Bismillah...
Selatan berbaring terlentang sambil menatap langit-langit kamarnya. Matanya terasa panas karena demam, namun ia usahakan tetap nyalang karena belum mau tidur. Selatan terbatuk kecil lalu mengubah posisi tidurnya jadi miring ke kanan, ia berdesis saat lengannya tak sengaja menyentuk pipi, tubuhnya terasa sangat panas sekarang.
Kemarin malam Selatan hujan-hujanan, pemuda itu sedang dalam perjalanan pulang dari panti asuhan saat hujan mulai turun, karena merasa rumahnya dan panti asuhan tak terlalu jauh, Selatan nekat menembus hujan meski sadar ia hanya menggunakan kaos tipis, dan hasil dari kenekatan itu Selatan demam sekarang.
"Selatan, makan dulu yuk, Ummi buatin sup ayam lho," kata Ummi sambil berjalan masuk ke kamar Selatan. Selatan mengerang lalu menyembunyikan wajahnya ke bantal.
"Selatan gak ada selera Mi," kata pemuda itu menolak.
Ummi menghela napas, "Ya namanya lagi sakit, tentu aja gak ada selera, dipaksain dulu makannya," kata Ummi sambil duduk di pinggir ranjang. Tangannya terulur untuk mengusap rambut Selatan yang terlihat makin panjang. "Kalau udah sehat nanti potong rambut ya nak," lanjutnya.
"Iya Mi," jawab Selatan pelan lalu mengerakkan kepala, mengintip sedikit ke arah Ummi yang sedang menatapnya dengan penuh kasih sayang. Melihat tatapan itu, Selatan merasa ada peluang untuk meminta hal yang diidam-idamkannya selama ini.
"Mi," panggil Selatan akhirnya.
"Ya?"
"Selatan mau makan, tapi syaratnya makanannya Selatan yang nentuin," ucap pemuda itu. Ummi mengangkat alis lalu mengangguk perlahan.
"Boleh, kamu mau makan apa, biar nanti Ummi buatin," ucap Ummi. Selatan berdehem lalu berusaha mendudukkan tubuh. Ia menggeleng sedikit.
"Gak, Ummi gak usah repot buatin, Selatan lagi pengen makan makanan buatan teman Selatan," katanya membuat Ummi yang mendengarkan dengan serius jadi memasang wajah bingung.
"Makanan buatan teman? Dia jualan?" tanya Ummi. Selatan menggeleng.
"Enggak, dia gak jualan, tapi makanan buatan dia enak banget," kata Selatan mulai promosi. Ummi mengerutkan kening.
"Apa gak ngerepotin dia nanti?" tanya Ummi.
Selatan bergumam lalu menggeleng yakin, "Gak, dia baik kok, dia pasti mau buatin," kata Selatan percaya diri. Ummi menghela napas.
"Ya udah, boleh, tapi nanti biar adek yang jemput makanannya ke rumahnya, biar dia gak repot nganterin," kata Ummi kemudian, bersiap untuk keluar dari kamar, namun belum juga berjalan beberapa langkah, Ummi teringat sesuatu dan kembali berbalik. "Oh iya, ngomong-ngomong namanya siapa?" tanya Ummi.
Selatan tersenyum manis lalu menyebut nama itu, "Maya," katanya riang.
🌧️🌧️🌧️
Akhir-akhir ini Maya jarang sekali bertemu dengan Selatan, kesibukannya di sekolah membuat gadis itu cukup sulit untuk mencuri waktu bahkan untuk sekedar mengobrol dengan Selatan. Sebenarnya Maya agak kangen juga dengan cowok pecinta seblak yang satu itu, tapi ia gengsi kalau harus chat duluan, terlebih Selatan kalau di chat lebih pasif dari pada saat ngobrol langsung membuat Maya merasa capek harus kreatif membuat topik.
Tak lama setelah melamunkan Selatan, tiba-tiba hape Maya berdering nyaring membuat Maya yang sedang duduk bersandar di kursi belajar jadi kaget dan buru-buru mengambil hapenya.
"Eh? Selatan?" kata Maya menyebutkan nama si penelfon. Gadis itu berdehem-dehem, entah kenapa jadi merasa gugup saat melihat nama Selatan terpampang jelas di layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]
Teen Fiction"Kalau memang begitu, kenapa semua perempuan berlomba untuk memenuhi standar kecantikan?" * Present: Kimora Amaya Kusuma🌧️ Yohan Rahmat Wijaya☀️ Selatan Khatulistiwa⚡ P.s : Cerita ini hanyalah cerita Fiksi. Bukan benar-benar terjadi di kehidupan...