[28] Confessed

149 44 33
                                    

Bismillah...

Maya dan Milo ternyata tidak bisa pulang tepat waktu seperti yang diperintahkan Papa. Keduanya harus berhenti dulu di tengah jalan setelah mendapat telfon dari Mama yang minta dibelikan martabak manis. Dan sayangnya itu bukan martabak biasa, makanan itu tengah viral di media sosial membuat Maya dan Milo harus rela antre sangat lama.

Sembari menunggu antrean, Maya sibuk mengedit foto yang diambil di tempat bukber tadi bersama teman-temannya. Maya juga sempat berfoto dengan Selatan. Mengingat foto membuat Maya jadi teringat kejadian menarik. Sebenarnya Maya tidak berniat untuk foto dengan pemuda itu, Maya hanya minta difoto bersama Ola, tapi  Selatan iseng memunculkan wajah di depan kamera, dan akhirnya mereka malah jadi foto bertiga.

Waktu melihat hasil foto itu, Maya habis diledek oleh Kiara yang mengatakan mereka seperti keluarga bahagia. Diledek begitu, bukannya canggung, Selatan malah menyuruh Kiara untuk mengambil foto lagi. Dan Maya sok cool saja, walau dalam hati sebenarnya agak malu.

"May, itu bukannya Yohan ya?"

Maya yang sudah menyelesaikan editan fotonya jadi reflek mendongakkan kepala. Menatap lurus ke depan, ke arah kafe yang tengah ditunjuk Milo. Gadis itu jadi mengerutkan kening saat melihat Yohan yang berdiri di depan kak Aviana dengan ekspresi datar. Sedangkan Kak Aviana sendiri terlihat sangat emosi sampai menunjuk-nunjuk pemuda itu.

Maya awalnya tidak ingin ikut campur. Namun melihat kak Aviana mulai kelewat batas akhirnya ia jadi tak tahan.  Maya merasa tak tega melihat Yohan dipermalukan seperti itu di depan umum. Dengan langkah tegas Maya langsung menuju ke arah mereka berdua membuat Milo yang awalnya asyik menonton jadi melotot karena terlambat mencegah gadis itu.

"Maaf kak, bukannya saya ingin ikut campur, tapi kayaknya marahnya jangan disini deh, malu dilihatin orang," ucap Maya tenang.

Aviana mengerjap kaget, jadi tersadar dan menoleh ke sekitar, benar saja, semua orang sedang menatap ke arah mereka. Gadis itu mendengus lalu menarik diri untuk melangkah mundur, menjauh dari Yohan. Namun tatapannya tetap tajam pada pemuda itu.

"Kita bicaranya nanti aja, anggap aja hari ini aku gak dengar apa yang kamu bilang," kata Aviana.

Yohan tidak menjawab kalimat itu, ia  diam saja dengan kepala menunduk, sedangkan Aviana kembali masuk ke kafe. Maya menghela napas lega. Untung saja Aviana masih bisa bersikap rasional dan  tidak melampiaskan emosi padanya.

"Makasih May, lo memang yang terbaik," kata Yohan membuat Maya tersenyum.

"Sama-sama, kalau gitu gue balik dulu ya, semoga masalah lo cepat selesai," kata Maya lalu bersiap untuk kembali ke tempat Milo.

Namun sebelum Maya pergi, Yohan mengatakan kalimat yang membuat Maya langsung berhenti melangkah.

"Sebenarnya gue salah apa May? Kenapa lo jauhin gue segininya?" kata pemuda itu lirih. Kepala pemuda itu masih tertunduk membuat Maya jadi merasa sangat bersalah. Gadis itu menggelengkan kepala.

"Gue gak jauhin lo," katanya.

"Trus kenapa sekarang lo gak pernah mau ngobrol lagi sama gue? Selalu cuek kalau gue chat? Lo juga langsung nolak waktu gue ajak ke acara bukbernya kak Aviana, tapi hari ini lo malah pergi bukber sama Odi, Kiara, Tegar sama Karina," ujar Yohan sambil menatap Maya dengan tatapan sendu.

"Apa karena lo udah punya teman baru jadi gue udah gak penting lagi ya?" sambung Yohan getir.

Maya menghela napas lalu menggeleng lagi, "Lo salah paham, gue gak bisa ikut bukber kak Aviana karena gue takut ganggu waktu kalian, gue ke acara bukbernya juga bareng abang gue kok, itupun acara anak panti asuhan tempat gue jadi relawan, jadi gue gak mau ikut acara kak Aviana gak ada hubungannya sama mereka," jelas Maya.

Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang