33🐰

24.6K 6.7K 4.7K
                                    

34. Bukan siapa-siapa




"Yuuka gemessss," Luna datang ke kelas bersama Zia, Ale dan Dilla setelah kejadian di lapangan tadi sebab Ical membawa Yuuka ke kelasnya dulu sebelum mengantar pulang.

"Udah paling bener tuh emang jomblo," ucap Ale. "Semua cowok emang sama aja, Ka." katanya seraya menancapkan sedotan di kotak susu lalu memberikannya pada Dilla.

"Tapi jujur aja nih ya Ka, maaf kalo menyinggung, lo tuh terlalu pantes buat modelan kayak Rangga, dari pandangan gue orangnya biasa aja tau jadi jangan ditangisin,"

"Cara ngomongnya aja mirip ya," Luna tertawa.

"Maaf kalo menyinggung," cibir Ale. "Udah tau bakal nyinggung masih aja dilanjutin." katanya membuat mereka tertawa termasuk Yuuka yang langsung menutup wajahnya malu.

"Cieee mau ketawa ditahan cieee," Ical mencolek pipi Yuuka. "Dih malu malu, Lun, kasih paham nih anak cepet,"

"Ka, gue ijin ngasih wejangan ya," Luna duduk di samping Yuuka. "Cowok yang pernah nyakitin kita itu terlalu rendah kastanya buat ditangisin, apalagi mereka yang nggak pernah ngasih feedback ke hidup lo,"

"Kasih paham Mak Comblang!" seru Ale tepat ditelinga Dilla membuat cewek itu terlonjak kaget. "Bego!" Dilla mendorong lengannya kesal.

"Aku nangis karena malu tadi," ucap Yuuka sambil tersenyum, padahal matanya sudah berkaca-kaca, artinya hendak menangis lagi. "Di apatuh itu dilitain banyak orang."

"Sumpah mereka pada belaiin elo kok, yang ngetawaiin elo tadi cuma cewek-cewek nggak laku kalo kata Ical," ucap Zia. "Ya nggak, Cal?"

"Bener," Ale yang mengangguk. "Iri sama lo itu, Ka."

"Padahal kan mereka yang jahat ya," cicit Yuuka sambil mengusap air matanya yang menetes.

"Yuuka mah anak baik-baik," balas Luna. "Mereka mah anak bangsat-bangsat."

"Cup cup," Ical mengusap air mata Yuuka dengan punggung tangannya. Karena makin emosional Yuuka menangis lagi membuat Ical tertawa. "Yahhh katanya nggak mau nangis lagi tadi, ah elah."

"Mau pulang aja," Yuuka sesenggukan, wajah putihnya langsung memerah. Ia menunduk dalam jadi Ical segera merangkulnya dan mengusap bahu Yuuka. "Bentar lagi bel, udah cup cup."

Ale jadi pura-pura menangis menyender di bahu Dilla. Luna di sampingnya langsung menjambak ujung rambut Ale sementara Zia mencarikan tisu di tas Dilla untuk diberikan Yuuka.

"Lo anter pulang aja Cal, orang belnya lima menitan lagi." suruh Luna.

"Emang boleh?" tanya Ical.

"Lagian pada sibuk lomba, nggak bakal ngeh kalo ada yang pulang," ucap Zia.

"Gerbang dibuka," balas Dilla. "Tadi gue abis beli cilok."

"Yaudah kita otw balik juga kalo gitu," Ale mengambil tas miliknya lalu berlari kecil ke kursi pojok mengambilkan punya Dilla. "Nathan sama Gibran suruh ke sini kek! Tuh anak berdua kelayapan mulu kek bolang."

"Aaaaa nggak ngaca lu pokemon," cibir Luna.

"Kalian duluan aja, gue sama Nathan mau ngantin dulu." suruh Zia sekalian mengambil tas. Ia kemudian melambaikan tangannya sebelum keluar. "Duluan guys! Dada degem!"

"Nyuruh kita duluan, dia yang pergi dulu," Ale tertawa heran. Bentuk otak temannya memang tidak sempurna.

"Zi, bilangin Gibran suruh ke parkiran langsung ditunggu Luna!"

I'm Into You ( AS 6 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang