CINTA PRIA TAMPAN

30.4K 5.1K 1K
                                    

Sabtu, 23 Maret 2019.
Hari ini adalah hari dimana Althar akan menyusul Bunda dan Sarah untuk pindah ke Surabaya.

Saat itu jam menunjukkan pukul 09.00. Pria itu sudah siap dengan barang-barang yang akan ia bawa dan akan segera pergi menuju bandara. Pesawat yang akan membawanya ke Surabaya akan terbang pada pukul 11.30.

Althar akan ditemani oleh Dania menuju bandara. Mereka berangkat ke bandara menggunakan taksi yang dipesan secara online.

Pukul 10.00.
Taksi yang berisi Dania dan Althar berhenti di depan lobi terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Dengan sigap 2 insan itu langsung turun. Althar menurunkan kopernya di bagasi. Sedangkan Dania berinisiatif untuk mengambilkan sebuah troli.

Althar mulai berjalan masuk. Diikuti dengan Dania yang terus membututi di belakang. Akhirnya pria itu terhenti setelah check in tiket. Sampai di batas dimana harus menunjukkan tiket yang dimiliki.

"Udah ya Dan? Kamu nggak bisa ikut masuk lagi. Harus nunjukin tiket soalnya." Althar berbalik ke belakang. Tersenyum tipis menatap Dania.

Dania mengangguk. Kepalanya tertunduk menghadap lantai. Rasanya sedikit sedih pria di hadapannya itu harus pergi. Namun tak apa, ia hanya pergi sebentar. Pasti akan kembali lagi.

"Ya udah, Dan, aku pergi dulu. Assalamualaikum!" Althar berbalik kembali. Hendak berjalan meninggalkan.

"Tunggu!" Dania tiba-tiba berteriak. Menahan, tepat di langkah ke-2 Althar.

"Kenapa, Dan?" Althar berbalik kembali. Keningnya mengerut merasa bingung.

"Aku mau nanya sesuatu boleh, nggak?" Dania berkata dingin. Menatap tegang wajah tampan pria di hadapannya.

"Mau nanya apa, Dan? Langsung tanya aja. Boleh, kok!" Althar tak mau basa-basi. Langsung mempersilahkan.

Dania menarik napas panjang. Bersiap. "Hmm... sebenernya kamu cinta nggak, sama aku?"

DEG!

Wajah Althar menegang. Reflek menunduk, terkejut mendengar pertanyaan gadis itu.

"Maksudnya? Buat apa, Dan? Buat apa kamu nanyain kaya gini?" Dengan hati yang tegang, pria itu bertanya.

"Thar, sejujurnya dari hati yang paling dalam, aku cinta sama kamu, Thar! Aku udah jatuh cinta sama kamu dari lama... banget! Aku pengen tau isi hati kamu. Aku nggak mau terlalu lama berharap sama perasaan laki-laki, Thar! Pertanyaanku cuman itu, apa kamu juga cinta?" Dania menelan ludah. Tak mudah mengatakan hal itu. Dania sudah mempersiapkan diri dari kemarin.

Althar terdiam. Menunduk tak menjawab.

"Aku mau tau, Thar. Please... selama ini hatiku bertanya-tanya. Aku nggak pernah tau isi hati kamu. Aku butuh banget kepastian, Thar!"

"Kepastian buat apa, Dan? Buat nambahin dosa? Kita ini bukan suami istri. Kita nggak punya hubungan yang halal. Kita cuman sekedar temen!" Althar memotong. Bisik tajam dari mulutnya.

"Thar, aku cuman pengen tau. Lagi pula bukannya kalo kita mencintai seseoranh, kita harus menyampaikan cinta itu kepada orang yang kita cintai? Itu-kan yang ada di hadits?!" Dania semakin mendesak.

"Iya, itu emang bener, Dan. Tapi cinta yang kamu bilang, bukan cinta yang dimaksud di dalam hadits itu. Haram bagi laki-laki nyatain cintanya sama perempuan yang bukan mahram. Kecuali niatnya buat nikahin perempuan itu!" Althar mencoba meluruskan.

Dania menelan ludah. "Ya udah, kenapa kita nggak nikah aja?" Tubuhnya bergetar mengatakan hal itu.

Althar terkejut. Sesak mendengar perkataan Dania. Gadis itu sudah berlebihan dalam mencintainya.

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang