya sebagai Lady in Waiting sang pangeran demi pergi ke Merahia untuk menemui ayahnya.

Selain itu dia berniat untuk mengunjungi kediaman keluarga Professor Kim di Merahia. Kim Seungmin dan Yang Jeongin yang menjadi peneliti utama Inferno melakukan penelitian mereka di laboratorium pribadi hadiah pemberian dari sang ayah.

Pikiran positif Karina hanya terus menyemangati, bahwa jika tidak ada hal baik yang dapat ia tuai dari bertemu dengan ayahnya, setidaknya dia akan dapat melihat dan meninjau secara langsung perkembangan sejawatnya di Merahia.

Maka berangkatlah Karina dari Kastil Permata Hutan menggunakan kereta yang disediakan Phynexia untuk Croastrow.

Setelah dua hari perjalanan dari ibu kota Phynex ke Merahia, Karina disambut oleh kepala pelayan Mansion Viscount Yoo. Kepala pelayan itu membawa Karina ke ruang kerja Viscount, dimana sang ayah sudah duduk menunggu sambil menyeruput dari cangkir teh yang dia pegang.

Karina tidak disambut dengan hangat oleh sang ayah. Viscount Yoo tanpa jeda meneruskan acara minum tehnya hingga sang kepala pelayan keluar dan menutup pintu.

"Akhirnya anakku yang tidak berpendidikan ini datang menemuiku." Cemooh sang Viscount sebagai kata pembuka.

Karina menghiraukan kalimat itu dan memilih langsung menduduki sofa tepat berhadapan dengan sang Viscount, bahkan tanpa permisi atau izin dari sang pemilik. "Aku telah mendapatkan pendidikan tertinggi yang Phynexia tawarkan untuk seorang perempuan." Sahut Karina dengan tenang. Dia meminta satu-satunya pelayan wanita disitu yang sedang memegang pot teh untuk segera menuangkan teh baginya juga.

"Dan kau bangga untuk hal itu?" Tanya Viscount Yoo sambil menatap nyalang pada Karina yang bertindak tidak sopan di depannya. "Ya terserah, lagipula itu tidak ada nilainya setelah kau memiliki suami." 

"Apa yang ayah inginkan dariku?" Balas Karina masih dengan nada yang tenang.

"Adikmu sedikit lagi akan mewarisi harta warisan milik Keluarga Yoo. Dia masih harus belajar, jadi kembalilah dan gantikan posisi adikmu untuk sementara."

Karina tertawa kecil lalu menatap ayahnya. "Sementara yang ayah maksud adalah untuk aku menggantikannya secara suka rela dengan semua kredit keberhasilanku akan diberikan pada adikku kan?"

"Tentu saja. Itu kan memang bisnis untuk adikmu. Mendapat pengalaman mengelola bisnis itu sudah merupakan sebuah kehormatan untuk anak perempuan. Kau sadar kan ayah memberikanmu kesempatan yang tidak diberikan orang tua lain untuk anak perempuannya?" Kata sang Viscount dengan enteng sambil melambaikan tangannya seakan semua adalah sesuatu yang wajar.

Pertahanan Karina di detik itu juga hancur. Sikap tenang yang masih menyisahkan sedikit harapan bahwa ayahnya telah berubah dan mungkin mengakui keberhasilan anak perempuannya telah sirna.

Sikap ayahnya tak berubah. Masih sama mengampangkan apapun yang Karina lakukan, dan tak pernah mengakui pencapaiannya hanya Karina adalah seorang anak perempuan.

Karina lelah harus terus hidup untuk keluarganya namun tidak diakui sebagai seorang anak. Karina lelah hanya hidup untuk menunjang adiknya yang bahkan tak pernah peduli akan bisnis keluarga mereka, tetapi akan mewarisi semua itu karena dia seorang anak laki-laki. Mewarisi semua jerih payah yang Karina tuangkan, tapi tak peduli bahwa kakaknya tidak mendapatkan apa-apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imperial Shadow ≡ NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang