"Jadi, lo bertiga tuh.... diusir?"
Seorang pemuda tampan berambut hitam pekat itu berucap pada ketiga bersaudara yang sedang duduk di hadapannya.
Anak tengah menghela nafasnya berat, sambil menatap kearah pemuda itu.
"Iya, Kak... Kak Jaka, sumpah gue minta maaf kalau ngerepotin lo banget.. tapi kita beneran gapunya tujuan lagi sekarang. Mau pulang ke rumah gak mungkin, ke rumah orang lain kayaknya juga gak ada yang mau kasih tumpangan. Cuman lo yang kayaknya mau nampung kita untuk sementara, Kak..." Ujar Mika, sedikit malu ia berucap seperti itu pada Jaka.
Jaka berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ayah lo anjing dah, Mik. Sini deh gua pukulin jakun nya, eneg banget gue." Kesal Jaka.
"Ya emang anjing banget, Kak... makanya, gue minta tolong, ya? Izinin gue, Bang Saka, sama Taha buat nginep di sini untuk sementara. Lo punya banyak kamar kosong kan, Kak?" Tanya Mika.
Jaka mengangguk, "Banyak sih, di atas. Tapi, hati hati ada penunggunya."
"Kak sumpah kalau gue lagi gak seperlu ini, gue bakal marahin lo kenceng banget sampe lo kena mental. Tapi berhubung gue lagi perlu banget... ya yaudah deh, mau digangguin juga gapapa, udah pasrah gue, yang penting ada tempat tinggal sementara." Ujar Mika.
"Gak lah Mik, anjir, gila aja rumah gue ada penunggunya. Gak ada apa apa kok, tenang aja. Kalau ada apa apa juga, lo tinggal teriak aja deh. nanti paling ibu gua yang kebangun, terus ntar lo pada diusir udahannya, hehe."
"Heh babi kalo diusir gue gamau!" Pekik Mika.
"Hahaha iya bercanda Mika. Tenang aja kok, santaii, orang orang rumah pada baik juga kok. Lo kalau butuh apa apa tinggal panggil gue aja, tapi semoga aman deh, gak bakal ada apa apa." Ujar Jaka.
Mika tersenyum tipis pada Jaka, "Makasih banyak ya, Kak... sumpah, gue gak bakalan lupain ini sampe gue tua nanti. Lo udah nyelamatin hidup gue dan kakak adik gue Kak."
"Iya, Mik. Santai aja kok... Oh iya, Bang Saka, Taha... Hai juga ya, hehe. Di bawa santai aja, kebetulan juga kita emang orang santuy semua, jadi gak bakal keberatan sama kalian kok. Jangan terlalu banyak khawatir, ya? Kalian bakal aman kok di sini." Jaka.
Saka dan Taha mengangguk sambil memberikan senyum manisnya pada Jaka.
"Makasih banyak udah mau numpangin kita, ya... Kita bakal ngerepotin banget kayaknya, maaf untuk itu." Ujar Saka.
"Iya sama sama, Bang. Tenang aja sumpah, gue sama orang rumah gak bakal merasa repot karena kalian kok. Udah ih, jangan gaenakan mulu. Ayo masuk." Ajak Jaka sambil berdiri dari duduknya.
Saka, Mika, dan Taha juga ikut berdiri dari kursi yang mereka duduki sedari tadi.
Mereka bertiga ikut masuk ke dalam, kemudian mata mereka otomatis tertuju pada rumah mewah besar yang Jaka tempati bersama keluarga nya.
"Anjir, istana." Umpat Mika tak tau tempat.
"Mik... gue tau tadi gue bilang santai aja ke lo, tapi mulutnya jangan minta disentil juga dong, ada nyokap nih..." Ucap Jaka sambil menyenggol sikut milik Mika.
"Hehe, maaf Kak... Lagian, ini rumah megah amat deh..." Mika.
Mereka berempat berjalan sampai ke ruang keluarga, Jaka memperkenalkan mereka ke orang tuanya sebagai kerabat yang sedang menginap untuk bermain, tanpa memberi tahu alasan yang sesungguhnya.
Setelah itu, barulah Saka, Mika, dan Taha dituntun oleh Jaka menaiki lantai 3 untuk menemui kamar yang akan mereka tempati.
"Ini kamarnya." Ucap Jaka sambil membuka kunci kamar dan membuka pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bernyawa.
DiversosIni adalah bukti bahwa seluruh ikatan persaudaraan pasti pernah diuji. ー feat Serim Park, Minhee Kang, Taeyoung Kim. 𝘄𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 ⚠ some harsh words. violence, car accident. © AHNQUENCE. 2021, all right reserved.