Setelah acara penyambutan yang berujung dengan terdengarnya isak tangis haru dari beberapa orang, kini tiba saatnya bagi Laina dan Adrian untuk memotong kue yang dirancang secara khusus hanya untuk pernikahan megah pada siang hari ini. Arsyad dan Jaero tersenyum bahagia ketika mereka melihat sang bunda tertawa begitu lepas karena mendengar lelucon ayah baru mereka, ya, Adrian Raka Mahendra. Meskipun terlihat santai, namun keduanya tetap memantau area pernikahan kedua orang tuanya dengan begitu jeli dan teliti.
"Kepada mempelai wanita dan mempelai pria, dipersilahkan untuk mulai memotong kue yang begitu cantiknya," ujar Tania sambil terkekeh pelan.
Pada akhirnya, Laina dan Adrian memotong kue yang dekorasinya ternyata ada campur tangan dari gadis yang mengakui menyukai Arsyad, ya, Ayana, dirinya cukup terobsesi dengan pernikahan Laina dan Adrian apalagi yang menyangkut dengan makanan. Kedua orang tua Arsyad, Jaero, dan Ammar hanya membiarkan gadis itu berkreasi semaunya asalkan pernikahan tetap terjadi.
"Kue pertama pasti dikasih ke suaminya, kue kedua buat siapa nih, Laina dan Arsyad?"
"Buat anak-anakku, Arsyad dan Jaero, sayang Ammar harus di rumah neneknya karena sakit,"
Acara pemotongan kue juga sudah selesai dilakukan, kedua anak Laina dan Adrian kembali untuk berkeliling memantau jalannya acara ditemani dengan sahabat-sahabat mereka. Sejauh mata mereka memandang, acara berjalan lancar-lancar saja namun tidak dengan bagian penerimaan tamu yang nampaknya menimbulkan keramaian yang cukup mengganggu Laina dan Adrian.
"Ada apa ribut begini?" tanya Arsyad yang langsung turun tangan ketika melihat Nindy berdiri di sana.
"Arsyad, ini cewek siapa sih? Maksa banget pengen masuk ke dalam dan dia ga bawa undangan sama sekali,"
"Ah, jadi kamu belum tau ya? Kenalin, nama gadis manis ini Ayana Shilla, anak dari pasangan Sandra pemilik butik terkenal namanya StarLight dan Faresta Antonio, pemilik perusahaan di bidang seni rupa dan makanan, oh, Om Anton juga bisa jadi pengacara, Nindy,"
"Ahahaha, aku ga peduli, Arsyad, tapi dia ga pantes ada di sini!"
"Sepertinya perkenalan tentang Ayana masih kurang, ya? Kalau gitu, cepetnya, Ayana pacar saya, Nindy, pacar terbaik yang selalu saya syukuri keberadaannya. Ayo, Ayana, kita masuk, kamu mau makan kue pernikahannya Bunda kan? Tadi udah disisain sama orang dapur,"
Ayana hanya bisa terdiam sambil memilin ujung dress cantik yang dikenakannya. Semua orang yang hadir begitu terkejut mendengar ucapan dari si sulung, Arsyad, bahwa gadis manis itu sudah menjadi pacarnya, bahkan kedua orang tua mereka pun sama sekali tidak mempercayainya.
"Kamu cantik, Ayana, manis banget, saya suka poni kamu lucu, hahaha,"
"Dress aku cantik ga? Aneh ga sih aku pake dress ini?"
Arsyad memandang sejenak penampilan Ayana dan laki-laki itu begitu terpukau karena gadis itu benar-benar memancarkan sisi manis dan menawan dari dirinya. Ayana, gadis itu bahkan membuat semua orang terpana tak terkecuali Laina yang kini menghampiri mereka berdua.
"Ya ampun, Ayanaaa! Cantik banget, manis ih, ya kan, Syad?"
"Iya Bun, manis, tapi roknya kependekkan, apa juga dalemannya kelihatan gitu, Ay,"
"Kak Arsyad ga suka ya? Bunda ga suka juga, ya?"
"Eh? Bunda suka kok tapi memang kamu kan masih kecil, atasannya lain kali jangan kayak gini, ya, sayang?"
"I-iya Bunda, eum, aku boleh ngobrol sama Kak Arsyad, Bun?"
"Boleh, have fun ya!"
Arsyad dan Ayana kini memilih untuk menghampiri stand makanan yang memang semuanya adalah pilihan dari gadis manis itu. Laki-laki itu bahkan terkejut melihat berbagai macam makanan yang ada di pesta pernikahan orang tuanya, namun, sang ayah, Adrian, membiarkan saja kemauan Ayana terlaksana asal gadis itu senang dan pestanya tetap berjalan dengan lancar.
"Ka-kak? A-aku beneran pacarnya Kak Arsyad?"
"Hm, ya, kamu pacar saya mulai sekarang,"
"Tapi kan kita belum kenal lama, Kak, a-aku juga masih kecil kata orang-orang, gimana kalau ternyata aku lebih buruk dari mantan Kakak?"
Mendengar perkataan polos dari bibir cantik Ayana membuat Arsyad tersenyum sambil mengelus rambut pacarnya dengan sayang dan penuh kelembutan.
"Ketika bunda tersenyum melihat kamu, saya tau bunda suka dengan kamu, pribadi kamu, sifat kamu, kelakuan kamu. Ketika bunda dengan semangatnya menceritakan tentang kamu, di sana juga terselip sebuah kata yang menjadi doa bagi saya dan kamu, supaya kita bisa cepat dipersatukan dalam suatu hubungan walaupun baru pacaran. Ketika Jaero dan Ammar juga senang dengan kedatangan kamu ke rumah kami, saya tahu mereka juga berharap kamu yang akan menjadi pendamping hidup saya. Dan ketika ayah saya tersenyum setiap kali kamu membuat keributan, saya tahu, ayah juga mau kamu jadi milik saya, menemani hari-hari saya, dan pastinya harus bertambah keributan karena ada kamu di rumah. Itu alasan saya kenapa bisa seyakin ini sama kamu,"
"Ekhem! Jadi, kamu beneran pacaran sama anak saya?"
"Halo, Om Anton, iya saya pacaran sama Ayana,"
"Kamu yakin sama keputusan kamu? Saya ga mau kalau di tengah jalan kamu malah putusin anak saya,"
"Om pasti tahu keseriusan saya dalam menjalin hubungan. Ketika saya sudah menggenggam tangan seseorang dan mengajaknya berjalan, itu berarti saya benar-benar serius dan mantap dalam menjalaninya. Kalau Om khawatir saya kecewain Ayana, Om boleh pantau saya setiap saat, supaya Om juga bisa tenang,"
Sandra dan Anton tersenyum mendengar keseriusan Arsyad dalam membangun dan menjalankan hubungannya dengan Ayana. Mereka berdua semakin yakin bahwa Ayana berada di tangan yang tepat dan akan terus merasakan cinta, bahagia, serta kehangatan yang akan selalu diberikan kepadanya oleh Arsyad dan keluarganya.
"Bunda, Ayah, sekarang Arsyad tahu ke mana hati Arsyad berlabuh, tolong restui hubungan kami karena Arsyad akan meminang Ayana beberapa tahun lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyad & Jaero
FanficArsyad Kaffa Malik dan Jaero Abimanyu Malik, sepasang kakak adik yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Arsyad dengan perangainya yang lembut, dingin, dan sulit disentuh, Jaero dengan perangainya yang meskipun dingin, Ia tetap tersenyum riang kepad...