Ke-empatbelas

69 4 0
                                    

Arsyad dan Jaero lagi-lagi harus menghela nafas mereka ketika tahu bahwa mereka kekurangan bukti yang bisa digunakan untuk menuntut ayah kandungnya dalam sidang perceraian dan hak asuh anak bisa jatuh ke tangan sang bunda. Toni dan Keanu selaku pengacara untuk kasus perceraian ini pun juga semakin mendalami sebab dari permasalahan yang ada di keluarga Malik tersebut.

"Syad, Ro, Bunda mau ketemu sama pengacaranya boleh? Mungkin ini bisa membantu mereka, kan?"
"Hmm, boleh sih Bun, nanti aku chat anaknya dulu, ya, biar kita atur jadwalnya,"
"Kok anaknya? Emang kamu kenal, Syad?"
"Ya kenal, Bun, kemaren baru aja ketemu tapi papanya malah kasih nomer anaknya,"

Jaero yang mendengar percakapan si abang dan bundanya lantas tertawa karena Ia tahu persis siapa yang dimaksud oleh Arsyad. Ya, Ayana Shilla, primadona di sekolahnya, hanya saja jika Jaero dan Jeno pangerannya IPS, maka Ayana adalah putrinya IPA.

"Udah aku chat anaknya, katanya nanti mereka yang mau ke sini,"
"Bunda harus masak apa ya, Syad, Ro? Duh kok Bunda jadi grogi gini, sih,"
"Ayana mah makan apa aja kok, Bunda,"
"Wait, lu kenal Ayana?"
"Kenal, primadona sekolah, putri cantik, manja, manisnya IPA, temennya Radithya sama Chenle,"
"Radith dan Chenle tuh siapa lagi, Ro? Temen kamu juga?" tanya Laina sambil memotong-motong wortel dan kentang.
"Temen juga, Bun, Chenle keturunan China asli, Radith juga katanya ada keturunan gitu,"

Arsyad hanya bisa memejamkan matanya mendengar bahwa Ayana adalah primadona di sekolahnya bahkan mendapat predikat putri yang cantik, manis, namun manja. Benar-benar persis dengan apa yang dulunya didapatkan oleh sang pacar, Nindy.

"Mandi ih sana kalian, tamu mau dateng kok malah asik tiduran aja,"
"Arsyad udah mandi, Bun, nih bocah belom nih,"
"Hehehe, langsung mandi nih, Bunda," jawab Jaero sambil lari ke kamarnya di atas.
"Kalau gitu tolong mandiin Ammar, ya, Syad? Bunda lagi buat ayam kecap dulu sama sayur sop,"
"Oke, aku ke kamar Ammar dulu, ya, Bunda,"

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk memasak hidangan yang akan disuguhkan kepada tamunya nanti. Maklum, ini pertama kalinya ada tamu yang datang ke rumahnya, selama ini kan yang datang hanya Adrian atau keluarga Donghae saja.

"Assalamu'alaikum, Tante Laina?"
"Waalaikumsalam, sebentar!" jawab Laina sambil membuka pintu rumahnya.
"Hai, Tante, kenalin, aku Ayana Shilla anaknya Papa Toni dan Mama Sandra! Papa Toni sama Om Keanu yang bakalan bantuin Tante Laina nanti, hehehe,"
"Halo juga, cantik! Salam kenal, ya? Ah ya, silahkan masuk semua,"
"Rumahnya indah, ya? Asri banget ada tamannya di depan, seger gitu,"
"Hahahaa makasih, Sandra, tamannya sengaja dibuat sama Arsyad dan Jaero,"

Mereka kemudian memilih untuk berbicara mengenai masalah perceraian Laina terlebih dahulu di ruang tamu sambil menikmati secangkir teh yang sudah disiapkan oleh Jaero tadi.

"Tante, Kak Arsyad mana? Kok Jaero doang yang keliatan?"
"Bang Arsyad lagi mandiin Ammar di kamarnya, samperin aja sana,"
"Ih ga mau! Masa iya aku yang nyamperin cowok sih, huh!"

