Hari ini kampus terlihat sedikit lebih ramai dari biasanya, padahal hari ini adalah hari Sabtu dan tidak banyak mahasiswa yang memiliki jadwal kuliah, yah kecuali Arsyad dan teman-temannya.
"Jaero jadi mau masuk sini? Ambil apa dia ntar?" tanya Theo sambil memakan soto ayam miliknya.
"Hm, ambil apa ga tau, hukum kali,"
"Lah emang dia ga ada rencana? Biasanya itu anak penuh dengan rencana,"
"Ada tapi katanya dia mau usaha dulu dapet nilai bagus baru dia ngomong mau ambil prodi apa,"Ya, semua teman-teman Arsyad tau bahwa abang dan adik ini memang penuh dengan perencanaan yang telah disusun dengan rapi dan akan dijalankan dengan lancar. Kalau kata Radithya sih, anak-anak jenius cucunya Albert Einstein.
"Sama gengnya juga tuh Jaero ke kampus ini?"
"Ya iyalah Joni, udah tau udah kayak kembar 7 itu anak pada," jawab Tara
"Apa nama gengnya? Keren sih tapi anak-anaknya nyeremin,"
"7DREAM kata Jeno, ya, mereka penuh mimpi, apa aja dimimpiin tapi jadi kenyataan gitu loh," jawab Yuan sambil meminum kopi hitamnya.Memikirkan masalah kuliah, Arsyad jadi teringat dengan permintaan orang tua dari gadis manis yang bernama Ayana itu. Setelah dirinya melihat materi yang diajarkan di sekolah dari buku catatan Radithya, Arsyad pasti akan membantu gadis itu untuk bisa berkuliah di kampus ternama di Indonesia ini hanya saja dirinya memang belum sempat untuk mengunjungi rumah Ayana.
"Btw nih ya cewek lu belakangnya Maharani kan?"
"Iya, kenapa Lang?"
"Tante lu yang dari keluarga bokap namanya siapa?"
"Wanda Maharani, Lang, kenape sih," jawab Altheo.
"Anaknya bego, itu si Nindy kan anaknya Wanda Maharani ini,"
"OH IYA!! Anjrit si Nindy kan sepupu gue, berarti sepupunya Arsyad juga,"
"ASTAGFIRULLAH, ARSYAD! YA ALLAH PUTUSIN BEGO,"
"Kaget Tara! Iya abis ini gue putusin, 10 menit lagi,"
"Lah ngapain nunggu 10 menit sih?" tanya Yuandra yang menatap Arsyad dengan heran.
"Udah tungguin aja sih, bawel lu,"Sebenarnya Arsyad sudah merasa janggal dengan nama belakang dari Nindy tersebut, dirinya merasa pernah mengenali nama itu tapi sayangnya dia belum bisa mengingatnya. Beruntungnya Arsyad memiliki sahabat seperti Gilang yang kini tengah menempuh Pendidikan Kedokteran di kampusnya. Analisisnya terhadap suatu masalah memang patut diacungi jempol apalagi jika menyuruhnya untuk melacak kehidupan orang lain, Gilang akan sangat menyukainya.
"Wa-wait, ja-jadi si Nindy selingkuh sama si Mahes?"
"Hm, gue udah tau dari sebulan yang lalu, hari ini bertepatan sama Gilang ngomong yaudah gue putusin sekarang aja,"
"Oke, gimana rencana lu? Kita ngikut,"Arsyad hanya tersenyum tipis sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Tak lupa juga sahabat-sahabatnya mengikuti apa yang dilakukan Arsyad dan mulai melangkah keluar kantin. Sebenarnya Yuandra bingung apa yang sedang direncanakan oleh si otak jenius ini, masih ada pergerakan kalau kata Joni.
"Siang, Anindya dan Mahesa,"
"Hoi, Syad! Apa kabar lu?"
"Baik, gimana Hes, pacar gue cakep ya? Bisa bener lu pacaran sama Nindy,"
"Hah? Pacar darimana anjir, ini pacar gue, udah jalan setahun bro,"
"Aduh aduh, gini Hes, ini bocah tengik tuh udah pacaran sama Arsyad hampir 3 tahun apa emang udah 3 tahun ya, pokoknya gitu. Emang dia kagak ngomong sama lu?"
"Su-sumpah gue ga tau, gu-gue pikir emang dia single, temen-temennya juga bilang dia sendiri kok. Makanya gue deketin,"
"Ga masalah, Hes, justru gue berterima kasih sama lo karena udah mau nampung dia jadi cewek lo. Selama hampir 3 tahun ini, gue ngalamin suka dan duka sama dia tapi lebih banyak dukanya. Mungkin ini sedikit gambaran buat lo, Hes, sebagai pacar barunya dia. Dia cantik, manis, emang wajar dia jadi primadona sekolah atau kampus sekarang tapi sayang hatinya emang ga sesempurna itu. Nobody's perfect and she isn't, lo pasti sering denger kalau ada senior cewek yang suka bentak-bentak adek tingkatnya atau bahkan ibu-ibu kantin, nah, itu adalah Anindya Reline Maharani. Jangankan lingkungan kampus, bapak-bapak pinggir jalan, anak-anak ngamen, anak-anak di panti asuhan, semua dipandang rendah sama dia. Gue bersyukur, Mahesa, karena dengan kejadian ini, gue jadi bisa lepas dari perempuan seperti Nindy. Gue emang ga cari perempuan yang perfect tapi bagi gue percuma kalau lo ganteng atau lo cantik tapi hati dan sikap lo ga mencerminkan itu semua,"
"Arsyad! Kamu tuh emang ga punya malu ya, kamu itu cuma mahasiswa yang menang ganteng doang tapi kehidupan kamu penuh drama. Kamu anak dari korban perceraian, gimana kabar bunda kamu yang jalang itu? Apa adik bungsu kamu bener anaknya Om Arion? Atau justru anaknya Adrian Raka Mahendra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyad & Jaero
FanfictionArsyad Kaffa Malik dan Jaero Abimanyu Malik, sepasang kakak adik yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Arsyad dengan perangainya yang lembut, dingin, dan sulit disentuh, Jaero dengan perangainya yang meskipun dingin, Ia tetap tersenyum riang kepad...