Bismillah...
Maya tidak bisa menahan senyum saat melihat seekor kucing dengan bulu berwarna abu-abu, berlari ke arahnya. Dengan gemas gadis itu mengulurkan tangan lalu mengusap lembut kucing itu. Maya terkekeh pelan, kucing itu bebar-benar membuat moodnya menjadi naik lagi.
"Mau?"
Maya menoleh ke samping, menatap Selatan yang mengedikkan dagu ke arah kucing itu dengan tatapan datar.
"Mau apa?" tanya Maya bingung.
"Kucingnya, mau?" tanya Selatan lagi.
Maya diam sejenak sambil mengamati kucing itu, ia lalu menggeleng kecil, "Gak deh, ngurus diri sendiri aja gue gak bisa, apalagi ditambah ngurus kucing," ujarnya. Selatan mendecih.
"Belum juga mulai, udah nyerah aja, pesimis banget," kata Selatan sok bijak. Maya mencibir.
"Bukannya pesimis, gue tau diri," ujar
Maya lalu melepaskan kucing itu dan kembali berdiri sambil menepuk-nepuk sedikit tangannya yang sudah terkena bulu kucing. "Masih ada yang mau lo beli gak?" tanya gadis itu. Selatan menggeleng."Enggak, udah semua nih," katanya. Maya membulatkan mulut.
"Abis ini mau kemana?" tanya Maya.
"Mau makan dulu gak?" tanya Selatan balik. Maya bergumam lalu menggeleng.
"Enggak deh, gue kenyang."
"Yakin? Padahal gue mau traktir es krim nih," ucap Selatan santai sambil keluar dari area petshop. Maya langsung berubah berbinar mendengar tawaran itu.
"Ih iya, boleh deh, kalau es krim mau," kata Maya semangat mengikuti langkah pemuda itu. Selatan tersenyum sedikit.
"Oke," katanya.
Keduanya lalu berjalan bersisian menuju area food court. Maya sangat bersemangat saat memilih es krim membuat Selatan merasa gadis itu seperti anak kecil. Jujur, Selatan merasa senang melihat perubahan ekspresi Maya, wajah menahan tangisnya di depan sekolah tadi membuat sesuatu di hati Selatan terasa tak nyaman. Kalau ditanya, kenapa gak nyaman, Selatan juga gak tau kenapa. Yang pasti ia merasa harus menghibur gadis itu.
"Ini siapa?"
Selatan yang sedang termenung memikirkan ekspresi Maya tadi, agak kaget saat Maya entah sejak kapan mengutak atik hapenya yang ia taruh di atas meja, membuat foto seseorang yang disembunyikan pemuda itu di balik case hapenya jadi terpampang jelas.
"Heh, privacy," kata Selatan malu lalu buru-buru kembali memasukkan foto seseorang itu kembali ke dalam case hape. Maya merengut.
"Iih, belum lihat jelas, foto siapa sih itu, cantik banget," kata Maya, sekarang mulai merengek dan berusaha merebut kembali hape Selatan.
"Ck, May."
Baru saja Selatan merasa kasihan kepada Maya, sekarang ia jadi kesal karena tingkah gadis itu. Tadi sih tingkahnya imut seperti anak kecil, sekarang menyebalkan.
"Lo suka cherrybelle ya?" tebak Maya yang sudah berhasil merebut kembali hape Selatan. Selatan mendelik.
"Kok jadi cherrybelle?"
"Bukannya ini foto member cherrybelle?" tanya Maya sambil mengangkat kertas polaroid itu dengan santai. Selatan langsung mengamuk.
"Bukan lah, ini foto Song Hye Kyo tau!" kata Selatan.
Maya melongo, "Song He? Hah? Siapa?"
"Song Hye Kyo, Mayaaa," kata Selatan gemas sendiri. "Artis korea, yang main di film DOTS," jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]
Novela Juvenil"Kalau memang begitu, kenapa semua perempuan berlomba untuk memenuhi standar kecantikan?" * Present: Kimora Amaya Kusuma🌧️ Yohan Rahmat Wijaya☀️ Selatan Khatulistiwa⚡ P.s : Cerita ini hanyalah cerita Fiksi. Bukan benar-benar terjadi di kehidupan...