21

1.3K 135 8
                                    

Niki berlari dengan langkah lebar sembari menahan tangis nya saat mendengarkan kabar bahwa sunoo masuk rumah sakit

"Akibat depresi  yang di derita nya, ia hampir mencoba bunuh diri kembali" itu lah kalimat yang terus berputar di kepalanya, kalimat yang sebelumnya dokter ucapkan lewat telepon beberapa waktu lalu

Pintu ruangan terbuka menampilkan sunoo yang berbaring menghadap Kedinding, dengan langkah pelan Niki menghampirinya dan duduk di pinggiran ranjang sunoo, ia menatap sunoo dengan tatapan menyesal, ia menyesal karna berbicara kasar pada sunoo

Sunoo yang merasa ada pergerakan di ranjang nya reflek menoleh, dan saat melihat wajah Niki ia kembali membuang wajah nya menghadap tembok

"K-kau sudah makan?" Tanya Niki

Tak ada jawaban sama sekali dari sunoo, nafasnya malah semakin memburu karna ketakutan, Niki melihat tangan sunoo yang sudah di baluti dengan perban dan tertunduk menyesal sembari menggigit bibirnya sendiri

"A-aku akan pergi, aku sudah melihat mu jadi tak masalah, istirahatlah" Niki berdiri dan hendak beranjak dari ruangan itu

"Pria brengsek" tiba tiba suara bergetar  sunoo menghentikan langkah nya "apa yang harus kulakukan pada hidupku? Aku bahkan sudah menyerahkan seutuhnya padamu?, Apa kau benar benar akan meninggalkan ku?, Kau sudah membuatku percaya padamu sampai aku benar benar bulat berfikir jika aku menyerahkan semua yang kau inginkan, kau tak akan meninggalkan ku, apa kau benar benar hanya ingin menikmatinya?" Sunoo menangis hebat saat dada nya mulai terasa sesak, nafas nya tersenggal senggal "aku bahkan bekerja keras, agar aku bisa hidup mandiri tanpa memintanya padamu, aku merasa hidupku sudah berakhir sampai disini jika kau benar benar meninggalkan ku...."

Niki berbalik menatap sunoo yang memunggunginya

"Jadi aku berniat untuk mengakhirinya, aku berniat mengakhiri hidupku, percuma saja di pertahankan tak ada gunanya, kau sudah memakai ku untuk alat nafsumu, aku tak punya keluarga lagi, mencium aroma bunga saja tak bisa lagi" bibir nya bergetar saat mengatakan semuanya "tapi... Tapi aku tak sanggup, betapa sedihnya kau jika aku pergi meninggalkan mu, kaki ku bergetar saat membayangkan itu semua, Niki ini sangat menakutkan hidup seperti ini benar benar menakutkan bagiku, kau sudah melihatku di titik terendah sekarang, aku benar benar tak sanggup jika benar benar kehilanganmu, aku sudah berusaha untuk mencintaimu agar kau tak pernah meninggalkan ku"

Niki menyambar sunoo dengan pelukannya
"Maafkan aku, ini semua karna ucapanku padamu, maafkan aku sunoo aku tak bermaksud berkata seperti itu, aku tak bermaksud memakai tubuhmu, aku hanya ingin kau berhenti berbuat baik pada orang yang membenci mu, itu sangat melukai ku, aku melihat jelas semua orang yang menyakitimu dengan mata ku sendiri tapi kau tetap berbuat baik padanya, itu sangat membuat ku sakit. Jangan mencoba berbuat hal hal yang menyakiti dirimu, tolong jangan lakukan ini lagi sunoo, tangan mu terluka, hatiku sakit melihat nya, aku mohon jangan lakukan hal seperti ini lagi, ini benar benar menyakitkan" untuk pertama kali Niki menangis di hadapan sunoo dengan memeluk tubuh sunoo erat, tangan nya bergetar hebat saat tangan sunoo menyentuhnya

"Aku tidak pernah marah jika kau berkata kasar padaku, tapi jangan coba untuk meninggalkan ku Niki, aku hanya mempunyaimu, satu satunya yang ku punya cuman kau, berhentilah untuk berkata akan mengakhiri hubungan kita, itu bukan permainan, aku mohon berhentilah berkata seperti itu" sunoo menatap Niki dengan mata yang memerah air mata nya sudah tak bisa di tahan lagi

Sunoo mengusap air mata Niki dengan punggung tangannya, bagaimana pun Niki lebih muda dari nya, dia harus bersikap dewasa jika dalam keadaan seperti ini

"Apa tangan mu masih sakit?" Tanya Niki menyentuh pergelangan tangan yang di balut perban tersebut

"Tidak, ini tak sakit"

Niki mengecup pergelangan tangan itu "ini kulakukan agar cepat sembuh seperti katamu"

Sunoo tersenyum manis saat Niki melakukan itu padanya

"Jangan menangis, kau seperti anak kecil jika menangis" ucap sunoo masih mengusap mata Niki yang mengeluarkan airmata

"Maafkan aku, aku benar benar tidak memakaimu untuk alat nafsu, aku benar benar mencintaimu, aku menyesal berkata seperti itu padamu, pasti sangat sakit" Niki memandang sunoo dengan tatap menyesal nya

"Sudah lah, tak perlu membahasnya lagi, jalani saja untuk saat ini, jangan menangis lagi, jika kau menangis semua orang mengira aku adalah ayahmu yang sedang memarahi anak nya"

"Aku tak menangis aku hanya sedih melihat tanganmu, kau pasti menggoresnya menggunakan pecahan botol parfum mu, aku mencium aroma tubuhmu lagi"

"Sepertinya kau sangat menyukai hyacinth, apa aku harus membuatkan parfum khusus untuk mu juga? Kau mau aroma apa?, Walaupun aku tak bisa mencium aromanya aku tau takaran membuat nya"

"Kau harus tau selama ini aku hanya memakai satu aroma saja, kau ingin tau aroma apa ditubuhku?"

Sunoo mengangguk ingin tau

"Vanilla, jika kau menciumnya pasti kau sangat menyukai nya, tapi aku lebih menyukai aroma tubuhmu, dibanding aroma vanilla di tubuhku" Niki memeluk kembali tubuh mungil sunoo

Secepat itulah dua insan ini berbaikan, walaupun dalam diri masing masing merasakan sakit yang luar biasa, serta fisik yang lemah, masing masing meredakan emosi nya dan mengalah, itulah cara yang sangat mudah agar semua nya tak terbakar api, jika kau terlalu mementingkan keegoisan itu, api yang menyala semakin menyebar ke sekitar nya, menyambar apa saja yang bisa di lahap nya

.
.
.
.
.
.
.
.
.



HYACINTH  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang