3 : "Jangan ngambek lagi, ya?"

259 34 7
                                    

. . .

























































"Makan dulu, yuk?"

Tanpa Taha sadarin, udah ada Saka yang datang ke kelasnya sambil bawa kotak makan besar untuk makan siang yang pastinya bukan porsi untuk sendiri. Taha tau betul, Saka nggak pernah lupa buat bikin bekal untuk makan siang mereka berdua dan Mika di sekolah.

"Kak Mika mana?" Tanya Taha sambil menutup buku lembar kerja nya. omong-omong soal Sean, dia sudah terlebih dahulu pergi ke kantin untuk mencari makanan, katanya menunggu Taha mengerjakan soal terlalu lama untuk perutnya yang sudah lapar.

"Udah asik sama temen-temennya kayaknya... kita makan berdua aja mau?" Ucap Saka. Taha mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Saka tersenyum tipis, "Yaudah, yuk." kemudian, ia dan Taha berjalan pergi ke kantin untuk menyantap makan siang disana.

Saka dan Taha duduk di satu meja kantin yang kosong. kemudian keduanya mulai memakan bekal makan siang tanpa membuka suara sedikitpun.

Merasa canggung, akhirnya Saka berdehem pelan untuk mencairkan suasana. "Khemm."

Taha berhenti menyuap nasi, ia menatap kearah Saka, kemudian menaikan satu alisnya ke atas.

"Kamu beneran lagi marah ya sama Mika?" Tanya Saka, membuat topik secara tiba-tiba.

"Ehm.. enggak..." Jawab Taha ragu sambil memainkan sendok nya.

"Taha, lo kalau lagi ada masalah, keliatan. kayak sekarang ini nih... yang biasanya heboh kesana kesini, sekarang malah diem-diem aja."

"Ya gue diem karena nggak ada topik yang cair, bang..." Kata Taha, masih dengan tangan yang memainkan sendok miliknya.

"Cerita aja... Mika iseng lagi sama lo? dia gangguin lo tidur kemarin malem? hm?" Tanya Saka.

"Enggak, kak Mika nggak ngapa-ngapain..."

Saka menghela nafas. kali ini ia menarik pelan sendok yang sedari tadi Taha mainkan, kemudian ia taruh sendok itu di kotak makan, agar Taha bisa terfokus pada pembicaraan.

"Rataha..." Ucap Saka sambil menatap Taha dengan cukup tajam.

"Bang, nggak usah mulai deh... jatuhnya serem, nggak suka." Kata Taha sambil memalingkan wajahnya dari Saka.

"Ya makanya jujur sama gue sekarang, lo kenapa? apa bukan karena Mika?" Saka semakin memperdalam tatapannya pada Taha.

Dan ucapannya sangat tepat pada point nya. Saka memang sangat peka.

"Engh. Ih. gue geli banget diliatin kayak gitu, risih bang, sumpah."

Saka menghela nafasnya, ia kembali menetralkan tatapannya pada Taha, "Ta, kalau ini soal ayah, gue mohon jangan terlalu dipikirin, ya?"

Taha tersentak. bagaimana bisa Saka langsung mengetahui hal itu bahkan tanpa Taha beritahu?

Melihat perubahan ekspresi dari Taha, Saka semakin yakin apa penyebab murungnya wajah Taha pagi ini.

Bernyawa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang