Kabar putusnya Arsyad dengan Nindy kini sudah tersebar luas ke seluruh penjuru kampus bahkan bundanya saja sudah mengetahui alasan keduanya berpisah dan itu cukup menyakitkan untuknya. Siapapun tahu bahwa kehadiran Adrian dalam hidupnya memang bisa dibilang sangat mendadak dan laki-laki itu sudah seperti pangeran berkuda putih, menolong keluarganya bahkan kini akan menjadi suami dan ayah untuk ketiga anaknya.
"Laina, bukan salah kamu ini semua terjadi, udah takdir Tuhan,"
"Tapi kenapa harus Arsyad yang diomongin kayak gitu? Anindya itu benar-benar bikin aku emosi, Adrian,"
"Sstt, udah gausah kamu pikirin. Sekarang kamu fokus aja sama persiapan pernikahan kita, 3 hari lagi kita dipingit, mending habisin waktu aja sama saya dan anak-anak,"
Laina mengangguk mendengar perkataan calon suaminya itu. Memang kedua orang tua Laina dan juga Adrian meminta pasangan ini untuk dipingit supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan kalau kata ibunya Adrian supaya anak laki-lakinya ini nanti takjub dengan kecantikan istrinya. Untungnya mereka masih diperbolehkan untuk berkomunikasi walaupun tetap tidak boleh melakukan video call dan lainnya.
"Eum Bunda, Ayah, aku izin ke rumah Ayana dulu, ya? Aku udah janji mau ngajarin dia buat ujian mandiri masuk kampus aku nanti,"
"Yaudah hati-hati ya, Syad? Kamu bawa gih sandwich buat Ayana, katanya orang tuanya lagi pergi ke luar kota,"
"Udah di tas kok, Arsyad pergi dulu, Assalamu'alaikum,"
Memang akhirnya Arsyad menerima tawaran dari orang tuanya Ayana untuk menjadi guru les privat gadis manja dan cerewet itu. Lumayan bisa nambah uang jajan dan pengalaman juga kalau kata Arsyad.
"Assalamu'alaikum! Ayana?"
Arsyad heran padahal jam sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi tapi gadis manja itu belum juga menampakkan batang hidungnya, untuk membalas salamnya saja suaranya masih belum terdengar.
"Ayana? Assalamu'alaikum,"
"Hoaammm! Eung waalaikumsalma, siapa sihhh," jawab Ayana sambil membuka pintu rumahnya.
"Ini saya Arsyad, kalau kamu ga lupa, hari ini kita mulai les privatnya,"
Ayana yang masih menutup matanya itu seketika terkejut mendengar bahwa Arsyad telah datang ke rumahnya. Sebenarnya baik orang tua Ayana maupun Arsyad sudah tahu bahwa gadis manja nan cerewet ini memiliki rasa suka kepada Arsyad, hanya saja dirinya masih malu-malu untuk melakukan pendekatan. Apalagi dirinya tahu kalau saat itu si anak sulung Malik ini memiliki seorang pacar yang memang terkenal galak, tukang bully, dan sombong.
"AAAAA!! TU-TUNGGU SEBENTAR KAK!!"
Arsyad menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam rumah besar tapi sederhana milik orang tua Ayana ini. Tunggu, Arsyad baru menyadari bahwa gadis yang akan menjadi muridnya itu ternyata masih memakai piyama pendeknya, ah, berarti ini akan menjadi cobaan untuknya. Bayangkan saja seharian dirinya bersama dengan Ayana di rumahnya yang sepi, benar-benar bahaya untuk mereka berdua.
"Eum, Ka-kak Arsyad?"
"Oh? Udah selesai? Sini sarapan dulu, Bunda tadi bawain sandwich buat kamu,"
"Sandwich?! Asiiikkk!!! Aku suka sandwich banget, Kak, huhuu makasih bangeettt Bunda Laina,"
Arsyad sepertinya harus banyak bersabar dan mengelus dada hari ini. Lihat saja tingkah aneh dari Ayana, masih di undakan tangga ke-lima dirinya sudah berlari menuju ruang makan hanya karena mendengar Arsyad membawa sandwich buatan sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyad & Jaero
FanfictionArsyad Kaffa Malik dan Jaero Abimanyu Malik, sepasang kakak adik yang tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Arsyad dengan perangainya yang lembut, dingin, dan sulit disentuh, Jaero dengan perangainya yang meskipun dingin, Ia tetap tersenyum riang kepad...