Semua orang tertawa mendengar jawaban polos dari Ayana. Ah, memang, Ayana selain dikenal sebagai putri yang cantik dan manja, gadis itu juga dikenal begitu polos dan seakan-akan seperti bayi yang baru lahir ke dunia ini, terlalu suci untuk dinodai, kalau kata Chenle.

"Oh ya, Laina, ini tadi Sandra sama Ayana iseng buat cheesecake. Katanya mau buat keluarga Kak Arsyad," ucap Toni sambil menyerahkan satu kotak kue berukuran sedang.
"Aduh, ga perlu repot-repot, Sandra, Ayana,"
"Ga repot kok, La! Nanti kuenya dimakan aja bareng-bareng,"

Setelah diselingi oleh beberapa bahasan santai, Arsyad yang kini sudah terlihat semakin tampan menghampiri sang bunda sambil menggendong Ammar yang sedari tadi memainkan hidung mancungnya.

"A-aduuhhh Ammar, masa hidung abang kamu gigit sih!"
"Ekhem, ini siapa, Syad?"
"O-ohh? Oh ya ampun, ini adik saya, Ammar namanya. Salim dulu, jangan mainin hidung abang lagi,"
"Pinternya Ammar, ya, Nak? Ih gemmmeesss," kata Sandra yang tangannya kini sudah dimainkan oleh Ammar.
"Jadi, La, selain kamu ingin cerai, kamu juga mau hak asuh anak jatuh di tangan kamu?"
"Ya, Toni, aku ga bisa kalau harus hidup bersama dengan orang yang bahkan ga tahu dan ga peduli anaknya udah lahir dengan selamat atau ga. Aku ga mau kalau anak-anakku nantinya salah didik, aku ga mau kalau anak-anakku jadi arogan, pendendam,"
"Pendendam? Emangnya Om Rion pendendam, Tante?"
"Hahaha, iya, Ayana, Om Rion itu pendendam. Dulu, waktu masih hamil Jaero, dia pernah membalaskan dendamnya ke sahabat dekatnya, Tante ga tahu sih siapa namanya tapi sahabatnya itu sampai harus koma,"
"Kalau gitu, seminggu lagi kan sidang perceraian kalian, apapun itu alasannya, kamu ngomongin aja di hadapan hakim. Tuntasin semuanya di sana, La,"

Laina mengangguk dan mengajak mereka untuk ke ruang makan dan menyantap makanan yang sudah dimasak olehnya.

"La, anak kamu tuh IPA atau IPS?"
"IPS dia mah, kenapa, San?"
"Ayana kan udah kelas akhir, sama kayak Jaero, ya, kan? Nah dia ini nilainya nurun banget sekarang, kebanyakkan pacaran dia nih kayaknya,"
"Hahahaaha, Ayana udah pacaran, ya? Ga nyangka loh Tante,"
"Ihhhh!! Engga, Tante, aku tuh bosen aja belajar terus, capek ini otakku,"
"Arsyad mau ga jadi tutornya Ayana? Yah kamu emang anak IPS sih tapi bisa dong?"
"Aku liat dulu pelajarannya, Tante, kalau aku bisa pasti dibantu tapi ga janji, ya,"
"Bisa lah anak Bunda kan pinter-pinter,"

Makan siang di hari itu berlanjut dengan suasana yang ceria dan penuh kehangatan. Laina senang karena bisa mengenal Toni dan Sandra yang ternyata sangat baik, apalagi dirinya sangat menyukai anak gadis mereka, Ayana Shilla. Jika Jaero bilang kalau Ayana itu seperti putri, dirinya benar-benar setuju dengan predikat itu. Pembawaannya yang manis, senyumannya yang sangat cantik, ceria namun manja itu benar-benar membuat siapapun terpana melihatnya. Ah, Laina bahkan berpikir untuk menjodohkan Arsyad dengan Ayana saja kalau seperti ini.

"Bunda sangat berharap kamu nantinya sama Ayana, Syad. Bunda sayang banget dengan Ayana, dia cocok sama kamu,"

Arsyad & JaeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang