29🐰

22.2K 6.7K 2.9K
                                    











29. Terpana



Luna, Ale dan yang lainnya masih menunggu di dalam rumah Ical sejak lima menit lalu. Sebenarnya ini usulan Luna untuk mengajak anak-anak pergi bersama karena cewek itu terus berusaha menghindarkan Ical dari kedatangan Andin.

"Udah kamu nggak usah ikut-ikutan," tegur Gibran yang paling bisa menasehati Luna tanpa diambekin. "Biar maunya Ical aja."

"Aku kan meluruskannnn," balas Luna nyolot. "Aku tau Ical nyembunyiin sesuatu dari kita, dari kemaren diajak ketemu sama Andin mulu."

"Tuh cewek mau manfaatin Ical lagi nggak sih?" tanya Zia. "Nggak ada capeknya sumpah."

"Manfaatin gue sih," celetuk Ale.

"Kann Zi bukan gue doang yang mikir gini," balas Luna menggebu-gebu.

"Yaudah sih duit-duit Ical, tar kalo abis kan anaknya kerasa sendiri," balas Nathan cuek. "Dari pada kalian berantem kayak dulu lagi."

"Ya nggak papa sih kalo harus," ucap Luna. "Ya kan, Le?"

Ale yang sedang menyender di sofa langsung pura-pura menunjuk atap. "Ih ada cicak kawin," katanya sambil mendorong lengan Nathan.

"Dih," Luna meliriknya malas.

"Guys, ini nggak papa gue masak di rumah Ical?" Nayya kemudian datang membawa beberapa mangkuk mie disusul Dilla yang memberikan mangkuk pertama untuk Ale.

"NAHH GINI KEK DARI TADI, tegang bet suasanya kek pemilu. Itu telornya setengah mateng nggak??" tanya Ale.

"Masih mentah," jawab Dilla cuek. "Cepet ah panas nih jari gueee."

"Itu yang ada cabenya punya Nathan sama Zia, Gibran yang kosongan, Lun, lo tadi bilang nggak mau kan?" tanya Nayya.

"Nggak Bun, nggak mood makan," cibir Luna menopang dagunya dengan satu tangan di atas meja. Masih kepikiran sama kalimat yang dilontarkan Andin tadi.

Gibran yang peka dengan pacarnya langsung menggeser mangkuk mie miliknya. "Kamu belom sarapan."

Luna menggeleng, tak sadar matanya sudah berkaca-kaca. Tapi dia terlalu malu dilihat teman-temannya jadi bersembunyi di pelukan Gibran.

"Nggak usah diambil hati omongan dia," Gibran menepuk bahunya pelan.

"Aku dikataiin sok ngatur masa," lirih Luna sambil menunduk, membiarkan air matanya menetes. "Kasian tau Ical uangnya abis kalo disuruh nurutin Andin mulu."

Nathan di sofa atas melirik ke bawah. "Tar gue bilangin anaknya,"

"Kalo Nathan yang ngasih tau dia paham langsung kok, Lun." balas Zia sambil mengunyah mienya.

"Andin setan emang," umpat Dilla.

"Ini kenapa lagi?" tanya Nayya. "Masih bahas soal Ical?"

"Terus tuh anak jadi nganter Andin?" tanya Dilla menahan tangannya yang hendak menyuapi Ale, mulut cowok itu sampai menganga lama.

"Eh iya, si Yuuka mana??" tanya Zia. "Tadi abis ngobrol sama gue kok."

Luna langsung menegakkan badannya. "Ohiya, anaknya kemana?"



🐰🐰🐰🐰🐰🐰🐰





Ical dan Yuuka duduk berdua di kursi depan kandang kelinci.



Keduanya masih diam dengan pikiran masing-masing.





"Kak Ical bisa di sini aja nggak...? Sama aku."





I'm Into You ( AS 6 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang