27 : Nanti, masalah akan diusut

115 15 0
                                    

"Kalau satu tambah satu itu sama dengan dua, aku tambah kamu itu apa?"

"Cinta."

"CIEEEE."

"Apaan sih anjir... bangun cepetan lo, ah. tumben banget susah dibangunin gini." Ucap Mika sambil memukul perut Taha yang masih asik rebahan tanpa mau berdiri untuk mandi.

Taha tersenyum. "Tadi lo bilang apa? Cinta?"

"Iya sayanggg, cintaku, hidupku, jiwaku, ragaku, nafaskuuuu! Udah cepet bangun bangsat!" Mika kembali memukul Taha, tetapi kali ini menggunakan guling.

"Ah! Hahahaha, biasa aja kali, lo salting ya sama gue?" Taha menaik turunkan alisnya genit.

"Najis banget mulutnya anjir. lo kalau lagi kenapa napa mending gak usah ngomong sama gue dulu deh... aneh?" Mika heran.

"Hoaaamm.... gue gak kenapa napa ya, cuman masih ngantuk, tau." Jawab Taha dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Terserah mau lo ngantuk apa enggak. Cepetan mandi, kita mau pulang sebentar lagi." Mika.

"Ya gak usah mandi lah... ribet banget sih, pulang rumah juga langsung tidur lagi kan." Taha.

"Ada benernya juga, tAPI LO KOTOR BANGET GILA, APA NGGAK MAU BILAS SEKALI AJA GITUU??" Mika.

"Kotor apanya deh, gue gak ngapa ngapain kok semalem?" Taha.

"Walaupun lo gak ngapa ngapain, dikiranya orang yang belum mandi itu bersih kali? Ya kotor lah." Mika.

"Ih, tapi kan gue masih wangi." Taha.

"Wangi iya, tapi gak bersih. ah serah lu deh, emang paling bener lu harus digetok Bang Saka dulu ya biar sadar." Mika.

"Lagian Bang Saka kemana sih? mandi doang kok lamaaaa.." Taha.

"Bang Saka mandi lama karena mandi nya niat, nggak kayak lo." Mika.

"Apaan anjir, lo kali yang mandi nya nggak nyampe semenit langsung beres, gatau tuh udah bersih apa belum, asal kena air deh kalo prinsip lo." Taha.

"Enak aja???" Mika.

Setelah percakapan tidak jelas antara Mika dan Taha berakhir, akhirnya Saka datang memasuki tenda dengan rambutnya yang masih basah beserta handuk di tangannya.

"Bang Sakaaaa! kok tumben mandi nya lama banget sih?" Tanya Mika, sekaligus menyapa Saka.

Saka tersenyum tipis pada Mika. "Tadi air di sana agak bermasalah, jadi harus nunggu beberapa menit dulu."

Mika ber-oh ria, walau sebenarnya ia tidak terlalu peduli juga dengan hal itu.

"Taha, mau mandi dulu nggak?" Tanya Saka.

Taha menggeleng sambil tersenyum kikuk. "Enggak, hehe... mager, mau langsung pulang aja."

"Hmm, kayaknya lo emang kurang cocok di alam deh, Ta. dari kemarin kayaknya lo enak tidurnya aja deh, padahal biasanya yang banyak tidur Mika." Saka.

"Nggak juga sih, Bang. waktu SMP gue pernah kemping, dan itu seru banget... cuman kalau bertiga doang, emang agak ngebosenin sih, terus juga kemarin gue lagi ngantuk banget gara gara kurang tidur." Taha.

"Pantesan... yaudah, beres beres ya sekarang, kita pulang sebentar lagi." Ucap Saka yang diangguki oleh kedua adiknya.

Saka membereskan barang barang di dalam tenda, sedangkan Taha keluar untuk mencuci muka bantal nya.

Mika ikut keluar dari tenda yang terasa pengap baginya karena penuh dengan barang barang.

Setelah keluar tenda, Mika menatap kearah ponsel Saka yang berdering di atas meja luar.

Bernyawa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang