Ke-dua

229 13 0
                                    

Warning // harsh word

Jika ada yang bertanya, apa yang terjadi pada keluarga kecil ini, mari ikut aku berkelana ke masa lalu. Masa di mana semua orang benar-benar ingin menghilang saja dari muka bumi ini, masa di mana semua orang merasakan kesakitan dan penderitaan yang dirasakan oleh keluarga kecil ini, masa di mana salah satu anggota keluarga ini berpikir untuk memilih pergi meninggalkan dunia daripada harus hidup di tengah gelapnya dunia. 

Di awal cerita, aku sudah mengatakan bukan, kalau keluarga Malik memiliki tiga orang anak dengan perbedaan umur yang cukup jauh antara si sulung dan si bungsu, si tengah dan si bungsu. 

Semua berawal dari sana, ketika Laina, seorang dokter yang kini berprofesi sebagai ibu rumah tangga juga tengah hamil si bungsu. 

"Bunda, ayah ke mana? Ayah belom pulang?" tanya Jaero yang saat itu sudah menginjak usia 14 tahun.

"Belum pulang, Ro, mungkin sebentar lagi. Oh ya, abang kamu mana?" 

"Abang di sini, Bunda! Bunda mau apa? Abang beliin sini," 

"Bunda mau pizza, Bang, boleh beliin?"

"Abang beliin, Ro, mau apa?" 

"Pizza juga, pinggirannya keju ya, 3 loyang," 

Arsyad hanya bisa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dan pergi ke luar untuk membeli pesanan bunda dan adiknya. Arsyad hanya tiga tahun lebih tua dari Jaero tapi Arsyad sudah tahu tabiat buruk sang ayah. Si sulung itu hanya bisa tersenyum miris kala mengingat segala kehangatan yang dulu pernah ada di antara mereka, namun, kini, semua seakan sirna ditelan gelapnya rasa yang hinggap di hati sang ayah. 

Arsyad kemudian memberhentikan motornya dan merapihkan rambutnya yang sedikit acak-acakan karena Ia lupa untuk memakai helm. Bahaya, jangan pernah ditiru, jangan jadi jagoan, kalau nanti ditilang polisi masih aja ngadu ke bundanya. 

Usianya yang sudah menginjak 17 tahun, sebentar lagi KTP nya jadi, tinggal menunggu SIM juga, pemuda itu melihat dengan sangat jelas, 2 meja di depannya, ada sang ayah yang tengah duduk sambil menyantap pizza bersama seorang wanita, yang diyakininya adalah sekretaris sang ayah. Menurut kalian, apakah seorang Arsyad Kaffa Malik akan berdiam diri melihat kelakuan ayahnya? 

"Hahaha, Ayah? Wah Ayah makan pizza juga? Biasanya kalau bunda yang bikin, ga pernah mau di makan," 

Tentu saja, tidak. Ayahnya alias Arion Alatas terkejut mendengar ucapan sang anak  secara tiba-tiba. Arsyad hanya bisa terkekeh riang sambil menatap sekretaris ayahnya yang kini hanya bisa tersenyum melihatnya. 

"Widih, Mba makan pizza juga? Suap-suapan juga, ya? Mba, bunda kan sekarang lagi hamil loh, udah 8 bulan jalan 9 bulan, kayaknya sih lahiran pas Jaero ulang tahun atau ga besoknya. Mba ga malu?" 

"Arsyad! Kamu apa-apaan sih?! Malu diliatin banyak orang, ga punya sopan santun kamu, ya?!" 

Lagi dan lagi, Arsyad hanya bisa tertawa miris sambil menatap Rion dengan sinis. Jika kalian mau tahu, sahabat-sahabat Arsyad selalu mengatakan, jangan pernah membuat masalah dengan laki-laki yang bernama Arsyad Kaffa Malik ini, jangan pernah sekalipun mengusiknya atau keluarganya. 

"Loh? Bukannya Ayah yang ga tahu malu? Ayah tahu bunda lagi hamil tua, malah enak-enakkan di sini, apa ya namanya? Selingkuh! Ayah malah selingkuh di saat Jaero juga nanyain ke mana Ayah. Ayah malu aku ngomong gini? Hahaha, Ayah lucu, udah tua, Ayah harus sadar itu, kalian berdua udah tua, yang satu udah punya istri dan tiga anak, yang satu masih muda tapi kelakuan jahannam. Biarin semua orang tahu betapa brengseknya Arion Alatas, biarin semua orang tau betapa bejatnya seorang Arion Alatas," 

Tidak ada yang pernah bisa menebak apa yang akan dilakukan Arsyad kala dirinya tahu keluarganya diusik sebegitu dalamnya, tidak ada yang pernah bisa menahan seorang Arsyad Kaffa Malik untuk membalas semua perbuatan musuhnya, sekalipun itu ayahnya sendiri. 

Karena Arsyad Kaffa Malik adalah anak pertama dari keluarga Malik, cucu pertama dari keluarga besar Malik, dan karena Arsyad adalah tumpuan bagi seluruh anggota keluarganya untuk bisa tetap berdiri tegak dan kokoh, tidak peduli seberapa kencangnya angin berhembus, tidak peduli seberapa kerasnya ombak menerjang. 

"Karena Arsyad perlahan sudah mulai menampakkan taringnya, karena Arsyad Kaffa Malik yang akan menjadi jenderal tetap untuk keluarganya nanti,"

Arsyad & JaeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang