17. Hard to Resist •

611 87 375
                                    

Sulit untuk Melawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sulit untuk Melawan

Sampai hari ini Vanrevco pun masih ditutup oleh Revan sehingga tidak ada lagi karyawan yang di sana. Termasuk Rio yang kini banyak menghabiskan waktunya di apartemen. Agak bosan sebenarnya si cowo ini, karena tak ada orang yang bisa diajak untuk sekadar hang-out atau mengobrol. 

"Bang Dion kemana sih? Padahal kan enak kalau dijahilin. Apa sudah bosan denganku, ya?" katanya sambil rebahan di atas bantal big bean.

"Bang Revan juga, apa jangan-jangan dia sedang berkencan?" 

Ck, orang sepertinya mana mungkin seperti itu?

"Bang Dion, Revan, dan Genda tak ada di sini? Ada apa sih sebenarnya? Ah, kuhubungi saja si Genda. Paling dia perpustakaan kan, ya?"

"Gen, di perpustakaan?" 

"Hm, kenapa memangnya, Ri?" 

"Nyanyi bareng, yuk, di Youtube-ku," pinta Rio.

"Haha, nggak bisa nyanyi. Sebentar! Kau punya channel Youtube? Terkenal, kah?" 

"Heyy, jangan salah!"

"Oke, deh!" telak sudah, Genda lantas menyetujui tawaran rekannya yang menurutnya sangat random itu.

"Aku ke perpustakaan segera, tunggu saja 10 menit sampai," ujar Rio.

"Hmmm. Bawa payung, di sini hujan deras," balas Genda sedikit malas karena harus menyamar lagi seperti pria seperti biasanya.

"Shh, menyebalkan! Sampai kapan aku akan bersembunyi seperti ini!" Genda menggigit bibir bawahnya pelan.

Cklek...

Cepat-cepat Genda pun meraih jaket kulit yang ia taruh di sandaran punggu kursi di sampingnya itu. Nafasnya pun memburu dengan sorot matanya yang tidak diam seolah menyembunyikan sesuatu.

"Kak Rev! Astaga, katanya kau sibuk?" Genda pun mendengus pelan.

"Kau berlebihan sekali, huh! Itu mau ketemu sama siapa? Rapih sekali..." selidik Revan sambil tersenyum miring.

"Ck, si Rio tuh ngajak nyanyi, untung aku suka BTS. Jadi, aku mau aja dong. Haha," kekehnya pelan.

Hufth, untung saja. Kukira si Rio.

"BTS? Seperti pernah dengar. Di mana ya ... kalau gak salah juga Ria menyukai tuh boyband, katanya bisa menginspirasi gitu."

"Cari saja di internet."

Cklek...

Pintu depan perpustakaan itu pun terbuka lagi dengan lebar. Memperlihatkan sesosok Rio dengan tripod di tangannya. Sebagian rambut hitamnya pun terlihat basah karena terkena percikan hujan yang belum kunjung reda itu.

Fall on Deaf Ears (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang