Di malam yang sunyi ini, kamar ruang rawat Mika terasa gelap dan hanya terdapat cahaya dari laptop milik Kina yang terlihat sedang frustasi berkerja sambil menjaga Mika.
Sedari tadi, Kina mendapatkan cukup banyak laporan tentang kejadian kecelakaan tadi. kini gadis berwajah putih pucat itu sedang berusaha untuk mencerna semuanya dan memastikan tidak ada satu laporan pun yang terlewat.
Hingga tiba-tiba saja, ponsel miliknya berdering. Kina menatap kearah ponsel yang ditaruh di sebelahnya, kemudian ia ambil ponsel itu untuk menjawab panggilan yang masuk.
"Halo, Saka?" ternyata, yang menelepon adalah Saka.
"Kak... Mika apa udah sadar?"
Kina menghela nafas. ia memijat pelipis nya dengan perasaan frustasi. Saka sudah mengirimkan banyak pesan untuknya dan kini bahkan Saka menelepon Kina yang sedang pusing menyelesaikan masalah.
"Tadi kan aku udah bilang. aku bakal ngehubungin kamu ataupun Taha kalau Mika udah sadar nanti."
"Maaf, kak... Saka ganggu, ya?"
"Huft. enggak, gapapa. sekarang tidur dulu, ya? jangan mikirin terlalu banyak hal, stress gak akan ngebantu apapun."
"Iya kak... jangan lupa kabarin Saka kalau Mika udah sadar ya."
"Iya, Saka. good night, and sleep well."
Kina mematikan telepon, kemudian kembali terfokus pada laptop nya.
Kina menaikan satu alisnya ke atas. dengan perasaan yang tak nyaman, ia mulai berpikir panjang dengan mata yang tak henti-hentinya menatap kearah laptop.
"Mika... anggota geng motor?"
_____
Bohong kalau Saka bilang ia akan tertidur sekarang. karena nyatanya ia benar-benar tidak dapat merapatkan matanya untuk tidur. Saka merasa kacau, dan hal itu sungguh menganggu benak nya.
Sampai, pintu kamar Saka dibuka oleh Taha yang datang dengan guling di tangannya.
"Taha? kok belum tidur? ngapain kesini?" tanya Saka pada adik bungsunya.
Taha tidak menjawab, ia mendekat kearah Saka kemudian menjatuhkan tubuhnya ke dekapan milik Saka.
"Taha..." Saka terdiam, ia terkejut dengan Taha yang tiba-tiba melakukan hal itu padanya.
"Gak bisa tidur.. hari ini boleh tidur disini nggak, bang? hari ini aja, kok..." ucap Taha pelan.
Saka tersenyum tipis. ia mengangguk, kemudian mengelus surai milik adik bungsunya dengan penuh kasih sayang.
"Iya, boleh kok. mau setiap hari juga boleh, gue gak keberatan sama sekali." jawab Saka.
"Gue nya yang keberatan... jadi kayak anak manja." Taha.
"Loh, lo kan emang manja?" goda Saka sambil mencubit hidung milik Taha.
"Lo sendiri yang manjain gue, padahal gue gak pernah minta."
"Lo tuh anaknya masih muda, lucu, apalagi manis. dalem hati, lo juga mau dimanja tapi lo gatau gimana cara ngungkapinnya. untungnya gue peka dan tau kapan lo butuh pelukan, dan tau kapan lo bakal merasa geli kalau dipeluk." Saka.
"Sok tau." balas Taha. padahal dalam hati ia berucap bahwa ucapan Saka benar-benar tepat pada poin nya.
"Terserah deh.. susah ngomong sama bayi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bernyawa.
DiversosIni adalah bukti bahwa seluruh ikatan persaudaraan pasti pernah diuji. ー feat Serim Park, Minhee Kang, Taeyoung Kim. 𝘄𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 ⚠ some harsh words. violence, car accident. © AHNQUENCE. 2021, all right reserved.