28🐰

22.1K 6.6K 5.7K
                                    

28

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





28. Cuma temen






Andin tiba-tiba datang ke rumahnya.

Ya, mustahil cewek itu tidak tau alamat rumah Ical.

Andin meletakkan martabaknya di meja teras, tak lama kemudian Ical muncul membawa dua gelas minuman. Lalu menarik kursi dan duduk di sebelah Andin.

"Lo bangun kolam renang ya di depan, baru liat tadi." ucap Andin.

"Iya tuh abang yang minta," jawab Ical sambil mengambil hp-nya di meja. "Minggu ngapain aja, An??"

"Gue?" jawab Andin. "Tadi pagi sih nganter papah ketemu sama penulis, syukur dapet job baru lagi."

Ical mengangguk. "Bagus lah,"

"Thanks ya buat transferannya, tar kalo udah nabung gue balikin uangnya." ujar Andin sambil menggeser piring martabaknya. "Nih dimakan, Cal."

"Rasa apa tuh, enak kayaknya."

"Coklat kacang," jawab Andin. "Lo suka kan?"

Sebagai bentuk menghargai Ical mengambil satu potong dan memakan martabaknya, menegakkan badan sambil tersenyum pada Andin yang terus menatapnya.

Jujur...


Ical nggak nyaman, sama semuanya.

Luna akan selalu kesal dengan sikapnya karena belum ngerasaiin ada di posisi Ical yang dikejar seperti ini, bentar, Ical bukan kegeeran atau sok kecakepan.

Tapi dulu Andin tidak seperti ini, menghubungi Ical hampir setiap hari, mendatanginya bahkan main ke rumahnya tanpa bilang seperti sekarang. Dengan itu Ical justru merasa aneh dan tidak nyaman, seakan memikirkan bagaimana cara yang tepat agar urusannya dengan cewek ini selesai.


Ical nggak jahat kan?


"Lo minggu gini nggak ada kegiatan apa?"

"Ada sih," jawab Ical membawa alasan. "Mau kirim dessert sama Ale, nunggu dia dateng. Sama..." Ia menggantung ucapannya.

Baru ingat Yuuka tadi mengiriminya pesan.

"Sama apa?"

"KAL ICAL SELAMAT PAGI YUUKA DATENG!!"

Yang dipikirkan muncul.

Entah kenapa senyum Ical langsung terbit, seakan membebaskan dia dari suasana canggung yang cukup mencekam ini. Tak lama muncul sosok berkaos kelinci dengan rok hitam selutut, berusaha membuka gerbang dengan tangan kecilnya.

Ical terkekeh sambil berdiri. "Badan secuil juga," ucapnya kemudian berlari kecil menuju gerbang.

"Cal??" Andin memanggilnya.

I'm Into You ( AS 6 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang