Pagi ini Laina dibuat pusing dengan tingkah kedua anaknya yang terus saja mengganggu sang adik, Ammar. Ammar saat ini memang sudah berumur 7 bulan dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membuat siapapun merasa gemas dengan tingkahnya. Laina dan keluarganya juga sudah menemukan tempat tinggal baru yang dibantu oleh Adrian, masih satu kompleks intinya, cuma beda 3 rumah aja, jangan jauh-jauh kalau kata Jaero.
"Naaa!! Naaaa!!"
Satu kata yang sudah bisa diucapkan oleh Ammar sambil memukul pelan paha sang abang, Arsyad.
"Ammar manggil bunda? Gemeeesssnyaaa," jawab Arsyad sambil mencium gemas pipi gembul adiknya itu.
Jujur saja, Arsyad merasa tenang dengan keadaan keluarganya saat ini. Sudah 1 tahun keluarganya hidup damai di rumah baru tanpa ada gangguan dari Rion maupun keluarganya. Hubungannya dengan Nindy juga bisa dibilang cukup baik meskipun sahabat-sahabatnya masih tetap menentang hubungan mereka berdua.
"Syad, Ro, kalau Bunda mau cerai dari ayah kalian gimana? Kalian setuju ga?"
"Ya Allah akhirnyaaa!! Ro setuju banget, Bun, ih kenapa ga dari dulu aja sih,"
"Ya, Arsyad juga setuju Bunda cerai dari dia,"
"Tapi gimana sama opa oma kalian?"
"Bunda, perasaan seseorang itu ga bisa diatur oleh siapapun. Perjodohan Bunda emang udah terjadi, Bunda nurut apa kata opa dan oma, Bunda udah melakukan yang terbaik. Sekarang udah waktunya buat Bunda mikirin kebahagiaan diri sendiri, coba aja Bunda tanya ke hati Bunda, bahagia ga sama pernikahan ini? Bunda senang ga dengan semua ini? Apa si brengsek itu udah jadi suami dan ayah yang baik belom buat keluarga ini? Bunda yang tahu jawabannya, Bunda yang ngalamin sendiri semuanya,"
"Kita di sini ada untuk Bunda, ga peduli apa kata opa dan oma, ga peduli apa kata orang, hidup Bunda ya milik Bunda sendiri, udah cukup Bunda tuh mendahulukan orang lain, udah cukup Bunda harus pura-pura bahagia demi orang lain. You're the one who can control your life, Bunda,"Laina terdiam mendengar saran dari kedua anaknya. Siapapun akan merasa bangga dengan apa yang sudah mereka semua lalui selama ini. Laina harus berjuang menghidupi ketiga anaknya, Arsyad dan Jaero juga harus berjuang untuk membuktikan bahwa mereka bahagia meskipun hanya diurus dan dihidupi oleh satu orang tua saja, yakni, sang bunda.
"Yaudah, nanti Bunda cari pengacara ya untuk masalah perceraian ini,"
"Hehehe, Om Adrian punya kenalan pengacara hebat, Bun,"
"Lu tau darimana? Lu bocor ya, Ro? Ya Allah bocah gendeng,"
"Eits, biarin aja sih, Om Adrian kayaknya cocok jadi suaminya Bunda, terus jadi ayahnya kita, Bang!"Seserius apapun kedua anaknya tetap saja mereka menyelipkan sedikit candaan di dalamnya. Laina hanya bisa tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan oleh si tengah, Jaero. Jarang-jarang kedua anaknya bisa sedekat ini dengan orang asing walaupun Adrian adalah atasannya tapi mereka memang belum pernah bertemu sebelumnya. Kedua anaknya ini cenderung kaku dan lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memang sudah kenal lama dengan mereka. Namun, Arsyad dan Jaero juga bisa bergaul dengan orang baru meski membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dari kebanyakkan orang.
"Bunda tenang aja, kita semua ada di sini buat Bunda. Aku, Jaero, Jeno, Om Donghae, Tante Tiffany bahkan Om Adrian pasti selalu support Bunda dan mau bantuin Bunda. Sekarang cuma tinggal gimana caranya kita ngomong ke keluarga besar terutama opa dan oma. Kita juga harus kasih bukti yang valid supaya orang-orang brengsek itu ga bisa menyangkal kejahatan mereka lagi,
"Arsyad benar, masih ada banyak orang yang mendukungku dan mau membantuku. Aku harus bahagia, aku harus bisa hidup dengan senyuman, aku harus bisa terlepas dari semua beban ini. Bukan hanya aku yang akan jauh lebih hidup nantinya, ketiga anakku juga akan jauh lebih bahagia dan senyuman mereka pasti akan selalu ada untuk menyinari gelapnya duniaku,"
![](https://img.wattpad.com/cover/249838619-288-k846947.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyad & Jaero
FanfictionArsyad Kaffa Malik dan Jaero Abimanyu Malik, sepasang kakak adik yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Arsyad dengan perangainya yang lembut, dingin, dan sulit disentuh, Jaero dengan perangainya yang meskipun dingin, Ia tetap tersenyum riang kepad...