. . .
"Bang." Mika memanggil Saka sambil menepuk pundaknya.
Saka menoleh kebelakang, kemudian menaikan satu alisnya ke atas. "Apa, Mik?"
"Taha marah ya sama gue?" tanya Mika, sedikit ragu untuk menanyakan nya pada Saka. mengapa ragu? Mika ini sangat tidak suka dianggap kekanak-kanakan, maka dari itu ia ingin setiap pertanyaannya terdengar dewasa.
"Kalau lo merasa Taha marah sama lo, ya coba minta maaf dong. nanya ke gue gak ada mempan nya sama sekali." jawab Saka sambil merapihkan dasi seragam nya.
"Kalau ternyata dia nggak marah gimana? malu dong kalau gue minta maaf sedangkan kita lagi nggak ada masalah apa-apa."
"Ya makanya lo tanya dulu sama dia. kalau merasa ada yang salah sama nada bicaranya, itu artinya dia emang lagi sebel sama lo."
"Tapi, gue gak merasa berbuat salah sama dia. berantem juga enggak. kenapa dia harus marah kalau gitu?"
"Astaga, Mika. lo bener-bener ya. gue bilang juga tANYA DULU. lo kalau malu bertanya, sesat dijalan." kesal Saka sambil membawa tas sekolah miliknya.
Mika menghela napas. "Capek gue sama Taha, seriusan. kalau ada masalah dikit nyemprot nya ke gue. kan jadi seolah olah gue biang kerok masalah idup nya."
"Udah lah, bahas nanti aja. sekarang sekolah dulu, gue nggak mau telat kayak kemarin." ucap Saka sambil berjalan menuruni tangga dengan tergesa.
Mika ikut menuruni tangga dengan segenap rasa malasnya. juga, sedikit rasa khawatir terhadap adiknya.
Sesampainya di lantai bawah. Saka langsung berjalan kearah kamar milik si bungsu, kemudian mengetuk pintunya sebanyak dua kali. "Taha, sekolah dulu yuk?" ucap Saka dengan suara lembutnya.
Sekitar satu menit setelahnya, Taha keluar dari kamar dengan seragam sekolah yang sudah rapih, lengkap dengan tas di pundaknya.
"Seragam rapih, rambut rapih, muka kok kusut? senyum dulu dong, masih pagi loh ini." Saka berucap sambil mencolek pipi Taha gemas.
"Apaan, sih." kesal Taha sambil mengusap kasar pipinya, ia memang tidak suka disentuh sejak dulu, geli katanya.
"Senyum dulu makanya. biar ganteng." kata Saka sambil tersenyum jahil.
Taha tersenyum paksa. dalam sekali senyum, lesung pipit sudah terlihat jelas terukir di pipinya, dan hal itu sungguh terlihat sangat manis bagi kedua kakaknya.
"ADUHH, MANIS BANGET. DIABETES NIH GUE?!" Mika berteriak dramatis sambil memegang dadanya, seolah olah ada bunga yang bertebar dalam dadanya setelah Taha tersenyum.
"Alay." Taha langsung berjalan pergi keluar rumah setelahnya.
"Tungguin kita, heh!" pekik Mika yang akhirnya ikut berlari menyusul Taha, diikuti juga oleh Saka yang hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan kedua adiknya itu.
* * *
Kini, ketiga kakak adik itu berpisah memasuki kelas yang berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bernyawa.
RandomIni adalah bukti bahwa seluruh ikatan persaudaraan pasti pernah diuji. ー feat Serim Park, Minhee Kang, Taeyoung Kim. 𝘄𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 ⚠ some harsh words. violence, car accident. © AHNQUENCE. 2021, all right reserved.