Pukul 13.10
Mobil polisi yang dimasuki Dania berhenti. Mobil itu berhenti tepat di depan Kantor Pengadilan Negeri. 2 polisi keluar dari mobil. Membuka pintu belakang dan menarik Dania keluar.Tangan gadis itu dengan cepat di borgol ke belakang. Kemudian 2 polisi tadi berjalan menuntunnya masuk. Sampai-lah pada sebuah tempat yang menegangkan. Sebuah ruang sidang yang biasa digunakan untuk mengadili kasus-kasus keburukan.
Gambar ruang sidang yang dimasuki Dania :
Di ruangan itu terdapat puluhan kursi. 3 kursi dengan meja besar di bagian depan diduduki oleh seorang ketua hakim dan 2 hakim lain di sebelahnya.
Di bagian tengah ruangan, tampak Silvi yang tengah duduk di kursi saksi. Dan di bagian kiri ruangan, terdapat 3 kursi dan 1 meja yang menyamping. 2 kursi di antaranya diduduki oleh penasihat hukum, sedangkan 1 kursi lagi diduduki oleh gadis bejat bernama Yasmin.
Tampak pula Althar dan Bunda di sana. Juga beberapa pengurus Asrama Keputrian yang menduduki kursi pengunjung di belakang.
Sekujur tubuh Dania menegang. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kematian Luna kemarin sudah terungkap? Mengapa lokasi saat ini adalah ruang sidang pidana? Dan mengapa ada hakim dan anggota sidang lain di dalamnya? Dania sungguh tak mengerti. Tak sepatah katapun dari polisi yang dapat menjelaskan pertanyaan di kepalanya.
Polisi yang menuntun gadis itu berhenti. Berdiri di bagian kiri ruang sidang sambil menahan lengan Dania.
Dugaan yang di kepala Dania memang benar. Akan dilangsungkan sidang pidana mengenai kasus kematian Luna kemarin. Dan sidang ini, akan segera dimulai beberapa detik ke depan.
~
"Saksi dipersilahkan untuk berbicara." Ketua hakim berkata. Persidangan itu sudah setengah berjalan. Kini waktunya "saksi" memberikan kesaksian.
Silvi yang duduk di kursi saksi beranjak. Berjalan satu langkah ke depan, mendekati sebuah mikrofon yang ada di depan meja majelis hakim.
"Nama saya Silvi Amanda. Saya berada di persidangan ini sebagai seorang saksi, atas kasus pembunuhan remaja perempuan bernama Tarisa Luna yaitu teman saya." Silvi memulai kesaksian.
"Saya adalah seorang sahabat dari terdakwa Yasmin. Saya sudah mengenal Yasmin sejak delapan tahun yang lalu. Dia adalah perempuan yang kejam, keras, dan dia juga sering memperbudak anak-anak perempuan di asrama kami." Silvi menatap kilas Yasmin di kursi terdakwa.
Silvi menarik napas, "Dari sekian banyak perempuan di asrama, Almarhumah Luna adalah anak perempuan yang dijadikan Yasmin sebagai budak utamanya. Sudah dari tahun 2011 yang lalu Almarhumah Luna diperbudak oleh Yasmin."
Deg...
Semua mata terbelalak. Terkaget mendengar kesaksian yang dikatakan Silvi, begitupun dengan Dania. Benar-benar baru saat itu Dania mengetahui fakta bahwa Luna sudah diperbudak oleh Yasmin sejak 8 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)
Roman d'amour"𝘼𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢 𝙙𝙖𝙧𝙞𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙞𝙧 𝙡𝙖𝙪𝙩?" Diselimuti dengan pedihnya sudut semesta yang hanya diberikan kepada insan-insan yang malang. Hari itu tanggal 28 September 2018, keberuntungan sudah tak in...