23 : Malam hari, selalu saja rumit

152 18 0
                                    

Mika sudah sampai di rumah dari jam 13.00 siang. rumah benar benar terasa sangat sepi tanpa adanya kedua saudara yang menemani.

Sedari tadi kegiatan yang Mika lakukan hanyalah menonton TV, bermain gadget, dan memenuhi asupan tubuhnya dengan memakan nasi.

Namun tetap saja, Mika merasa sangat bosan. ia tidak suka dengan rasa kesepian ini.

Sampai akhirnya, pintu rumah terbuka.

Mika langsung berlari kearah pintu, dan menyambut kepulangan kedua saudaranya.

"Bang Saka, Tahaaaa!" Pekik Mika sambil tersenyum.

Saka menutup kuping sebelah kirinya. "Berisik banget astaga, Mika."

"Kangeennn..." Mika.

"Cuman ditinggalin beberapa jam sih, gak nyampe sehari juga." Ujar Taha.

"Yaudah sih julid amat lo berdua. gue beneran kangen ya tai." Kesal Mika.

Saka pun terkekeh karena tingkah lucunya Mika. "Iya iya maaf. sini peluk kalo beneran kangen." Saka melebarkan kedua lengannya agar Mika dapat menjatuhkan tubuh ke pelukannya.

Mika tersenyum, ia memeluk Saka dengan hangat, juga dengan perasaan bahagia.

"Gimana tadi, Kak? lancar nggak damainya?" Tanya Taha.

Mika melepaskan pelukannya dari Saka, ia kemudian mengangguk menjawab pertanyaan dari Taha.

"Lancar sih. dianya juga kayak yang beneran bersalah sama gue. semoga aja sih dia beneran jera." Mika.

"Kalo dia gak jera, berarti emang anak setan ya." Taha.

"Hahaha anjir. gitu amat congor lo." Mika.

"Biarin aja. gadeg banget gue sama dia." Taha.

"Yaudah ya, Mik. gue sama Taha mau bersih bersih dulu. kotor nih, baru pulang sekolah." Kata Saka.

Mika mengangguk, membiarkan mereka berdua pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah keduanya pergi, Mika menatap kosong kearah lantai yang ia injak dibawah.

Mika memikirkan Saka dengan perasaan yang tidak enak, sejujurnya. kemarin Saka baru saja berteriak, menumpahkan isi hatinya dengan segala rasa frustasi yang ia punya. tetapi kini Saka melakukan aktivitas seperti biasa, seolah olah tidak ada yang terjadi.

Hal itu membuat Mika semakin merasa tidak nyaman. Mika tidak nyaman dengan semua ini. Mika merasa keluarga seharusnya dapat menyelesaikan masalah satu sama lain dan bercerita kepada satu sama lain saat butuh.

Ah, tetapi Mika pun sama... ia juga tidak pernah benar benar bercerita atau sekedar meminta saran pada kedua saudaranya.

* * *

Sekarang sudah waktunya makan malam. seperti hari hari biasanya, Saka, Mika, dan Taha kini sudah berada di meja makan sambil memakan makanan yang sudah Saka buat tadi.

"Bang Saka." Ucap Mika.

Saka menatap kearah Mika, kemudian menaikan alisnya ke atas. "Apa, Mik?"

Bernyawa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang