[20] Hari yang ditunggu

171 52 16
                                    

Bismillah...

"Gue jadian sama Kak Aviana."

Maya tau. Hari ini akan tiba. Ia sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari, saat Yohan akan datang kepadanya, memasang wajah malu-malu lalu mengucapkan kalimat yang akan membuat hatinya patah. Tapi Maya tidak akan menyangka secepat ini. Di tempat ini. Di acara nikahan Bu Sinta, dengan latar lagu pernikahan yang membuat suasana seharusnya terasa romantis, namun tidak dengan Maya.

Maya tidak langsung menjawab, ia pura-pura sibuk dengan sedotan minuman mineralnya. Sebenarnya Maya ingin bertingkah sok baik-baik saja seperti biasanya, tertawa bahagia bersama Yohan, lalu meledeknya dengan menagih pajak jadian. Tapi lidah Maya terasa kelu, bersuara sedikit malah membuat air matanya terasa akan keluar begitu saja. Maya belum kuat. Meski sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari, tapi persiapan itu terasa tidak berguna di hari yang sebenarnya.

"Gue tau lo terharu May dan pasti merasa gak nyangka, tapi jangan diem juga, ini beneran kok, sahabat lo akhirnya berhasil mendapatkan cintanya."

Yohan yang melihat Maya diam, malah menafsirkan reaksi gadis itu dengan makna lain membuat Maya jadi tertawa miris.

"Iya, gue terharu banget, sampai rasanya mau nangis," kata Maya sambil mengusap matanya yang benar-benar berair.

Yohan menatap gadis itu terharu, "Aduh, sampai nangis saking terharunya, gue rasanya jadi mau ikutan nangis," kata Yohan sok imut. Maya terkekeh.

"Selamat ya Yo, gue harap hubungan lo langgeng sampai kakek nenek, segera dihalalkan biar gak nambah dosa," kata Maya. Yohan mencibir.

"Halah, lo kan juga pacaran, sekali-kali double date yuk," ajaknya semangat. Maya tersenyum makin pahit saat menyadari sesuatu.

Iya juga, kalau Yohan sudah jadian, berarti perjanjiannya untuk pura-pura pacarn dengan Selatan juga akan berakhir kan? Sekarang ia sudah tidak punya rekan cowok lagi, Yohan sudah pasti akan menjauhinya setelah jadian dengan Aviana dan Selatan juga akan kembali seperti dulu, dingin dan bicara seadanya.

"By the way, gimana proses jadian lo sama kak Aviana?" tanya Maya mengalihkan pembicaraan. Bicara tentang double date malah membuatnya jadi makin sedih karena teringat Selatan.

Yohan bergumam, "Hem, sebenarnya agak aneh sih, percaya atau enggak,  yang nyatain perasaan duluan itu kak Aviana dan yang ngajak jadian juga dia," kata Yohan membuat Maya mendelik.

"Serius?"

Yohan mengangguk. "Iya."

Yohan kembali memutar kejadian di parkiran tadi di pikirannya. Saat itu, suasananya sebenarnya kurang pas menurut Yohan. Tidak ada romantis-romantisnya. Ia bahkan tak merasa begitu bahagia saat bersama Aviana karena ia ditinggalkan rombongan kelasnya. Namun tiba-tiba saja Aviana menangis membuat kekesalan Yohan langsung berubah jadi rasa panik. Dan semuanya berjalan dengan cepat, tiba-tiba Aviana menyatakan perasaan dan mengajaknya jadian.

"Agak terkesan buru-buru sebenarnya, tapi ya udah, daripada dia berubah pikiran, mending gue iyain kan?" kata Yohan enteng setelah menceritakan kejadian itu pada Maya.

Maya berfikir sambil memegang dagu. Merasa ada yang janggal dengan kakak kelas cantiknya itu. Meski rasanya ia akan sakit hati kalau Yohan menceritakan jika ia menyatakan perasaan dengan cara romantis, tapi rasanya hal itu akan lebih masuk akal dari cerita yang diceritakan Yohan.

Maksud Maya, Aviana kan termasuk deretan cewek cantik yang tak hanya terkenal di sekolah namun juga daerah, ia terbiasa dikejar-kejar oleh cowok, bahkan rumornya, dulu Aviana pernah mendapatkan pernyataan cinta di bioskop, disaksikan semua penonton yang ada disana. Ada juga yang mengatakan jika Aviana pernah didekati oleh orang terkenal, bahkan beberapa nama artis dan pengusaha pernah dirumorkan pernah mendekati Aviana.

Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang