Ke-tigapuluh

71 6 0
                                    

"Mas, kok Ro belom kasih kabar ke kita ya? Ro masih di Korea kan? Ro baik-baik aja kan, Mas?"

"Jaero pasti baik, Laina, saya yakin itu. Dia anak yang kuat, dia anak yang hebat, kamu percaya sama dia, ya?"

Sampai saat ini tidak ada satupun orang yang berhasil menemukan Jaero walaupun mereka tahu pemuda berkulit putih itu berada di Korea Selatan. Hampir semua orang yang mengenal sosok Jaero memilih untuk pasrah dan menyerah akan keadaan, mereka semua paham dan mengerti bagaimana penderitaan yang selama ini dialami oleh Jaero. Anak yang terlihat kuat dan ceria namun nyatanya itu hanyalah topeng belaka untuk menutupi jejak air matanya, menutupi kesedihannya selama ini. 

"Aku udah coba untuk email Jaero, semoga emailnya masih aktif karena sosmed kita semua diblokir sama dia atau mungkin dia yang hapus sosmednya,"

"Jaero pasti maafin Bunda kan, Syad? Dia pasti mau peluk Bunda lagi, kan? Hiks, ini semua salah Bunda, harusnya Bunda ga ngomong gitu, ha-harusnya Bunda nemenin dia, hiks,"

"Ssttt udah sekarang mending kita istirahat, ini juga udah malam, besok kita semua sibuk, ya kan? Ayah sama Bunda ke kamar dulu, kamu juga cepetan tidur, Syad,"

"Oke, Ayah, aku mau beresin berkas buat besok presentasi,"

Kenyataannya, Arsyad kembali membuka email yang sudah dikirimkannya sejak 3 jam yang lalu. Ini semua sebenarnya berkat pacarnya yang manis, Ayana, jika gadis itu tidak mengingatkannya perihal email, mungkin Arsyad sudah benar-benar menyerah menghadapi keadaannya saat ini. 

"Assalamu'alaikum, Ayana, saya ganggu?"

"Eung? Waalaikumsalam, engga kok! Ada apa, Kak?"

"Email yang saya kirim udah bener kan, Ay? Saya ga ada salah ketik kan? Saya ga nyinggung perasaan dia kan, Ayana?"

"Menurutku sih engga, Kak. Aku paham kok Kak Arsyad pasti takut kalau nanti Ro bakalan lebih menjauh lagi dari kita semua tapi mungkin di Korea sana, Ro juga kangen sama keluarganya, sahabatnya, Ro hanya lagi menyembuhkan diri aja, Kak, bukannya pergi untuk selamanya. Ro kecewa, sakit, sedih, marah, itu wajar karena memang kejadiannya udah begitu, sekarang lebih baik Kak Arsyad sholat aja, minta maaf sama Allah, curahin semua perasaan Kakak ke Allah, mudah-mudahan dengan Kakak curhat sama Allah, Ro bisa cepet pulang dan kembali ke rumah Kakak lagi, ya?"

"Terima kasih, Ayana, kamu masih mau di sini, menemani saya, memeluk saya, padahal saya udah ga nurut sama kamu waktu itu,"

"Aku tuh sayang sama Kak Arsyad! Jaaadiiii, susah, seneng, sedih, apapun itu, aku akan tetap berusaha untuk terus menemani Kak Arsyad,"

Hatinya seketika tenang mendengar ocehan manja dari gadis kesayangannya itu. Apa yang dibilang Ayana benar, dirinya harus selalu berdoa dan meminta maaf kepada Yang Maha Kuasa agar Ro juga bisa cepat kembali ke hidup semua orang. Email yang dikirimkan Arsyad kepada adiknya itu merupakan coretan tangan miliknya yang sengaja dituliskan di buku diary milik Jaero, dengan harapan saat adiknya kembali nanti, dia tahu dan paham betapa sayangnya Arsyad kepada adiknya itu. 

"Jaero Abimanyu Malik, apa kabar di Korea? Lo seneng-seneng ga di sana? Lo happy ga di sana? Lo selalu tersenyum kan, Dek? Gue dan semuanya akhirnya tahu gimana kejadiannya, siapa penyebabnya, dan kita sangat berterima kasih sama lo, Ro. Dek, pulang ya? Kita semua kangen sama lo. Bunda, Ayah, gue, Jeno, Ayana, dan semua geng kita tuh kangen berat sama sosok Jaero. 

Ro, tau ga, menurut gue tuh ya, kita kayak laut dan langit loh! Bingung ya? Awalnya gue juga bingung tapi ya cocok sih sama keseharian kita selama ini. Kita sekarang dipisahkan oleh jarak tapi kita tetep disatukan bagaikan awan di langit sana, kita punya banyak kesamaan tapi perbedaan kita jauh lebih mencolok, ya kan, Ro? 

Menurut gue, lo tuh kayak laut, tenang namun menenggelamkan. Lo cantik, seger gitu, tapi lo bisa membunuh juga. Dalam tak tersentuh, menyimpan banyak rahasia, menjadikan lautan itu menjadi sebuah misteri, sama kayak lo, Ro. Deburan ombak lo tuh bisa menyapu isi daratan. Kalau gue itu bagaikan langit biru yang menyiratkan ketenangan, senyuman gue tuh kayak dihiasi cerahnya awan putih gitu kan, Ro? Kadang, gue juga bisa kayak awan mau hujan atau ga udah hujan, warnanya hitam pekat tuh menyiratkan pengertian akan sebuah luka. Gue juga bisa kayak jingganya senja menandakan gue bisa datang dan pergi kapan saja. Gemuruh langit mampu melukai semua isi bumi, kayak gue banget ya, Ro? 

Sekarang gue sadar Ro, gue, si langit, udah berhasil menabur luka ke lo, dan lo juga si laut, juga udah berhasil menghilangkan cahaya di hidup gue, karena lo pergi. Gue sadar, Ro, kita ini saling menyakiti hanya untuk mencari kebahagiaan yang sebenernya udah selalu ada tanpa harus ada sakit-menyakiti. 

Ro, gue tetep di sini, tetep jadi abang buat lo, yang akan selalu memeluk lo, nenangin lo, meskipun nanti lo kadang akan berlari menjauh dari gue. Ro, bagi gue, lo tetep jadi adik yang manis, ceria, dingin, apapun itu, lo tetep adik gue, selamanya!

Jadi, Jaero Abimanyu Malik, gue Arsyad Kaffa Malik, memohon maaf yang sebesar-besarnya dan gue berharap lo masih buka email ini, lo juga cepetan balik, ya? Gue sayang lo, Ro,"


00.30 waktu Korea Selatan, pemuda yang kini tengah melakukan peregangan untuk melemaskan otot kakinya itu segera tersadar jika handphone-nya berbunyi untuk yang ke sekian kalinya. Memilih untuk mengabaikan sejenak dering ponselnya itu, Jaero memilih untuk meminum segelas air hangat ditemani dengan sereal cokelat kesukaannya. Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan makan tengah malamnya, kini dirinya sudah dibuat tercengang dengan adanya email masuk yang ternyata berasal dari abangnya itu. 

"Lu melankolis banget, Bang, tapi gue kangen berat sama kalian sih,"

Jaero hanya bisa tersenyum membaca email yang dikirimkan oleh abangnya itu dari Jakarta, hatinya sudah bertekad untuk segera kembali ke tanah kelahirannya mengingat sebentar lagi masa kuliah pendeknya sudah habis dan visa miliknya juga akan segera berakhir masa berlakunya. Dirinya hanya berpikir bahwa Ia sendiri memilih untuk menyembuhkan hati serta fisiknya dengan suasana baru, mempelajari hal baru, dan akan kembali saat semua sudah berdamai seperti dulu. 


"Tunggu Jaero, ya? Jaero pasti kembali ke Jakarta, sampai saat itu tiba, Jaero mohon, tetaplah semangat menunggu, hanya butuh waktu 2 bulan, dan aku akan ada di depan rumah kalian,"

Arsyad & JaeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang