JANJI

60K 8.4K 200
                                    

Dringg...
Pukul 13.30.

Bel pulang sekolah berbunyi.
Terdengar sangat nyaring. Menembus ke berbagai penjuru sekolah. Para siswa dan siswi SMA berbondong-bondong meninggalkan kelas.

Tersisa Dania dan Veni di dalam kelas 12 D. Keduanya duduk sambil sibuk membaca buku pelajaran untuk persiapan lomba cerdas cermat esok lusa.

Dua Gadis itu belajar mandiri tanpa disuruh oleh Bu Tari. Hari itu memang tak ada jadwal belajar bersama. Pembelajaran usai pulang sekolah siang itu memang datang dari kesadaran diri Dania dan juga Veni.

TOK! TOK! TOK!
Seseorang mengetuk pintu kelas dengan sangat keras. Membuat Dania dan Veni yang sedang fokus belajar sangat terkejut.

Seorang murid laki-laki tiba-tiba masuk ke dalam kelas. Berjalan menghampiri meja Dania dan Veni. Pria itu adalah teman sekelas Dania. Namanya "David".

"Dan! Ini ada yang ngasih hadiah buat kamu." Seru David. Pria itu menjulurkan sebuah kotak hadiah bergambar kartun Hello Kitty kepada Dania.

"Dari siapa, Vid?" Dania menatap heran.

"Dari siapa?" Timbrung Veni juga penasaran.

"Kamu nggak perlu tau. Orangnya bilang, jangan kasih tau siapa-siapa. Apa lagi kalian berdua." Jawab David. Pria itu langsung berbalik. Berjalan keluar kelas. Meninggalkan kotak hadiah yang baru saja ia beri.

Kotak hadiah tersebut dikirimkan oleh sosok murid laki-laki. Bukan dari David. David hanya sebagai perantara untuk mengirimkan kotak hadiah tersebut kepada Dania.

Foto kotak yang diberikan David

Foto kotak yang diberikan David

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dania tiba-tiba tersenyum malu. Terlihat cukup aneh dan menjanggalkan. Tangannya perlahan mengambil kotak yang diberi David itu.

"Kok senyum-senyum, Dan?" Veni menatap heran. Dania tampak seperti salah tingkah. Padahal Gadis itu tak tahu dari siapa kotak tersebut diberikan.

Dania hanya diam, tidak memedulikan pertanyaan Veni.

Krusuk... Krusuk...

Gadis itu menggoyang-goyangkan kotak tersebut. Mendengarkan suara benda di dalamnya. "Apaan ya isinya?"

"Mana gue tehe!" Sahut Veni.
Dania terdiam. Gadis itu masih tersenyum menatap kotak hadiah itu. Membuat Veni semakin merasa aneh.

Veni menatap Dania penuh curiga, "Kenapa senyum-senyum si Dan? Jangan-jangan kamu..."

"Jangan-jangan apa?" Dania memotong. Matanya menatap kesal.

"Jangan-jangan kamu suka sama David lagi?" Lanjut Veni dengan santai. Masih menatap curiga wajah Dania.

"Heh! Jangan aneh-aneh deh, Ven. Aku senyum-senyum gini bukan karena suka sama David! Lagian kan David cuman ngirim doang. Bukan dia yang ngasih." Dania membuang muka. Merasa kesal mendengar ucapan sahabatnya.

"Terus kenapa kamu senyum-senyum? Emangnya kamu tau siapa yang ngasih kotak itu?" Veni bertanya kembali.

Dania berbalik menghadap wajah Veni, "Temen sebangku David siapa?"

"RYO?" Veni berteriak dengan sangat kencang. Mengisi sunyinya suasana kelas siang itu.

"Hmm... mungkin." Dania tersenyum malu. Ia kemudian membuka kotak hadiah itu.

"Waaahh.." Dania terkejut. Merasa sangat kagum melihat benda di dalam kotak itu.

"Wahh... gelangnya bagus banget!" Veni ikut terkagum.

Hadiah yang berada di dalam kotak tersebut adalah sebuah gelang. Sebuah gelang logam yang terlihat sangat indah. Bagian depan gelang tersebut terukir sebuah gambar tangan yang menjulurkan bunga. Dania benar-benar sangat terkagum melihat gelang tersebut.

Gadis itu kemudian memasangkan gelang logam itu di pergelangan tangan kirinya. Gelang itu sungguh terlihat indah.

Gambar gelang logam itu :

"Sepertinya, sebentar lagi seorang gadis cantik akan menemukan pasangannya nih!" Veni menggoda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sepertinya, sebentar lagi seorang gadis cantik akan menemukan pasangannya nih!" Veni menggoda. Menatap jahil ke arah Dania.

"Hahahahaha!" Dania sontak tertawa. Tangannya mencubit pergelangan tangan Veni.

"Kapan ya, Althar ngasih aku hadiah kaya gini? Mungkin nanti langsung ke pelaminan kali, ya?" Gurau Veni. Kepalanya mendongak ke arah atas. Menghayal.

Kedua sahabat itu seketika tertawa terbahak-bahak. Mengisi senyapnya suasana kelas 12 D.

"Aku kayanya beruntung banget deh, Ven, punya sahabat lucu kaya kamu," Dania memotong Veni yang masih tertawa.

"Aku juga beruntung kok, Dan, punya sahabat kaya kamu!" Balas Veni sambil berusaha menghentikan tawanya.

"Nggak kebayang banget nggak sih? Kalo misalkan kita dipisahin? Aku kayanya nggak bakal kuat hidup tanpa kamu." Lanjut Veni dengan wajah menyemberut.

"Kita nggak boleh pisah sampe kapan pun! Walau udah nikah, udah beranak pinak, kita harus tetep sahabatan. Kita harus jadi sahabat selamanya!" Ucap Dania dengan penuh rasa yakin.

"Janji?" Dania menjulurkan jari kelingkingnya. Meminta persetujuan kepada Veni.

"Janji!" Veni dengan cepat mengikat jari kelingkingnya pada jari Dania. Menyetujui janji yang diminta sahabatnya itu.

"Aku takut kehilangan sahabat kaya kamu, Dan." Veni menatap sedih ke arah Dania. Wajahnya sangat cemberut.

"Aku juga takut kehilangan kamu, Ven." Balas Dania sambil menatap sedih wajah Veni.

Siang itu ruangan kelas 12 D dipenuhi dengan rasa haru oleh janji 2 Gadis itu. Dania dan Veni sangat yakin bahwa mereka tak akan berpisah sampai kapan pun. Semoga saja itu akan benar terjadi.

Tuhan, berikanlah takdir terindahmu.

• • •

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang