11 : Alasan Mika

197 27 3
                                    

"Mika... Mika? kamu udah sadar?"

Pandangan Mika kabur. ia dapat mendengar suara seorang gadis tetapi ia tidak dapat melihat wajahnya secara jelas.

Mika berusaha untuk menyesuaikan cahaya ruangan dengan netranya. hingga akhirnya ia mengerang sedikit, merasakan sakit di lengan sebelah kanannya.

"Mika, kamu bisa denger aku?"

Mika menyipitkan matanya. ia kemudian menggerakkan matanya dan mengalihkan pandangannya menjadi pada gadis yang memanggil namanya.

Ia berusaha untuk membuka bibirnya secara perlahan, "K-kak Kina....." Mika berucap pelan, sangat pelan. tetapi Kina dapat mendengar suara itu.

Kina tersenyum lebar, "Iya, ini aku Kina." ia lega, benar-benar lega Mika telah tersadar dari tidur panjangnya.

Beberapa saat setelahnya dokter dan perawat beramai-ramai datang untuk memeriksa keadaan Mika.

Dan Kina tentunya tidak lupa untuk memberi tahu hal ini pada Saka yang sudah menunggu kabar dari Mika sejak kemarin malam.

_____

Saka dan Taha bergegas pergi ke rumah sakit. keduanya berangkat menggunakan motor agar bisa menyelip dan lebih cepat sampai.

Kini mereka berdua sudah sampai di kamar rawat tempat dimana Mika tersadar dari tidurnya.

"Kak Mika!" Taha berpekik sambil berlari menghampiri Mika yang bahkan masih terlihat lemas di ranjangnya.

Mata Taha berkaca, ia benar-benar merasa buruk. ia tidak suka melihat Mika terbaring lemah seperti ini.

Sedangkan Mika yang melihat hal itu justru malah terkekeh pelan. "Taha.. ini beneran lo? tumbenan banget jadi letoy gitu depan gue..?" suara Mika masih terdengar pelan, tetapi ucapannya benar-benar tidak dapat menyembunyikan sifat tengilnya yang sudah mendarah daging.

"Lo tau bacot gak sih? sumpah, kak. lo gatau aja dari kemarin gue nangis cuman karena mikirin lo. dan lo tau gak sih, gue sampai-

"Taha, jangan dulu diganggu Mika nya. baru setengah jam sadar loh, masa langsung lo ajak ngobrol sih.." ucap Saka sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya maaf... lagian kak Mika, sakit sakit juga masih bisa tengil." ujar Taha.

Mika terkekeh pelan. "Nggak apa-apa, bang. gue udah sadar sekarang. lo boleh ngebacotin gue sekarang kok. hehe."

Saka menghela nafasnya. ia menghampiri Mika, kemudian mengusap halus surai miliknya.

"Jangan sakit lagi... gue gak suka liat lo ada disini sekarang..." Kata Saka sambil menahan air matanya.

"Hehe... iya. gue sehat banget kok sekarang. pulang besok juga gapapa."

"Pulang besok? haha... ya tapi emang pertahanan tubuh kamu sekuat itu kok. mungkin gak nyampe satu minggu juga kamu boleh pulang." Ujar Kina yang ikut dalam pembicaraan.

"Eh iya, ada kak Kina.... apakabar, kak? keliatannya sih baik..." Mika.

Kina tersenyum tipis. "Baik, kok. tapi... eum... ada beberapa hal yang mau aku tanyain sama kamu, Mik. nggak harus hari ini kok, besok kita bicarain sesuatu secara private ya? ini rahasia." Jawabnya.

Bernyawa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang