12🐰

22.3K 6.7K 5.5K
                                    

Andin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Andin

Andin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




12. Menfess




Ical sedikit tidak menyangka Andin akan mendatanginya.




Di kantin, tepat anak-anak sedang makan bersama. Cewek itu tiba-tiba menghampiri Ical membuat suasana meja kantin yang tadinya rusuh jadi hening. Semua serempak menunggu respon apa yang Ical keluarkan.


"Cal?" Andin memanggil lagi.

"Eh iya An," Ical mengusap bibirnya dengan tisu, ia langsung beranjak membuat Luna memutar bola matanya malas.

"Nggak papa kalo nemenin gue makan di meja lain?" tanya Andin pelan.

Ical menoleh pada teman-temannya dulu, bisa melihat Luna dan Zia menggeleng dengan pelototan galak. "Eung... itu—"

"Kita udah lama nggak ngobrol," ucap Andin sambil terkekeh. "Eh tapi kalo lo nya nggak mau ya—"

"Mau kok." balas Ical cepat. Ia mengusap lehernya sesaat sebelum beranjak.

Luna menusuk bakso di mangkuknya dengan wajah sengit, Gibran di sampingnya menggeser segelas es jeruk. "Jangan emosi." tegurnya.

"Tuh cewek nggak liat apa ya lagi seru seruan juga," cibir Zia.

"Kayak sengaja nggak sih??" gerutu Luna.

"Udah biarin aja dia maunya gimana," balas Nathan seperti biasa tak mau ada ribut.

"Iya bener," balas Zia berubah pikiran.

"Lanjut makan guys jangan liatin mereka," tegur Nayya. "Tar Icalnya risih."

"Ale mana?" tanya Dilla tiba-tiba, satu meja langsung menatap cewek itu tak percaya. "Biasa aja bisa nggak ngeliatinnya?"

"Nggak bisa, Dill." balas Luna dengan wajah syok. "Sumpah nggak bisa."


Sementara itu di meja lain Ical baru saja meletakkan sebuah minuman, tersenyum singkat pada Andin yang mengucapkan terima kasih.



Wah, kenapa jadi canggung begini...



I'm Into You ( AS 6 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang