34🐰

24.2K 7K 6.6K
                                    



dua bab jadi satu deh




34. Sensi





Asing, ya.


Hidup Yuuka mendadak terasa hampa.


Kecelakaan mamah waktu itu syukur tidak ada luka serius, dan untuk sementara Mas Ayan tidak bisa mengantar Yuuka kecuali menjemput pulang karena harus ada setiap waktu jika Mamah butuh sesuatu. Jadilah tiap berangkat Yuuka dipesankan taxi atau diantar Papah.


Hampanya tapi bukan karena itu...


Karena hidupnya kembali menjadi normal seperti sebelumnya.


Sebelum dia menyewa Mak Comblang, sebelum dia bertemu dengan Ical, sebelum mereka saling akrab, sebelum mereka bertemu setiap saat untuk membahas kelinci, sebelum Rangga membohonginya.


Yuuka tidak mengerti kenapa dia harus mengalami semua itu dan berakhir menjadi sebuah kejadian masa lalu saja, sekarang semuanya kembali menjadi normal. Tidak ada lagi yang menghujat Yuuka di sosial media atapun saat lewat.

"Udah diambil hikmahnya aja, kalo semua cowok sama aja." ucap Affah membuat Yuuka mendengus.

"Kan, dari awal udah diingetin juga," ucap Jidan menjitak dahi Yuuka. "Lo tuh cakep, mending cari cowok yang digapainya nggak bikin overthinking." katanya sambil menyenggol lengan Riko.

Riko menahan senyum, lantas merubah ekspresinya menjadi normal. "Tenang aja, dia nggak bakal berani deketin lo lagi, Ka."

"Tapi Kak Rangga sekarang malah ngechat Yuuka terus tau," sahut Affah. "Kayak aneh nggak sih, padahal udah bikin ribut di lapangan waktu itu."

"Wah parah nggak punya malu," Jidan mendengus sengit.

"Blokir aja, Ka." suruh Riko.

"Dikira drama Korea apa ya taruhan-taruhan segala, alay banget dah," tambah Jidan.

"Kalo itu niatnya dari dulu juga ogah gue dukung Yuuka dicomblangin," cibir Affah. "Kek masih gedek banget sama temen ceweknya, huhhh, pen gue cabik-cabik mukanya."

Yuuka menghela napas berat, tak ada waktu untuk memikirkan soal Rangga saat ini. Biarkan saja cowok itu melakukan apa yang dia mau, Yuuka tak mau meladeni. Jika kesalahan Rangga hanya sekedar berbohoh karena hal sepele mungkin masih ia maklumi, tapi jika urusan dengan harga diri mending Yuuka yang mundur.

Karena Kak Ical pernah bilang, harga diri nomer satu.

Iya...

Kak Ical yang bilang semua hal baik padanya.




"Ka, anterin ke kamar mandi ayokk," Affah tau-tau menarik lengan Yuuka jadi dia tak sempat menolak. Keluar dari kelas dengan ekspresi senduh. "Dah, lo kalo mau cerita sekarang mumpung nggak ada mereka."

Yuuka menoleh pada Affah dengan dengusan geli. "Kamu pengertian banget sih, Fah?"

"Sangat sih."

Yuuka menunduk sambil berjalan. "Kegeeran banget nggak sih kalo aku ngerasa Kak Ical ngambek karena waktu itu pulang sama Rangga?"

Affah menyerngit. "Yang kapan dah?"

"Yang waktu Mamah kecelakaan ituloh, kan aku terpaksa nebeng Kak Rangga ke rumah sakit. Pas-pasan Kak Ical liat—"

"Lah kenapa Kak Ical harus ngambek?"



Yuuka langsung diam seribu kata.


Kan. Dia yang kegeeran. Dia doang.

"Lupaiin deh," Yuuka mengangkat bahunya. "Kayaknya aku kebanyakan mikir yang enggak-enggak deh."

I'm Into You ( AS 6 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang