Skema Teori. ( 17 )
"Apa maksudmu?"
Gian terkekeh dan membenarkan posisi duduknya. "Ya–begitulah. Itu maksud ku..""Mengapa kau dapat berpikiran seperti itu Gie? Jelaskan secara rinci kepada ku. Kau melihat furran melakukan suatu hal yang mencurigakan? Sampai kau mulai berbicara omong kosong?!"
Aku mengaduh. Gian memukul kepala belakang ku cepat. Hanya sedikit keras. Tapi sanggup membuatku merasa canggung.
"Itu bukan pengucapan omong kosong..""Lalu? Jika bukan ap-"
Kami sontak menoleh. Suara tembakan jitu seakan mengarah ke arah kami berdua. Aku memberikan sebuah senjata api MAG4 kepada Gian cepat. Menyuruhnya bersegera berlindung tepat di belakang punggung ku.Gian masih belum pulih benar. Keadaannya riskan. Bisa gawat jika ia pingsan di saat keadaan rumit seperti ini. "Gie,kau ingin membantu ku?"
"Dasar bodoh! Aku disini untukmu!"
Aku terkekeh. Sepertinya,aku masih punya satu anggota tim yang loyal. Tapi–jika Gian mengetahui apa yang terjadi di taman belakang itu. Apa ia benar benar masih peduli dan percaya kepada ku?Seseorang di seberang sana kembali fokus menatapku dan Gian bergilir. "Pertama yang harus ku singkirkan adalah kau!"
"Apa? Siapa?"
Gian mulai menanggapi pertanyaan ku dengan senyuman. Tangannya menopang berat bahu kiri ku dan mulai berdiri tegap nan kokoh.
"Kau pikir aku penakut? Habisi saja aku–kalau kau dapat melakukan itu.."Seseorang terkekeh. "Dengan kondisi mu seperti ini? Kau masih saja berbicara besar?"
Gian melipat wajahnya. Menatap tajam dan menusuk. Seakan kebencian itu benar benar telah sepenuhnya meluap sempurna di jiwa.Aku mengerti itu. Apa yang menyebabkan Gian seperti ini,seseorang yang memiliki sikap ceria itu dengan cepat nya merubah perilaku. Bahkan belum mencapai titik semenit ia merubah nya.
Orang ini. Aku yakin argumentasi Gian waktu itu bukan omong kosong belaka.Bahwa orang inilah yang telah menghabisi Arif.
Jika tidak. Tidaklah mungkin Gian menatapnya seperti ini. Bagaimana pun alasannya nanti,aku yakin jika Gian ingin menghabisi nyawa orang ini disini. Tepat di tempat ini. Tepat di depan mata kepala ku sendiri."Baiklah! Mari bersenandung bersama.."
Gian berlari menuju arah orang itu. Memuntahkan peluru yang tajam. Melesat cepat. Sesekali memukuli dari belakang.Ia memang seorang penyerang jarak dekat. Tidak heran jika Gian terlihat lebih memimpin pertarungan hidup-mati ini. Tapi sepertinya ia tidak lagi terlalu lihai. Dengan keadaan yang bisa dikatakan sangat lemah.
Aku hanya melongo. Tak mengerti dan memahami apa yang harus ku lakukan selanjutnya. Sama sekali. Pemikiran ku kosong begitu saja karena ulah Gian.
Orang itu memaksakan ku tuk tetap diam di tempat. Tidak boleh ikut campur tangan dalam urusan ini. "Hari ini,kau hanya harus menjadi penonton.." ucapnya. Beberapa jam yang lalu ke arahku.
Gian telah terjerembab jatuh tanpa sepengetahuan ku lagi. Memuntahkan cairan pekat dari dalam mulutnya. Napasnya memburu dan tersengal senggal. Berusaha meraih kembali pistol MAG4 yang berjarak agak jauh dari tempat nya tergeletak.
Tapi tangannya telah tertindih. Terpijak oleh sepatu kulit hitam milik seseorang. Gian mengerang keras. Tentu saja merasakan sakit yang kalut. Aku mulai terperangah melihat nya,berusaha mendekat dan menolong orang itu.
"Hey! Jika kau mendekat dan menembak ku. Jangan pikir Gian akan selamat.."
Aku mematung kaku. Di saat-saat tertentu seperti ini, pemikiran buntu ku mulai membuat diri ini jengah kembali.Yang dapat ku lakukan saat ini adalah terdiam.
Agar Gian baik baik saja. Atau tidak sama sekali.
"Halo Gian. Apakabar mu? Baik? Atau sakit? Bagaimana jika kaki ku memijakkan ini disini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Skema Teori
Mystery / ThrillerIni hanya tentang sekelompok orang yang mencari tujuan. Mencari jalan pelarian. Dengan Lika-liku kematian. Untuk membiarkan arus dari syair melodi kebencian menuntun mereka. Tuk mencari kembali jalan pulang yang sebenarnya. Ini mungkin hanya tentang...