momen ga tepat ale kemarin sengaja dibuat biar hari ini super tepat HAHA sorry ya le ngorbanin elu
37. Ayah Bunda
Ical terus berlari memasuki rumah sakit, ia pergi ke ruang administrasi untuk menanyakan ruang rawat Ale. Ini kedua kalinya dia mendengar kabar bocah tengil itu masuk rumahs sakit, demi apapun jantung Ical hampir keluar dari peredarannya.
"Ini kan ruangannya?" Ical mondar-mandir di depan ruang dua belas. Lalu menoleh pada Yuuka yang muncul dengan ngos-ngosan karena tidak mampu berlari. "Ka?? Ini ruangannya?"
"Kan Kak Ical yang nanya," Yuuka membungkuk sambil menyentuh lututnya, lalu menegak lagi. "Coba ditok-tok,"
"Bukan rumah heh." Ical berusaha mengintip lewat kaca pintu, ia berdecak khawatir. "Tuh monyet kenapa rese sih ah elah."
"Ih kamunya jangan panik dulu," Yuuka dengan enteng membuka sedikit pintu ruangannya membuat Ical mendelik. "Hehh yupi!"
"Permisi??" Yuuka menengok ke sana kemari, di belakangnya Ical berjinjit untuk melihat juga. "Ada orang?" tanyanya pelan.
"Ehhh adek-adek," Tiba-tiba ada suster muncul di belakang mereka membuat dua sejoli itu langsung keluar dan menutup pintu. "Jangan masuk ya, ada pasien loh."
"Suster, ini yang di dalem temen saya bukan?"
"Sebentar ya saya cek," ucap suster itu ikut membuka pintu untuk memeriksa. Lalu kembali lagi dan menutup pintu. "Pake baju sekolah pasiennya, yang kecelakaan tadi ya?"
Ical langsung menyerngit panik. "Boleh masuk nggak, Sus?"
"Tunggu Dokter dateng dulu, ya."
"Temen saya nggak papa kan, Sus?" tanya Ical dengan nada ingin menangis. Beneran emosional banget kalau menyangkut sahabatnya. "Kecelakaan gimana tadi? Ada darahnya nggak? Dia sekarang bangun apa pingsan??"
"Sebentar lagi dokternya dateng kok, jangan panik ya, duduk di situ dulu." pinta sang suster sebelum melangkah untuk pergi.
Ical berdecak pelan, ia kemudian menunduk sambil mengusap wajahnya. Yuuka yang melihat jadi merasa kasihan, pasti khawatir banget. "Kak?" panggilnya. "Duduk dulu yuk?"
"Kalo dia kenapa-napa gimana anjir," Ical memalingkan wajah sambil menghapus air matanya dengan punggung tangan. "Tuh anak kurang ajar emang."
"Ihhh duduk dulu duduk," Yuuka menarik tangan Ical dan mendorong bahunya agar duduk. "Kak Ical jangan panik gini, udah orang nggak papa kok, abis ini dokternya dateng."
"Mas nya tadi bilang kecelakaan parah," Ical menunduk karena terlalu malu ketauhan menangis. Dia hanya tidak bisa menahan diri jika situasinya seperti ini.
"Aaaa," Yuuka yang sedang berdiri langsung menarik Ical ke dalam pelukannya membuat Ical mengulurkan tangannya melingkar di pinggang Yuuka. "Jangan nangis ya, dah, cup cup orang Kak Ale nggak papa kok."
Ical malah menggeleng. "Temenin masuk,"
"Kan nggak boleh Kak Ical, nunggu dokternya dateng dulu," Yuuka melepas pelukan mereka, lalu menangkup wajah Ical yang basah karena air mata. Lalu mengusapnya dengan jari. "Nanti maen lagi ya sama Kak Ale, jangan nangis oke?"
Ical jadi menangis sambil tertawa. "Gue bukan bocah SD anjir lo kenapa sih?" lirihnya jadi gagal bersedih. "Bisa nggak sehari aja jangan bikin orang nggak tenang?"
Yuuka langsung meringis. "Bukan gitu ya cara hibur orang?"
Ical menghela napas berat, moodnya untuk menangis jadi hilang. Ia kemudian melirik Yuuka lagi yang sedang berdiri. "Ale bakal nggak papa kan? Gue sering ngatain dia musnah tapi nggak serius sumpah, malah dikabulin."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Into You ( AS 6 )
Fiksi RemajaMAK COMBLANG 2 Ada dua hal yang Ical cintai di dunia ini. Pertama dirinya sendiri, kedua kelincinya. Karena tak sengaja melihat kelinci unik di sekolah yang membuat rasa ingin memilikinya meninggi, Ical harus berhadapan dulu dengan adik kelas lemot...