Fajar Kedatanganku!

3 1 0
                                    

Skema Teori. ( 5 )

Diri ini kembali tertegun. Mencerna setiap petikan dari jemari lentik miliknya yang berdengung nyaring. Seakan memantul di seluruh sudut sudut ruangan ini.

Keadaan seakan sunyi senyap,hanya terdengar lantunan melodi orang itu. Dingin menyergap sekujur tubuhku. Tapi peluh masih saja mendera. Di kesunyian ruangan ini. Rintikan air dari langit mulai menurun perlahan di luar sana.

Menghunjam diriku yang penuh dengan ketidakpastian. "Siapa kau?!"

Suara ku lagi lagi menggema. Menunggu seseorang diseberang sana menjawabnya,karena aku yakin. Orang itu jelas mendengar apa yang tengah ku ucapkan beberapa detik yang lalu.

"Kau ingat Akemi dan Arif. Bocah Jepang dan Jakarta itu,teman terbaik mu itu. Sayang sekali..seorang polisi seperti mu yang sudah mengungkapkan berbagai macam kasus. Terpaksa menyerah karena kasus dua tahun yang lalu."

"Jangan pernah mengungkit masa lalu! Dan jangan pernah menyebut nama itu di hadapanku! Seseorang seperti mu tak pantas menyebutkan namanya." Emosi ku mulai di ombang ambing. Mengaduk-aduk cepat tanpa tolok dan arah yang terukir jelas.

Ia tergelak. Dan emosi ku seakan memuncak cepat. Bak hanya aku dan dia sajalah yang berada di ruangan usang ini. Padahal faktanya, banyak orang yang tengah merintih kesakitan waktu itu.

"Benarkah? Aku ini seseorang yang selalu ada bersama mu Aim. Jangan terlalu naif."
Ujarnya,masih dengan sisa tawanya.

"Aku sedang ingin mencari tiga orang untukku habisi. Tapi sayangnya,orang orang mulai ikut campur tangan. Dan teman temanku yang lain sepertinya tidak bisa menahan emosi."

"Apa mau mu?! Bagaimana kau bisa mengetahui namaku?"

"Kan aku sudah berkata Aim. Aku hanya ingin menghabisi tiga orang saja di gedung ini,tidak kurang tidak lebih. Soal namamu itu,siapa yang peduli aku tahu dari mana.."

"Siapa orang yang sedang kau incar itu?"

Ia tertawa renyah. Lantunan lagu dan nyanyian daripada nya benar-benar telah terhenti.
"Aku tidak ingin memberitahukan mu,aku takut kau juga akan ikut campur tangan. Dan aku takut, menghabisi mu. Kau tahu?"

"Aku-benar benar tak ingin ini terjadi. Dan tenang saja,aku takkan menghabisi teman teman yang kau hargai itu.."

"Topi fedora yang diberikan Akemi kepadamu. Sepertinya tengah kau kenakan sekarang,aku iri. Aku juga ingin mengenakannya,sama seperti mu! Aku dengar-kasus Arif telah tersegel sekarang. Bagaimana perasaan mu saat kau mengenakan topi itu? Apa kau sedikit sedih dan kecewa kepada diri mu sendiri-Aim? Sebenarnya apa arti dari topi fedora putih itu? Ah! Daripada kau bingung,sini! Kuhancurkan saja lagi harapan mu!"

Ujung dari topi fedora putih yang tengah kukenakan itu sedikit terbakar akibat tembakannya. Aku hanya tergagap. Seseorang di seberang sana menembakkan itu secara akurat. Sangat jitu. Walaupun jarak antara kami cukuplah jauh.

Aku mulai menenteng senjata api ku kembali. Setelah sekian lama hanya ku genggam erat di kedua telapak tangan ku. Menatap awas kepadanya,kepada seseorang yang sepertinya ingin berkelakar denganku di saat saat seperti ini.
Baguslah-mungkin aku memang memerlukan sedikit pemanasan.

Tapi yang jelas. Aku telah mengetahui bahwa yang melakukan pengeboman besar besaran di gedung ini dengan nyanyian sendu malam itu, berkaitan. Entah mereka orang yang sama ataupun tidak sama sekali.

Tapi jika memang benar adanya,apakah harus bersandiwara dengan kebodohan dan kecerobohan?

Seperti-tidak mengenakan topeng pada saat ingin memasuki studio itu. Ataupun, meletakkan bom nya di lantai kamar mandi. Diriku memang telah mengetahui siapa pelakunya,dan telah mengetahui dua orang wajah dari mereka berempat. Tidak termasuk dengan seseorang yang berada di hadapan ku saat ini.

Skema TeoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang