Skema Teori. ( 30 )
Tak ada yang salah dengan apa yang terjadi pada hari ini. Aku hanya harus berlari lebih cepat lagi. Lalu mengulangi nya sebagaimana itu terjadi.
Akan terus begitu. Semua orang berlarian. Kencang. Melaju menerobos angin lalu. Aku hanya berlindung di balik mobil polisi,Gian dan yang lainnya juga melakukan hal itu.
Pengepungan malam ini biasa saja. Tidak brutal.
Walau banyak korban jiwa. Darah berceceran dimana-mana terutama di hadapan kami saat ini.
Aku hanya tersenyum tipis. Sungguh aneh.
Tapi sudahlah–perasaan ku mengatakan hal ini menyenangkan."Jika bukan kau siapa lagi! Jika bukan kita siapa lagi Aim!"
Gian berujar. Selepas satu menit lalu. Ia berlari,menenteng senjata AK-47 miliknya dengan tujuan."Aku sudah mengetahui tempat pulang!"
Aku hanya dapat tersenyum. Lebih lebar dari biasanya. Lebih hidup dari biasanya. Entah kemana kaki ku akan dibawa lagi oleh takdir. Entah bagaimana caranya nanti.Banyak hal yang harus ku lalui. Kode tentang ledakan ini. Apa mungkin Sadam dan orang yang berada di hadapan ku ini berkaitan? Apa mereka teman atau semacamnya?
Bunga bunga berjatuhan dijalanan. Menunggu mereka merenggut nya. Ku menundukkan kepalaku, berusaha tuk mencari titik kesimpulan itu.
Bunga bunga berjatuhan dijalanan. Menunggu seseorang merenggut nya. Ku memaksa masuk ke sana. Kedalam kegelapan yang menyeruak malam itu. Kedalam kebencian yang memuncak malam itu. Dunia! Biarkanlah aku percaya kepada takdir. Agar bom yang meletus tahun ini tidak menyimpan rasa dengki.
Nyanyian yang ia nyanyikan sendu benar. Melengking tinggi melengkapi awan. Dengan ketegangan yang abadi itu.
Apa maksud dari nyanyian itu?
Tentang penekanan di setiap lirik nya? Tak ada yang mengetahui itu. Belum. Sampai suatu saat nanti aku akan mengelupas nya. Akar akar dan serabut meresahkan itu.Tentang kode pos 39 dan arti teman. Hidup di pekarangan yang bisa dibilang sulit tuk di katakan. Bagaimana pun caranya nanti. Aku harus berlari lebih cepat lagi dan lagi.
"Aim! Isi ulang amunisi nya!"
Aku menggaguk. Mengerti.Amunisi penuh. Dan ku siap melaju. Bermain dengan Gian,seperti dulu lagi. Melemparkan sebuah sanda gurau. Dengan kayakinan akan sebuah evolusi dari dunia.
Tembakan melesat jitu dariku. Menuju orang itu.
Gian berada tepat di belakang sana sekarang,berusaha melindungi diri ku."Siapa kau?"
Ujarku. Masih dengan lincah melompat ringan. Sesekali memukul telak pipi kanan-kiri nya itu."Kenapa? Kau mengenali Sadam?"
Aku mulai terkekeh. Setelah napas ku menderu kencang sebelumnya. Kelelahan."Jangan banyak bicara!"
Aku mulai melaju lagi. Memukuli nya di dada. Telak. Ia mulai tersungkur. Terjerembab di atas tanah yang telah berlumpur.Pakaiannya yang kasual telah kotor. Darah yang masih baru mulai terus mengalir dari tubuh itu.
Semua teriakan menggema jauh–di atas langit.
Terborbardir segala sisi.
"Masih tidak ingin keluar dari reserse?"Aku terdiam kaku sekarang. Merasa deja vu.
Entah bagaimana rasanya. Seperti mendengar perkataan yang sama beberapa terakhir lalu."Kenapa diam?"
Aku mulai mendengus kesal. Mendekati diri itu kemudian. Menatapnya lamat lamat."Biarkan aku melepaskan topeng mu!"
Orang ini benar benar memakai topeng yang sama seperti Sadam. Siapa dia? Kerabat dekat nya yang sama tidak waras nya dengan ia?
Atau apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Skema Teori
Mystery / ThrillerIni hanya tentang sekelompok orang yang mencari tujuan. Mencari jalan pelarian. Dengan Lika-liku kematian. Untuk membiarkan arus dari syair melodi kebencian menuntun mereka. Tuk mencari kembali jalan pulang yang sebenarnya. Ini mungkin hanya tentang...