Acara ulang tahun Jaero memang sudah selesai, semua pernak-pernik juga sudah dicopot semua oleh para pekerja di kediaman Laina itu. Akan tetapi, Donghae dan keluarganya memutuskan untuk menginap di sini, menemani Laina yang sebentar lagi akan melahirkan.
"Jen, ayo buat mie yuk, temenin gueee,"
"Jaero Abimanyu Malik, tolong ya, lu liat ini masih jam 8 malem, masih pagi, Ro,"
"Ah, ga setia kawan lu, ntar juga nyomot mie gue,"
"Sumpah, Ro, gue ngantuk banget, masak sendiri gidah. Kayaknya di luar masih ada papa sama Om Adrian,"
"Yaude, awas lu minta ye,"
Jaero akhirnya pergi ke dapur untuk memasak mie rebus kesukaannya, untung saja sang bunda sudah tidur dengan Tante Tiffany, jika tidak, malam ini dirinya akan dijewer habis-habisan karena ketahuan makan mie. Iya dijewer, udah tiga kali makan mie dalam seminggu.
"Lah, belom tidur, Ro? Mau masak mie ya lu?"
"Abang sendiri belom tidur!"
"Gausah berisik, malu sama Adrian, kalian udah pada gede,"
"Oh? Hehehe, malam, Om,"
"Malam, Jaero, sini gabung, jangan makan mie mulu, Tiffany ngoceh tadi. Kamu harus dijauhkan dari mie dulu katanya,"
"Ga asik, laper ini, Om. Bunda ga ada cemilan apa ya?"
Diam-diam Arsyad mengambil satu slice pizza dan memasukkannya ke dalam mulut Jaero yang sedang sedikit menganga itu.
"Nih makan, bawel bener bocah,"
"Hehehe, Om Adrian yang beli, ya? Ga mungkin Om Donghae sih,"
Adrian lagi-lagi tertawa melihat kelakuan abang adik di depannya ini. Dirinya jadi membayangkan bagaimana jika nantinya Ia akan memiliki istri sebaik dan sehebat Laina serta memiliki anak-anak seperti Arsyad dan Jaero.
"Om nginep di sini?"
"Kalau ga nginep, Adrian ga mungkin masih di sini dong, Ro," jawab Donghae sambil meminum kopi hitamnya.
"Hmm, saya nginep di sini, besok saya pulang kok,"
Mereka kembali mengobrol santai, membicarakan banyak hal, paling utama sih membicarakan mengenai kelakuan ajaib Arsyad, Jaero, dan Jeno yang sering kali membuat kepala orang tuanya pusing karena harus mengurus masalah mereka. Ketika Arsyad beranjak dari tempat duduknya, dirinya mendengar ada jeritan tertahan dari kamar sang bunda. Sontak saja, Arsyad membuka pintu kamarnya dan melihat Tiffany sedang panik membereskan barang-barang milik Laina.
"Bunda?! Bunda mau lahiran, ya? Tante, semua barangnya udah siap? Kita ke rumah sakit sekarang, ya!"
"Kenapa, Syad, kok panik banget?"
"Om, ayo ke rumah sakit, lahiran ini. Ro, bangunin Jeno atau ga nyusul ke rumah sakit, ya?"
"Oke, gue bangunin si kebo dulu, lu duluan aja, ntar gue minta anterin Pak Marjo aja,"
"Permisi, sini biar Laina saya yang gendong aja, Syad, tolong bukain pintu ya,"
Laina segera digendong oleh Adrian dan pergi ke rumah sakit berbarengan dengan datangnya Rion ke rumah setelah sekian lama tidak menginjakkan kakinya di kediaman Malik ini.
"Kenapa ini? Laina kenapa digendong oleh anda?"
"Istri anda mau melahirkan, Arion Alatas. Jadi, cepat menyingkir atau urusi saja selingkuhan anda,"
Jujur saja, semua orang terkejut mendengar jawaban dari mulut Adrian itu, tidak dipungkiri Laina juga terkejut mendengarnya. Tidak ada yang menyangka jika orang luar sepertinya bisa berbicara seperti itu, terlebih lagi secara terang-terangan membuka masalah terbesar keluarga Laina.
"Udah lah sekarang bukan waktu yang tepat buat berdebat apalagi adu jotos, ayo Om, kita ke rumah sakit, nyawa Bunda sama adik lebih penting daripada ngeladenin orang ini," ujar Arsyad sambil membukakan pintu mobil milik Adrian.
Adrian dan yang lainnya segera bergegas pergi ke rumah sakit tempat Laina bekerja dengan kecepatan penuh membuat Arsyad merasa sedikit ngeri dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini. Namun, dirinya juga merasa bersyukur karena dengan adanya Adrian, Tiffany, dan Donghae, Ia dan adiknya bisa mendapatkan bantuan dan membuat dirinya tidak terlalu panik.
"Om, makasih ya udah mau bantuin aku dan Jaero, mau anterin bunda ke rumah sakit, dan udah mau ngadepin si brengsek itu,"
"Hm, ga masalah, Arsyad. Udah jadi tugas saya untuk menolong dan saya juga tidak akan membiarkan penderitaan kalian terus berlanjut. Kalian terlalu berharga untuk disakiti,"
"Karena saya ga suka dan ga rela orang yang saya sayangi disakiti, Arsyad. Karena saya mau yang terbaik selalu ada untuk kalian, karena saya mau kalian bahagia,"
![](https://img.wattpad.com/cover/249838619-288-k846947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyad & Jaero
FanfictionArsyad Kaffa Malik dan Jaero Abimanyu Malik, sepasang kakak adik yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Arsyad dengan perangainya yang lembut, dingin, dan sulit disentuh, Jaero dengan perangainya yang meskipun dingin, Ia tetap tersenyum riang kepad...