Bismillah...
Maya duduk di depan rumah sambil menunggu Milo yang sedang memanaskan mobil untuk berangkat ke acara bukber Selatan. Gadis itu sudah rapi sejak lima belas menit yang lalu, hasil desakan Milo yang paling anti menunggu cewek berdandan.
Abangnya itu bahkan sudah menyuruh Maya bersiap sejak siang, membuat Maya mengomel namun akhirnya menurut juga untuk bersiap-siap. Dan sesuai dugaan Milo yang sudah tau tabiat adik tengahnya, Maya ternyata hampir menghabiskan waktu dua jam untuk memilih baju yang akan dipakainya.
Maya hari ini tampil cantik dengan baju gamis berwarna ungu polos dan hijab bermotif bunga, warna pastel. Ia juga menggunakan tas salempang berwarna putih dan sepatu yang juga berwarna putih. Maya tersenyum secerah matahari, Maya jarang merasa cantik, tapi hari ini ia benar-benar percaya diri dengan tampilan dirinya.
"Yuk, May!"
Milo muncul dengan setelan warna yang sama. Meski awalnya enggan menggunakan warna baju ungu, namun anak sulung di keluarga Maya itu akhirnya mau menggunakan baju yang dipilihkan oleh Maya karena gadis itu sudah terlanjur menggosoknya.
Saat melihat penampilan Milo, Maya langsung tersenyum lebar. Milo memang tampan. Kulitnya yang memang lebih cerah dari Maya terlihat stunning saat dipadukan dengan warna ungu, apalagi Milo memakai jam hitam membuat penampilannya makin terlihat tampan. Rambut Milo yang biasanya berantakan juga terlihat rapi karena memakai gel rambut.
Maya mendadak jadi menyipitkan mata curiga membuat Milo jadi berdehem canggung. Jelas sekali kalau abangnya itu terlihat berusaha berdandan untuk acara kali ini. Maya jadi penasaran siapa yang ingin dibuat terpesona oleh abangnya itu.
"Lo yakin bisa nyetir, bang?" tanya Maya saat keduanya sudah masuk ke dalam mobil milik Papa. Milo mengangguk.
Saat Papa pulang beberapa waktu lalu, Milo diceramahi Papa habis-habisan karena belum juga mengurus surat izin mengemudinya. Milo sebenarnya dari SMA sudah bisa membawa mobil tapi jarang menggunakannya. Pemuda itu merasa lebih praktis kemana-mana menggunakan motor karena itulah ia jadi malas mengurus SIM. Apalagi Papa melarang Milo untuk membawa mobil kalau tidak juga punya SIM, membuat Milo jadi makin jarang menggunakan mobil. Maksud Papa melarang supaya Milo mau membuat SIM, eh ternyata abangnya itu malah jadi malas mengurus SIM gara-gara larangan itu.
"Yakin, insyaallah aman, kemarin nilai ujian nyetir gue tinggi kok," kata Milo sambil mulai melajukan mobil keluar dari area rumah. Maya langsung berdoa dalam hati semoga mereka bisa pulang dan pergi dengan selamat.
"Oh iya, lo bisa tolong jemput teman gue gak, bang?" tanya Maya saat baru melihat pesan di hapenya. Karena tidak pandai membawa motor dan tidak ada yang mengantar, Kiara yang rumahnya paling dekat dengan tempat acara meminta dijemput. Tegar sudah dengan Karina, sedangkan Odi tidak membalas chat Kiara dari tadi.
"Boleh, lo kasih arahan aja rumahnya dimana," kata Milo santai.
"Oke," jawab Maya.
Setelah itu keduanya sibuk berbincang-bincang tentang acara bukber yang diadakan Selatan. Milo mengatakan kalau Selatan memang tidak main-main saat mengeluarkan dana untuk acara ini. Walau dana itu juga didapat dari investor, Selatan tetap saja mengeluarkan uang yang sangat banyak. Milo juga bilang, tak hanya menyediakan makanan, Selatan juga menyediakan hadiah berupa peralatan sekolah untuk anak-anak panti asuhan yang datang ke acaranya.
"Tapi kenapa ya Bang, Selatan segitu baiknya untuk anak panti asuhan? Kenapa uang warisannya gak dia habisin sendiri aja?" tanya Maya penasaran.
Milo tersenyum, "Selatan merasa kalau adek-adek itu punya nasib yang sama dengan dia, bedanya Selatan ditinggal meninggal papanya dengan warisan yang banyak, sebagai wujud syukurnya Selatan gak mau menghabiskan uang itu sendiri, setelah cukup besar dia berfikir untuk menggunakan uangnya semaksimal mungkin untuk membantu banyak orang, salah satunya ya dengan membuat panti asuhan," kata Milo menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]
Teen Fiction"Kalau memang begitu, kenapa semua perempuan berlomba untuk memenuhi standar kecantikan?" * Present: Kimora Amaya Kusuma🌧️ Yohan Rahmat Wijaya☀️ Selatan Khatulistiwa⚡ P.s : Cerita ini hanyalah cerita Fiksi. Bukan benar-benar terjadi di kehidupan...