[06] Bunga Matahari

271 57 9
                                    

Bismillah...

Yohan melangkah ceria menuju kelasnya pagi ini. Di tangannya ada sebuah paper bag berwarna coklat yang  akan ia berikan nantinya pada Maya. Dan, tepat sebelum berbelok ke kelasnya, ia melihat gadis itu berjalan bersama Kiara sambil mengobrol membuat ekspresi Yohan berbinar seketika.

"Maya!"

Gadis itu terlihat agak tersentak saat Yohan memanggilnya cukup keras, ia lalu menoleh ke arah Yohan lalu tersenyum pada pemuda tampan itu.

"Hai!" ucap Maya ikut ceria.

Yohan terkekeh lalu berjalan cepat, mendekat ke arah gadis itu, dan saat sudah sampai tepat di hadapan Maya tanpa membuang waktu, ia langsung mengulurkan paper bag berwarna coklat tersebut.

"Present to you," lirih Yohan manis membuat Kiara langsung bersorak heboh di sebelah Maya yang hanya mengerjap bingung. Gadis itu menyipit curiga pada Yohan yang tersenyum lebar di depannya.

"Lo gak ngerjain gue kan, Yo?" tanya Maya agak waspada. Khawatir jika tiba-tiba yang keluar dari paper bag itu adalah cicak atau hewan menggelikan lainnya.

"Gak lah, beneran hadiah ini," kata Yohan sambil menggoyang-goyangkan paper bag itu dengan tangannya.

Maya diam sejenak lalu melirik ke arah Kiara, menanyakan pendapat gadis itu lewat tatapan mata. Dan anehnya, bagai sudah memiliki koneksi, Kiara mengangguk setuju membuat Maya jadi ikutan mengangguk.

"Makasih ya," kata Maya sambil menerima paper bag itu dari tangan Yohan. Pemuda itu tersenyum manis lalu mengangguk kecil.

"Sama-sama, buka sekarang dong hadiahnya," ucap Yohan yang penasaran dengan reaksi Maya terhadap hadiah yang dibelikannya.

"Hem, agak kurang etis gak sih buka kado di depan orang yang ngasih?" lirih Maya bingung.

"Udah, gak apa-apa, cuma sama Yohan ini, lagian gue juga penasaran sih isinya apa," kata Kiara kepo. Maya mencibir.

"Ya udahlah gue buka sekarang, nanti kalau isinya aneh-aneh kan bisa gue lempar ke Yohan," ucap gadis itu sambil membuka paper bag.

Saat melihat isi paper bag tersebut awalnya Maya merasa bingung. Yang terlihat di matanya pertama kali adalah warna kuning terang membuat Maya jadi menyipitkan mata. Namun setelah ia perhatikan lama, gadis itu langsung terdiam.

Yohan sendiri sudah menahan tawa di depan Maya. Mengira gadis itu akan mengomelinya karena memberikan hadiah berwarna kuning padahal gadis itu selalu mengatakan jika ia membenci warna itu. Namun tanpa diduga Maya mengeluarkan notes berwarna kuning itu dengan gerakan lembut dan tatapan berbinar membuat Yohan yang sudah menyiapkan diri akan diomeli jadi merasa bingung.

"Makasih Yohan, gue suka banget sama notes imut begini," ucap Maya ceria.

Yohan melongo, lho, kok gadis itu suka?

"Iya lho, cantik banget, walaupun warnanya terlalu terang tapi karena ada bunga mataharinya jadi kelihatan cantik banget notesnya," jelas Kiara tanpa sadar. Maya mengangguk setuju.

"Iya, makasih ya Yohan," ucap Maya sekali lagi, kali ini sambil mengangkat wajah dan tersenyum sangat manis pada pemuda itu.

Yohan berdehem sambil mengusap tengkuk bingung. "Yah, sama-sama," lirihnya.

Maya kemudian memeluk notes itu dengan erat dan hati yang berdebar hangat. Yang Yohan tidak sadari,  bukan kecantikan notes itu yang membuat Maya senang, namun dari siapa ia mendapatkannya.

🌧️🌧️🌧️

Maya berdiri di dekat pintu kamarnya sambil mengulum bawah bibir. Menoleh ke kanan dan ke kiri, menunggu Milo yang biasanya akan ke panti asuhan sekitar jam segini. Entah kenapa, setelah hari itu, Maya jadi ingin lagi kesana. Namun Milo tidak terlihat berniat mengajaknya lagi membuat gadis itu sedikit kecewa.

Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang