Bismillah...
Maya berdiri di dekat panggangan sambil sibuk mengipas jagung. Gadis itu sudah kelihatan lelah, tapi karena cuma jagung buatan Maya yang kata teman-temannya enak, belum ada yang bisa menggantikannya. Tepatnya, belum ada yang mau menggantikan karena pada mager semua.
Melihat Maya yang sudah kelelahan membuat Odi yang baru balik dari kamar mandi jadi tidak senang. Ia langsung berdiri di sebelah Maya membuat gadis itu agak kaget.
"Eh ini yang pada datang, tapi gak mau nolongin ngipasin jagung, mending pulang deh!" seru Odi garang saat teman-temannya malah sibuk ngobrol seolah sedang duduk santai di kafe.
Beberapa teman kelas mereka jadi menoleh, lalu cengar cengir dan mulai beranjak ke arah Maya.
"Tania, lo tolong kipasin nih, makan aja dari tadi," omel Odi saat teman sekelasnya itu hendak mengambil jagung lagi. Tania malah terkekeh.
"Iya, iya, jangan galak-galak dong Di, nanti imutnya ilang," ledek Tania sambil mengambil kipas dari tangan Maya.
Mendengar Odi dibilang imut membuat Maya langsung tertawa, sedangkan Odi malah mendengus tak suka.
Odi memang sangat imut jika dibandingkan anak-anak kelas mereka yang tinggi dan berwajah seperti preman. Sebenarnya jika dibandingkan cewek-cewek di kelasnya, Odi terbilang cukup tinggi, tapi karena cowok di kelasnya rata-rata anak basket, Odi jadi kelihatan lebih imut.
Jika Odi berdiri di sebelah Tegar, Odi memang hanya setinggi lehernya. Namun jika Maya berdiri di sebelahnya, gadis itu hanya sebahu Odi.
Selain karena tinggi badan, Odi memiliki kulit yang lebih terang dari para anak cowok. Walau tubuhnya ideal, tapi ia memiliki pipi yang bulat sehingga pesona imutnya makin memancar keluar. Saat pertama kali melihat Odi, cewek-cewek langsung histeris karena gemas dan memanggilnya hamster.
Dan Odi tidak suka itu.
Menurut Odi, cowok imut itu tidak keren.
"Duduk sini May, lo belum makan jagung kan dari tadi? Anak kelas emang gak tau diri semua, makan mau, ngipasin jagung pada ogah," omel Odi yang merasa benar-benar kesal melihat kelakuan teman-temannya tadi.
Maya tersenyum tenang, "Gak apa-apa, lagian kan gue juga yang ngusulin buat undang mereka Di," ucap Maya.
"Ya tetap aja, lo bisa ... eh! Biar gue yang ambilin, lo duduk manis aja," kata Odi saat melihat Maya hendak beranjak untuk mengambil gelas.
Pemuda itu jadi sibuk sendiri, mengambil beberapa jagung dan dua gelas sirup dingin. Teman-temannya bahkan langsung memerotes melihat sirup itu karena tadi tidak diperbolehkan minta air dingin dari kulkas.
"Beli es batu sana kalau mau minuman dingin, jangan manja," kata cowok itu cuek.
Maya jadi merasa tak enak karena diperlakukan spesial sendiri. Tapi untungnya teman-teman kelasnya tidak baperan. Mereka malah berunding untuk menentukan siapa yang membeli es batu sesuai saran Odi.
"Makasih Odi," ucap Maya sebelum meneguk air. Seketika rasa dingin langsung memenuhi kerongkongannya membuat Maya langsung merasa lebih segar.
"Gimana?" tanya Odi melihat perubahan ekspresi Maya setelah minum air. Gadis itu terlihat lebih cerah dari sebelumnya.
Maya tersenyum sambil mengacungkan jempol, "Enak," katanya lalu lanjut minum lagi.
Odi jadi ikut tersenyum. Tatapannya meneduh saat menatap Maya. Gadis itu sudah selesai minum dan sedang memasang gelang yang dilepasnya saat memasak tadi membuat Odi jadi otomatis memperhatikan gelang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Semua Perempuan Itu Cantik [SELESAI]
Fiksi Remaja"Kalau memang begitu, kenapa semua perempuan berlomba untuk memenuhi standar kecantikan?" * Present: Kimora Amaya Kusuma🌧️ Yohan Rahmat Wijaya☀️ Selatan Khatulistiwa⚡ P.s : Cerita ini hanyalah cerita Fiksi. Bukan benar-benar terjadi di kehidupan...