•
•
•AKU VENIARA PUTRI LATIFA
gadis yang dirindukan ombak laut...Aku selalu melihatmu dari sini. Entah mengapa, lekukan senyum terbentuk sempurna di wajahku. Betapa bahagianya aku melihat kau telah bersatu dengannya...
Wahai cinta terakhirku, dulu kuingin sekali menjadi seorang perempuan yang kau cintai. Menjadi perempuan yang kau bawa ke meja halal, menjadi perempuan yang kau sempurnakan hijabnya, perempuan yang kau kecup keningnya, perempuan yang kau belai helaian rambutnya, perempuan yang kau genggam tangannya.
Cintaku sudah terikat sejak menemukanmu pertama kali di bangku sekolah dahulu. Mulutku selalu tertutup untuk menyampaikan rasa ini. Sampai akhirnya kuberanikan diri untuk memberikanmu hadiah untuk pertama dan terakhir kali.
Gelang hitam itu...
Kamis, 27 September 2018, gelang itu kuhadiahkan kepadamu bukan semata-mata untuk menggiringmu agar peka dengan keberadaanku. Sejak pagi hari Kamis itu, aku telah tersadar dengan semuanya. Batinku sudah menyampaikan bahwa cintaku akan lenyap tak lama lagi...Aku tahu kau mencintai Dania sudah lama. Gelang hitam itu kuhadiahkan hanya sebagai bukti bahwa aku telah melepaskanmu mulai Kamis itu. Aku sudah sadar, kau pasti akan menjadi milik sahabatku suatu saat. Lagi pula, perempuan mana yang tak ingin memilikimu?
Sahabatku itu...
Oh, Tuhan, Sudah lama kusadari bahwa dia juga mencintaimu, meski selama ini dia merahasiakannya dari semua orang terutama aku. Dania juga mencintaimu. Tapi entah mengapa ia mundur dan menutup mulut setelah kuceritakan bahwa aku juga mencintaimu.Malam sebelum 28 September, kau dan dia datang di dalam mimpiku. Tanganmu menggenggam erat tangannya sembari tersenyum menghadapku. Tak tahu, aku merasa begitu senang melihat kalian, dengan hijab yang sudah menutupi rambut Dania di dalam mimpi itu, yang sempat menjadi sebuah impianku kepadamu dahulu.
Tapi setelah terbangun, mimpi itu terlupa begitu saja. Sampai akhirnya kupaksa Dania untuk datang menemui Ryo sore harinya, dan mimpi itu kembali teringat di pikiranku tepat saat kaki memasuki Pantai Pelangi. Hatiku terasa sesak seketika. Kemudian kuminta izin untuk meninggalkan kalian pergi ke toilet...
Hari itu benar-benar penuh kebohongan. Masih sempat kukatakan pada Dania bahwa aku mencintaimu. Padahal rasa itu benar-benar sudah hilang 1 hari sebelumnya. Tak tahu mengapa, semua seperti sudah diatur dengan sangat rapi oleh Tuhan.
Dan saat kukatakan aku pergi ke toilet, itu juga merupakan sebuah kebohongan. Aku sebenarnya pergi menemui Ryo. Sebab yang pertama kali melihatnya di pantai itu hanya aku. Aku menangis melihat wajah pria itu. Karena aku tahu, Dania tak pernah tulus mencintainya. Dania hanya mencari sosok pria penggantimu... yakni cintanya.
Sore itu kupinta Ryo agar dirinya pulang. Kusampaikan kepadanya bahwa Dania mencintai laki-laki lain. Tapi sialnya, Ryo sempat membuka ponsel dan membaca pesan balasan dari Dania. Sementara mawar merah sudah harum di genggam tangannya.
Oh, Tuhan... sama sekali tak kusadari ombak sudah bergemuruh saat itu. Ryo mematung menatap laut saat kukatakan bahwa Dania mencintai laki-laki lain. Pria itu terus diam. Sampai akhirnya ia melihat balasan pesan dari Dania, seketika tangannya gesit membalas pesan itu usai melihat ombak di belakangku yang begitu besar.
Ryo segera berbalik badan usai membalas pesan dari Dania. Pria itu tak memedulikanku. Matanya terus bergerak mencari Dania. Tak sampai hitungan detik, ombak di belakang kami langsung menerkam begitu cepat. Tsunami itu sama sekali tak kami sadari.
Mataku merekam beberapa hal saat ombak menggulung-gulung tubuh kami. Sempat kulihat tubuh Ryo berusaha melawan deburan air laut yang begitu keras. Mawar merah itu terus digenggamnya.
Sampai suatu waktu mawar merah itu terlepas dari genggamannya, lalu ia gapai lagi hingga terulang berkali-kali. Tubuhku akhirnya terhantam sebuah gerobak. Ryo tampak masih dekat denganku saat itu. Air tak menentu membuat kami timbul tenggelam.
Yang kulihat terakhir kali adalah dirinya memeluk mawar merah. Sedangkan tubuhku menyangkut di pangkal gerobak, dan setelahnya tubuh Ryo terus terbawa air laut entah ke mana. Mataku perih di dalam air. Sampai akhirnya semua menjadi hitam gelap gulita.
Oh, Tuhan... aku terbangun dengan matahari terik yang langsung menusuk mata. Kulihat wajahmu dan wajah Dania di hadapan. Sungguh, betapa senangnya hatiku saat melihat kau dengannya.
Aku sudah tahu takdirku detik itu. Aku-pun telah tahu takdir kau dengan dia. Betapa beruntungnya sahabatku akan mendapatkanmu.
Oh, Althar... terima kasih telah menjadi cinta terakhirku. Terima kasih pula telah menemani sahabat terakhirku sampai berakhir di liang lahatnya.
- Veni -
(gadis yang dirindukan ombak)• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)
Romansa"𝘼𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙠𝙚𝙟𝙖𝙢 𝙙𝙖𝙧𝙞𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢𝙣𝙮𝙖 𝙖𝙞𝙧 𝙡𝙖𝙪𝙩?" Diselimuti dengan pedihnya sudut semesta yang hanya diberikan kepada insan-insan yang malang. Hari itu tanggal 28 September 2018, keberuntungan sudah tak in...