Bismillah...
Salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu setiap bulan ramadhan adalah acara buka bersama. Bertujuan untuk menyambung silaturahim, acara ini selalu dilaksanakan setiap tahunnya di bulan ramadhan. Namun, berbeda dengan banyak orang, Maya malah termasuk ke dalam kategori orang yang tidak terlalu suka dengan acara bukber.
Alasannya karena dua hal, pertama, Maya takut shalat maghribnya terlewat karena malah asyik ngobrol dengan teman-temannya, kedua karena Papa tidak pernah mengizinkan Maya ikut acara yang diadakan di malam hari membuat Maya jadi makin malas untuk ikut acara bukber.
Namun ramadhan kali ini berbeda, tidak seperti tahun sebelumnya yang acara bukber selalu diadakan oleh teman-teman sekolah, ramadhan ini Maya mendapat tawaran buka bersama dengan anak panti asuhan yang selama ini ia datangi bersama Milo. Maya tentu senang sekali dengan tawaran itu, untuk pertama kalinya Maya benar-benar mau ikut acara bukber, dan untungnya Papa kali ini mengizinkan karena Milo menemani adiknya.
"Untuk menu makannya lo tenang aja, udah ada tim gue yang ngatur, dekornya juga udah aman karena acaranya akan diadain di hotel," jawab Selatan tenang saat ditanya Maya apa yang bisa dibantunya untuk acara bukber.
Mendengar jawaban Selatan, Maya jadi mengangguk mengerti. Maya kira karena ia cukup pandai memasak, ia akan ditunjuk Selatan menjadi penanggung jawab menu makan acara bukber. Dan saat mendengar Selatan sampai mengadakan acara di hotel untuk bukber anak-anak panti asuhan membuat Maya jadi makin kagum dengan pemuda itu.
Selatan berdehem, "Hem, sekedar informasi, dana acara ini bukan berasal dari gue kok, ada banyak donatur yang mau bantu, jadi lo jangan mikir yang aneh-aneh ya," kata Selatan yang entah kenapa bisa merasakan aura kekaguman Maya padanya.
Maya tertawa pelan, bukannya berkurang, kekaguman Maya malah makin menjadi-jadi karena cowok itu terlihat takut dipuji.
Untuk menghilangkan kecanggungan Selatan, Maya yang selalu punya topik pembicaraan segera membuat topik baru, "Oh iya Tan, gue boleh gak ajak beberapa teman gue untuk ikut bukber? Gak banyak kok, cuma sekitar empat orang," ucap Maya yang teringat dengan Karina, Kiara, Odi dan Tegar.
Selatan mengangkat alis, ia cukup penasaran dengan teman-teman Maya dan sepertinya ini kesempatan baik bagi Selatan untuk mengenal teman gadis itu. "Boleh, kalau mau ajakin teman sekelas juga boleh kok May," jawab Selatan.
Maya terkekeh, "Gak ah, kalau sekelas kebanyakan Tan, teman gue pada bar-bar kalau makan," ucap Maya.
"Gak masalah kok, justru makin bagus kalau banyak yang datang," kata Selatan tenang.
Maya jadi tersenyum-senyum sendiri mendengar kalimat dengan nada setenang itu.
"Selatan," panggil Maya.
"Iya May?"
"Kayaknya lo gak bakalan pernah bisa deh suka sama gue," ucap Maya usil.
Selatan mengerjap kaget, "Lho? Kenapa?"
"Karena kalau sama lo gue gak bisa jual mahal," lirih Maya pelan.
Selatan terdiam beberapa saat, sebuah kalimat yang pernah ia katakan saat Maya meminta putus dari pacaran pura-pura mereka jadi berputar di kepalanya,
Sebagai seorang cowok, gue lebih suka cewek yang terlihat jual mahal, jadi lo harus jual mahal! Jangan jatuh cinta sama seseorang yang gak punya effort apapun untuk dapetin lo!
Mendadak pipi pemuda itu jadi terasa agak panas karena mengingat itu. Secara tidak langsung Maya sedang menyatakan cinta dong padanya! Selatan jadi menggaruk kepalanya kikuk. "Ehm, May, kalau soal itu ... sekarang ... hem, gimana ya cara jelasinnya ya ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]
Novela Juvenil"Kalau memang begitu, kenapa semua perempuan berlomba untuk memenuhi standar kecantikan?" * Present: Kimora Amaya Kusuma🌧️ Yohan Rahmat Wijaya☀️ Selatan Khatulistiwa⚡ P.s : Cerita ini hanyalah cerita Fiksi. Bukan benar-benar terjadi di kehidupan...