Ke-tigapuluh satu

117 8 0
                                    

BREAKING NEWS! PENGUSAHA TERNAMA BERINISIAL AA AKAN SEGERA HADIR DI PERSIDANGAN TERKAIT DENGAN KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP 2 KORBAN!


Berita tersebut kini rasanya sudah sangat memuakkan untuk semua orang yang memang tahu duduk persoalannya. Kabar bahwa Arion Alatas lah pelaku sebenarnya atas meninggalnya Ammar dan kepergian Jaero dari Indonesia. Arsyad hanya bisa menatap nanar berita yang dibacanya di handphone miliknya, tak percaya bahwa ayah kandungnya lah yang tega menghancurkan keluarganya, terlebih lagi Arion sudah membuat dirinya tega membuang adik satu-satunya itu.

"Ayo kita berangkat, satu jam lagi sidang dimulai, ayo kita tunjukkin kalau kita taat akan hukum, kita kuat ya?"
"Hm, Ayah sama Bunda duluan aja, aku jemput Ayana dulu gapapa?"
"Gapapa, nanti kita ketemu di pengadilan aja,"

Adrian dan Laina akhirnya memutuskan untuk berangkat langsung menuju Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Laina yang sedari tadi hanya diam kemudian terkejut ketika tangannya digenggam erat oleh sang suami.

"Kenapa, hm? Kamu keliatannya resah gitu,"
"A-aku takut ga bisa nahan diri aku sendiri, Mas, aku takut kalau nanti hasilnya ga sesuai dengan apa yang kita harapkan,"
"Laina, dengerin Mas, ya? Arion pasti akan mendapat balasannya, sepertinya kasusnya juga bukan cuma kasus Ammar dan Ro aja, tapi kasus korupsinya juga pasti dipersidangkan kok,"
"Loh? Kok bisa?"
"Anak kamu itu, Ro, bener-bener cerdik, pantes kalau Arsyad bilang Ro tuh kayak tangan kanannya sendiri,"

Ah, Laina ingat kedua anaknya itu memang gemar melakukan tawuran ataupun meributkan sesuatu hal yang sebenarnya cukup sepele. Hanya saja, solidaritas kedua anak beserta teman-temannya itu memang benar-benar sangat erat. Kalau kata Arsyad, kita boleh beda ibu beda bapak tapi kita tetep sodara sehidup semati.

"Hahaha iya mereka tuh suka tawuran Mas, tonjok-tonjokkan lah, ada-ada aja,"
"Kamu ga larang? Kamu ga marahin mereka?"
"Aku larang, aku omelin kok, tapi aku tahu mereka masih masa pertumbuhan, mereka sebenarnya perlu dibimbing bukannya dilaporin terus diomelin, dicap jelek. Mereka anak laki-laki, aku paham kalau aku tuh ga bisa ngekang mereka, aku hanya mencoba untuk kasih mereka pengertian, aku mencoba untuk bimbing mereka, aku bilang kok, apapun penyebabnya kalau bisa jangan pake kekerasan, apa yang udah terjadi, semua pihak harus saling memaafkan, ga peduli siapa yang jadi korban, siapa yang jadi pelaku,"
"Mas bangga sama kamu! Mereka selalu dirawat di rumah sakit ya?"
"Hehehe iya, mereka selalu dirawat sama aku, mau gengnya anak-anak atau lawannya mereka. Yaudah di situ lah sekalian aku kasih pengertian ke semuanya, biar adil, ga cuma anak kita doang yang disalahkan dan dibenarkan atas tindakan mereka,"

Sepanjang perjalanan Laina dan Adrian menghabiskan waktu mereka dengan bercanda ria, hal ini sengaja dilakukan oleh Adrian untuk menghilangkan perasaan resah yang ada di dalam benak istrinya itu. Baru saja mereka akan masuk ke dalam ruang persidangan, Ayana sudah berteriak sambil berlari memeluk tubuh ramping Laina.

"BUNDAAAA!! AYA KANGEEENNNN!!"
"Astagfirullah, Ayana! Jangan teriak-teriak, ini pengadilan,"
"Ehehehe abis kangen banget sama Bunda, sama Ayah jugaaa!"
"Bunda juga kangen kamu! Makin cantik aja calon mantunya Bunda,"
"Iihhhh Bunda tauuu makin cantik, makin berisi!"

"BUNDAAAA!! AYA KANGEEENNNN!!""Astagfirullah, Ayana! Jangan teriak-teriak, ini pengadilan,""Ehehehe abis kangen banget sama Bunda, sama Ayah jugaaa!""Bunda juga kangen kamu! Makin cantik aja calon mantunya Bunda,""Iihhhh Bunda tauuu makin cantik, ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arsyad & JaeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang