Hari ini adalah hari sabtu. sekolah telah memasuki hari libur. itu berarti, kini Saka dan Taha sedang berada di rumah pagi ini.
Bagaimana dengan Mika? ah, ia sudah berangkat ke rumah sakit bersama dengan Kina tadi pagi. sangat pagi, bahkan Saka dan Taha tidak sempat berpamitan dulu dengannya.
Kini si sulung dan si bungsu sedang berada di ruang keluarga. keduanya berada di tempat yang sama namun tak saling membuka suara.
Sampai akhirnya Saka bergerak kearah dapur untuk mengambil kemasan susu coklat. setelahnya, Saka kembali ke ruang keluarga.
"Mau susu?" Saka menawarkan satu kotak susu coklat pada Taha yang sedang duduk diam di sofa.
Taha menoleh kearahnya, kemudian tersenyum manis, matanya terlihat berbinar lucu.
"Mau!" Pekik Taha sambil merebut susu kotak dari tangan Saka.
Saka hanya terkekeh, kemudian mengambil satu susu lagi untuk dirinya.
"Ehm, Bang Saka.." Panggil Taha.
"Apaa?" Saka.
"Nanti... minta maaf sama Kak Mika, ya?" Taha.
"Tanpa lo suruh juga pasti bakal gue lakuin kok, Ta." Saka.
Taha mengangguk. cukup lega mendengar jawaban dari Saka.
"Mika tuh..." Saka berucap, namun ucapannya berhenti di ujung bibir.
"Kak Mika kenapa?" Tanya Taha.
Saka menghela nafas. "Mika tuh anaknya hebat, tapi nggak bisa ditebak... bahkan kalau dia lagi sedih pun gue gak bisa nebak, Ta. harus dia sendiri yang ngomong langsung ke gue biar gue tau apa yang terjadi sama dia. beda sama lo, yang selalu ketauan mood nya cuman lewat muka." Kata Saka.
"Kenapa?" Taha kembali bertanya.
"Kenapa apanya?" Saka pun balik bertanya pada si bungsu.
"Kok lo bisa sih, peka sama gue doang... maksud gue, Kak Mika juga adik lo, Bang. walaupun Kak Mika keliatan udah besar dan pemikirannya selalu dewasa, bukan berarti dia anak yang udah nggak butuh perhatian dari kakaknya lagi..." Ucap Taha.
"Iya... gue tau gue salah karena kurang perhatian sama Mika. tapi... emangnya gue juga gak butuh perhatian, Ta?" Saka.
"Maksudnya, Bang?" Taha.
Saka tersenyum tipis, kemudian menggeleng. "Enggak, gapapa... gue cuman pengen aja, sekali kali ngerasain gimana rasanya dimanja sama kakak."
Taha tiba-tiba merasa bersalah pada Saka. apakah ia dan Mika terlalu egois hingga membiarkan Saka kehilangan seluruh masa remajanya? Taha pikir, sikap Saka sudah tidak lagi seperti anak remaja, melainkan orang dewasa. padahal, dari segi umur, umur mereka bertiga tidak terlalu berjarak jauh. dari umur saja sudah terlihat bahwa sebenarnya Saka masih membutuhkan kasih sayang dari orang yang lebih tua.
"Maaf ya, Bang... kayaknya gue sama Kak Mika terlalu egois dan nggak pernah bisa paham sama perasaan lo..." Ujar Taha pelan.
Saka menggeleng sambil terkekeh. "Apaan sih? nggak usah minta maaf juga kali. santai aja sama gue, Ta... kayak ke siapa aja lo?"
"Ih, kok malah bercanda? dikiranya gue gak serius apa." Taha.
"Dih serius katanya? emangnya seorang Rataha bisa serius gitu? mustahil kayaknya." Saka.
"Gitu banget loo??" Taha melemparkan tatapan sebalnya pada Saka, sementara yang lebih tua hanya terkekeh menanggapinya.
Setelah selesai berbincang bersama, Saka akhirnya bangkit dari sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bernyawa.
RandomIni adalah bukti bahwa seluruh ikatan persaudaraan pasti pernah diuji. ー feat Serim Park, Minhee Kang, Taeyoung Kim. 𝘄𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 ⚠ some harsh words. violence, car accident. © AHNQUENCE. 2021, all right reserved.