Taha sudah tertidur di dalam tenda sedangkan Saka dan Mika masih berada di luar. Taha memang tidak biasa tidur terlalu larut, ia selalu tertidur tepat waktu dan dapat terbangun dengan teratur, tidak seperti Mika yang harus membuat Saka repot membangunkannya setiap pagi.
Saka meminum lagi coklat panas miliknya yang kini sudah tak lagi terasa panas.
"Bang." Panggil Mika.
"Hem? Apa, Mik?" Jawab Saka.
"Lo sama gue kok aneh ya, hehe." Mika berucap sambil tertawa sedikit.
"Aneh gimana?" Saka tidak mengerti ucapan Mika.
"Ya aneh aja... kadang kita canggung berdua, kadang asik berdua. kita gampang banget kehilangan topik dan arah buat jadi asik kalau tanpa Taha.." Mika.
"Emangnya iya?"
"Aduh, gak peka banget sih lo. iya juga sih, lo pekanya sama Taha doang, ngeselin." Mika.
"Eh... maaf, Mik."
"Kok minta maaf? baru aja kita damai tadi." Ucap Mika sambil terkekeh pelan.
"Gue jadi gak enak sama lo... gimanapun juga, lo masih adik gue, Mik. udah seharusnya gue peka dan memperlakukan lo sama kayak perlakuan gue ke Taha..." Saka.
"Hahaha... gue gapapa, Bang Sakaaa. beneran deh, gue selalu nerima sama apapun yang lo lakuin ke Taha tanpa cemburu dan merasa kalau gue harus disayang kayak dia juga. lagian, kasian juga Taha... dia harus kehilangan semuanya di masa muda. kalau gue, masih sempet bahagia satu tahun sama bunda. tapi Taha... ehm, dari awal dia lahir juga apa yang Taha bisa hadapin cuman sakit doang. enggak pernah tuh Taha ikut kita jalan jalan jauh sama bunda dan ayah... sebelum Taha sempet ngerasain juga, bunda udah duluan pergi." Ucap Mika, memberi banyak empati pada Taha.
Tatapan Saka berubah, menjadi sayu.
"Mika, umur lo dan Taha cuman beda satu tahun. lo juga udah ngelewatin banyak hal yang menyakitkan sama kayak apa yang Taha hadapin. gue yang salah karena kurang bisa ngasih perhatian ke lo, Mik..." Saka.
Mika tersenyum tipis. "Iya deh, kalau menurut lo kayak gitu, gue terima aja. tapi jujur deh, Bang... gue beneran nggak masalah sama sekali sama kasih sayang yang lo kasih ke Taha. tapi jujur, gue pernah sih cemburu sekali dua kali... tapi, kecemburuan gue sebenernya nggak terlalu berarti juga, karena gue paham sama perasaan lo, Bang."
"Perasaan gue?" Saka.
Mika mengangguk. "Perasaan kita sih, lebih tepatnya. kita berdua sama sama sayang banget sama Taha, sampai kadang lupa sama diri sendiri. Taha itu... bener bener satu satunya bintang yang ada di hidup kita. gue nggak tau sih, apa gue masih bisa bertahan sampai sekarang kalau bukan karena Taha. jujur, ada banyak banget momen di mana gue merasa hidup gue udah gak adil dan kosong banget, tapi untungnya... gue inget kalau gue masih punya lo dan Taha, itu keyakinan gue untuk tetep bertahan sampai sekarang. gue yakin, lo juga sama."
Saka tersenyum haru mendengar ucapan dari Mika. ucapan indah Mika yang selalu terdengar dewasa, tak pernah gagal membuat hatinya tergerak.
"Iya, gue juga sama kayak lo... emangnya, kalau bukan lo dan Taha, siapa lagi yang bisa nopang hidup gue, Mik? enggak ada. makanya, kalian itu berharga banget menurut gue. bahkan jauh lebih berharga daripada diri gue sendiri. jadi mulai dari sekarang, jangan sakit atau sedih lagi ya, Mik? lo kan tau seberapa pentingnya hidup lo dan Taha bagi gue... jadi kalau lo atau Taha kenapa napa, gue jadi ikutan sedih dong." Ucap Saka.
"Iya Bang Sakaa, gue nggak akan sedih sedih lagi deh. sebagai gantinya, lo juga harus selalu kuat ya, Bang. lo bilang lo mau jagain gue dan Taha, kalau gitu, lo juga harus jadi kuat biar bisa bantuin gue dan Taha buat terus berdiri tegak." Mika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bernyawa.
DiversosIni adalah bukti bahwa seluruh ikatan persaudaraan pasti pernah diuji. ー feat Serim Park, Minhee Kang, Taeyoung Kim. 𝘄𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 ⚠ some harsh words. violence, car accident. © AHNQUENCE. 2021, all right reserved.