Kamis, 14 Maret 2019.
Pukul 06.20Hari ini adalah hari pertama Dania bekerja. Tepat 2 hari setelah wawancara Zafran. Gadis itu sungguh sangat antusias. Hatinya semangat untuk pergi bekerja pertama kali.
Dania sudah berpakaian rapi. Mengenakan sebuah seragam kantor yang dikirimkan kepadanya kemarin sore. Ia baru saja selesai menghabiskan bubur yang dibeli Nenek untuk sarapan pagi. Kemudian langsung beranjak menuju kamar, untuk mengambil tas ransel miliknya.
Tak lama kemudian, terdengar suara deburan knalpot dari arah luar. Suara itu berasal dari sebuah motor. Seorang ojek online, yang dipesan oleh Dania beberapa menit lalu.
Gadis itu berjalan kembali ke ruang makan. Hendak berpamitan kepada Nenek, untuk berangkat ke kantor.
"Ojek Dania udah dateng, Nek! Dania pergi dulu ya?" Dania berjalan mendekati Nenek.
"Oh, ya udah berangkat aja. Hati-hati!" Nenek yang tengah menghabiskan sarapan menoleh.
"Dania pergi ya, Nek, assalamualaikum!" Gadis itu menyalami tangan Nenek.
"Waalaikumussalam!" Nenek tersenyum melihatnya.
Dania dengan cepat berjalan keluar. Tergesa-gesa mendatangi ojek online-nya di halaman. Ini adalah hari pertamanya. Ia tak mau memberikan kesan jelek bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.
Bapak ojek langsung memutar gas usai Dania naik ke atas motor. Berangkat menuju kantor perusahaan media, meninggalkan halaman rumah Nenek.
~
Pukul 06.45
Motor ojek online Dania berhenti. Tepat di depan sebuah bangunan bertingkat berukuran besar. Mereka telah sampai di tujuan. Bangunan itu adalah kantor perusahaan media, tempat Dania bekerja.Dania langsung turun. Memberikan ongkos dan berjalan menuju lobi gedung. Tangannya bergerak mengambil ponsel di dalam kantung. Hendak menelepon pria yang mewawancarai-nya kemarin.
Kemarin, Zafran telah mengirim pesan kepada Dania. Pria itu bilang, ia akan menemani dan mengarahi Dania di hari pertama ini. Itu lah sebab mengapa Dania menelepon Zafran sesampai di sana.
Namun telepon Dania tak diangkat oleh pria itu. Entah ada apa, atau-pun kenapa. Gadis itu akhirnya memutuskan untuk berdiri di lobi kantor. Terus berusaha menelepon Zafran berkali-kali.
"Assalamualaikum, Dania!" Seorang pria menyapa dari belakang. Mengangetkan Dania yang tengah sibuk dengan ponselnya. Sosok pria itu adalah Zafran.
"W-waalaikumussalam!" Dania menjawab sedikit terkejut.
"Yuk, ikut aku!" Zafran tersenyum simpul. Menjulurkan tangan, sebuah isyarat menyuruh untuk mengikutinya.
Sebuah kantor yang sangat besar dan luas. Hampir setiap sudut ruangan yang Dania lewati ketika masuk mengikuti Zafran, terdapat sebuah pendingin ruangan. Suasana di sana berada di antara sejuk dan dingin.
Lantainya terbuat dari marmer hitam berukuran besar. Dindingnya dicat bertemakan elegan dengan warna abu-abu, putih, cokelat muda, dan biru gelap. Terkesan mewah dan modern.
Kondisi dalam kantor sangat terang. Meski sudah pagi, di sana tetap menyalakan lampu untuk menerangi ruangan-ruangan kerja. Zafran mengajak Dania untuk naik ke lantai atas. Ruangan tempat Dania bekerja berada di lantai 3.
Pria itu tampak berjalan masuk ke sebuah ruangan. Yaitu ruangan tempat Dania bekerja. Ruangan itu sangat besar dan cukup luas. Di dalamnya berjejer banyak meja dan kursi milik masing-masing karyawan. Setiap mejanya difasilitasi 1 komputer dan perlengkapannya. Juga kursi yang dapat berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)
Roman d'amour"𝘼𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢 𝙙𝙖𝙧𝙞𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙞𝙧 𝙡𝙖𝙪𝙩?" Diselimuti dengan pedihnya sudut semesta yang hanya diberikan kepada insan-insan yang malang. Hari itu tanggal 28 September 2018, keberuntungan sudah tak in...